ISLAM itu indah-----ISLAM itu sempurna dan ISLAM itu rahmatan lil 'alamin-----JANGAN Hanya menilai ISLAM dari pengikut / umatnya...!-----tapi Nilai lah ISLAM dari ajarannya...!-----Pelajarilah...!-----Jika Tidak Tahu Bertanyalah Pada Ahlinya-----maka anda akan mengetahui betapa menakjubkanya Islam bagi kehidupan manusia

(Ibnul Qoyyim rahimahullah[Ad-Daa' wa ad-Dawaa' 94])

“”

IMAM SYAFI'I MENUTURKAN :

Siapa yang tulus menjalin persaudaraan dengan sahabatnya maka ia akan menerima kesalahan-kesalahannya,, mengisi kekuranagnnya dan memaafkan ketregelincirannya".

RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia". (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Seorang Muslim Adalah Bersaudara, Janganlah Mendzolimi, Merendahkan Dan Janganlah Mengejeknya. (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya baik di dunia maupun di akherat". (HR. Muslim)

Imam Syafi'i pernah berkata :

"Aku berangan-angan agar orang-orang mempelajari ilmuku ini dan mereka tidak menisbahkan sedikitpun ilmuku kepadaku selamanya, lalu akupun diberi ganjaran karenanya dan mereka tidak memujiku" (Al-Bidaayah wa An-Nihaayah 10/276)

Ibnul Qayyim (Al Fawaid 1/147)

el kanzu

Rabu, 25 Desember 2013

Motivasi Hari Ini


Husnudzon kepada Allah dalam ketetapan taqdir-Nya, adalah kekuatan motivasi terbesar bagi seorang Muslim. Bahwa segala hal menjadi mungkin, ketika tahu bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Bahwa segala hal menjadi mudah ketika tahu bahwa Allah Maha Pemurah. Bahwa segala hal jika ditekuni pada waktunya kan tercapai.

Tinggal bagaimana Anda jujur dengan impian Anda, dengan keinginan dan minat Anda. Seorang yang jujur dengan impiannya, pasti berusaha sekuat dan sebaik mungkin menuju impiannya. Betapa pun banyak orang mencibir, betapa pun banyak hal menghalangi dari segala sisi, betapa pun situasi dan kondisi seakan tak memberikan cukup ruang dan kesempatan tuk menuju ke sebuah jalan, demi menjemput impian. Seorang tangguh tak kan pernah menyerah karna keadaan, karna cibiran orang. Seorang tangguh tak kan sibuk menyalahkan kesempatan, menyalahkan fulan dan allan.

Muslim yang tangguh kan berkata,
"Wahai impian, aku datang menjemputmu!
Seberapa pun cepat kau lari kan ku kejar...
Seberapa pun banyak penghalangmu kan ku singkirkan...
Seberapa pun banyak cibiran tak kan ku indahkan..."

man jadda wajada
man shobaro naa-la
man saa-ro 'alad darbi najaha

Kesulitan hanyalah hiasan pawai di sepanjang jalan...
Kesedihan hanyalah teriakan cheerleader memompa semangatmu kawan...
Hari tak selamanya mendung...
Badai pasti Berlalu...
maka Jangan ragu...
hentakkan kakimu...
berlarilah kejar impianmu...

Kun fayakun..... maka jadilah demikian adanya.

Sahabatku sesungguh Tuhan akan selalu berkata seperti ini melalui APA YANG KITA YAKINI DAN LAKUKAN.

Jika ada seseorang yang yakin dan berkata bahwa "REZEKI YANG HARAM SAJA SUSAH APA LAGI YANG HALAL"

Maka Tuhan akan menggenapi dengan "Kun fayakun"

Jika ada orang lain yang YAKIN dan berkata bahwa "Masih banyak kok rezeki yang HALAL dan Mudah di dapat"

Maka Tuhanpun akan menggenapi keyakinan dan perkataan tersebut dengan "Kun fayakun".

Jadi berhati-hatilah dengan keyakinan dan ucapan kita; karena apapun yang anda yakini maka itulah yang akan segera kita alami.

Mari kita renungkan bersama.

*****
Ilustrasi gambar Ni Wayan Sepi, seorang anak Pemulung dari Karang Asem Bali, yang bercita2 Ingin menjadi Fotographer dunia, dan "Kun fayakun" iapun mendapatkan beasiswa sekolah di Belanda dari Anna Frank Foundation

Dalil Selamatan orang meninggal

Bismillah..
Kita mengenal sebuah ritual keagamaan di dalam masyarakat muslim ketika terjadi kematian adalah menyelenggarakan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 harinya. Disini kami mengajak anda untuk mengkaji permasalahan ini secara praktis dan ilmiah.

Setelah diteliti ternyata amalan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 hari, bukan berasal dari Al Quran, Hadits (sunah rasul) dan juga Ijma Sahabat, malah kita bisa melacaknya dikitab-kitab agama hindu.

Disebutkan bahwa kepercayaan yang ada pada sebagian ummat Islam, orang yang meninggal jika tidak diadakan selamatan (kenduri: 1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari dst, /red ) maka rohnya akan gentayangan adalah jelas-jelas berasal dari ajaran agama Hindu. Dalam agama Hindu ada syahadat yang dikenal dengan Panca Sradha (Lima Keyakinan). Lima keyakinan itu meliputi percaya kepada Sang Hyang Widhi, Roh leluhur, Karma Pala, Samskara, dan Moksa. Dalam keyakinan Hindu roh leluhur (orang mati) harus dihormati karena bisa menjadi dewa terdekat dari manusia [Kitab Weda Smerti Hal. 99 No. 192]. Selain itu dikenal juga dalam Hindu adanya Samskara (menitis/reinkarnasi).

Dalam Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193 yang berbunyi : "Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu.

Dalam buku media Hindu yang berjudul : "Nilai-nilai Hindu dalam budaya Jawa, serpihan yang tertinggal" karya : Ida Bedande Adi Suripto, ia mengatakan : "Upacara selamatan untuk memperingati hari kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40, 100, dan 1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu".

Telah jelas bagi kita pada awalnya ajaran ini berasal dari agama Hindu, selanjutnya umat islam mulai memasukkan ajaran-ajaran islam dicampur kedalam ritual ini. Disusunlah rangkaian wirid-wirid dan doa-doa serta pembacaan Surat Yasin kepada si mayit dan dipadukan dengan ritual-ritual selamatan pada hari ke 7, 40, 100, dan 1000 yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Apakah mencampur-campur ajaran seperti ini diperbolehkan??

Iya, campur mencampur ajaran ini tanpa sadar sudah diajarkan dan menjadi keyakinan nenek moyang kita dulu yang ternyata sebagian dari kaum muslimin pun telah mewarisinya dan gigih mempertahankannya.

Lalu apakah kita lebih memegang perkataan nenek moyang kita daripada apa-apa yang di turunkan Allah kepada RasulNya?

Allah berfirman :


وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
”Dan apabila dikatakan kepada mereka :”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab :”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS Al Baqoroh ayat 170)

Allah berfirman :

وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dan janganlah kamu mencampuradukkan Kebenaran dengan Kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya" (QS Al Baqarah 42)

Allah subhanahu wa ta'ala menyuruh kita untuk tidak boleh mencampuradukkan ajaran agama islam (kebenaran) dengan ajaran agama Hindu (kebatilan) tetapi kita malah ikut perkataan manusia bahwa mencampuradukkan agama itu boleh, Apa manusia itu lebih pintar dari Allah???

Selanjutnya Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu".(QS. Albaqoroh : 208).

Allah menyuruh kita dalam berislam MENYELURUH, tidak setengah-setengah...

TIDAK SETENGAH HINDU...SETENGAH ISLAM...


From : http://faisalchoir.blogspot.com/2011/06/tradisi-masyarakat-islam-yang-bersumber.html
Publish :  26 Desember 2013, 08:45 WITA

el-asnawi

BERHATI-HATILAH DENGAN POPULARITAS

Betapa nikmatnya hidup menjadi orang yang tidak dikenal. Sungguh para Salaf di masa dulu sangat menjauhi popularitas. Mereka tidak ingin dikenal manusia, karena ketenaran lebih rentan merusak niat, menodai keikhlasan, serta menjadikan hidup berasa tidak tentram.

Namun hari ini, manusia seakan justru berlomba meraih popularitas dan ketenaran. Yang awam hingga yang 'alim, semuanya berburu ketenaran. Entah apa yang mereka inginkan dari ketenaran tersebut. Tidakkah mereka takut bahwa ketenaran itu akan menjadi bumerang yang kapan saja bisa menghancurkan hidup mereka?

From : https://www.facebook.com/abana.fidinika

Sungguh diri ini hawatir dengan popularitas dan ketenaran, berikanlah kami keikhlasan disetiap hembusan nafas yang engkau anugrahkan, kumpulkanlah kami bersama hamba-hambu yang mulia, berikanlah kami keisitiqomahan disetiap kebaikan, anugrahkanlah husnul khotimah di akhir kehidupan kami, Ya Allah jadikanlah kami hamba orang yang biasa di dunia tapi istimewa di akherat, sungguh hati ini begitu lemah... 

Ya muqollibal qulub tsabbit qolby 'ala dinik,,, ya mushorrifal qulub shorrif qolby 'ala to'atik...
Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik.
 
Publish :  26 Desember 2013, 09:37 WITA
Place : Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan Timur - Indonesia


Teman Yang ideal

Alangkah menyenangkan bila bisa berteman dgn orang yang pintar, berilmu sekaligus baik akhlaqnya. Tutur bahasa yang santun, adem, sejuk, dan menyenangkan; kian melengkapi kedalaman ilmu yang dimilikinya. Pertemanan pun menjadi semakin bermanfaat dan berkah.

Diantara pembagian sahabat, sosok teman (friend) kita terbagi menjadi 4 macam:
 

1. Memiliki ilmu dan sekaligus memiliki akhlaq.
2. Memiliki ilmu, tapi kurang memiliki akhlaq.
3. Kurang memiliki ilmu, tapi memiliki akhlaq.
4. Kurang memiliki ilmu sekaligus kurang memiliki akhlaq.
 

 Apa maksud dari ke empat kategori diatas ?

1. Yang paling afdhal dan diharapkan tentu bisa berteman dengan kategori yang pertama. Berteman dengan orang yang berilmu sekaligus berakhlaq tentu akan memberikan efek ketenangan batin; dan pada saat yang sama kita bisa mengambil faedah ilmu yang banyak darinya. Sempurna.

2. Berteman dengan orang yang berilmu namun kurang berakhlaq,
di satu sisi kita masih bisa mendapatkan manfaat ilmiah yang bagus untuk agama kita; namun di sisi lain kita harus siap kecipratan imbas yang tidak nyaman atas akhlaqnya yang kurang baik, semisal lagak bicara yang arogan, terkesan kaku, kasar, atau kurang bisa berlaku santun terhadap sesama.

3.
Berteman dengan sosok yang ketiga, kurang berilmu namun akhlaqnya baik. Minimal kita bisa mencontoh akhlaqnya atau nyaman hidup kita karena efek positif dari kebagusan akhlaqnya. Adapun kurangnya ilmu yang ada pada dirinya, ya namanya manusia tentu tak ada yang sempurna. Ilmu bisa diambil dari pihak yang lain.

4. Yang paling mengenaskan adalah figur teman ke-4. Manfaat apa yang bisa diambil dari orang yang miskin ilmu miskin akhlaq? Ilmu tidak bertambah, justru hati terasa selalu sumpek karena dampak dari ketidak bagusan akhlaqnya.

Aku berharap bisa berteman dengan tipe teman 1, 2, & 3. Kalau ada tipe 4 aku doakan semoga Allah merubahnya menjadi lebih baik. Amin.


From : https://www.facebook.com/abana.fidinika
Publish :  26 Desember 2013, 09:09 WITA
Place : Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan Timur - Indonesia


el-asnawi

Senin, 23 Desember 2013

Puisi Kenangan Islami (Karya anak negeri)

Ustadz kami tercinta 

Ustadz kami tercinta
Kau yang mengajari kami tentang agama
Kau yang mengajari kami dengan penuh kesabaran
Kau yang menasehati kami ketika kami berbuat kesalahan

                        Ustadz kami tercinta
                        Mengapa kau begitu cepat meninggalkan kami
                        Meninggalkan murid-murid tercintamu ini
                        Meninggalkan kenangan-kenangan indah disini

Ustadz kami tercinta
Meskipun Kau sudah tidak ada di sini
Di tempat Kau mengajar selama ini
Tapi kami mohon jangan lupakan kami

by: "santri nashrus sunnah madiun"  Oktober 2012

Publish : 24 Desember 2012, 06:52 WITA
Place :  Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan timur
             
 el-asnawi

Minggu, 22 Desember 2013

Gak Usah Pake Jilbab ?

Ketika Jilbab Menjadi Kedok

“Aku paling gak suka liat cewe pake jilbab bermesra mesran sama pacarnya” ..

“Sama aku juga .. mending gak usah pake jilbab aja sekalian” ..
“Bener tuh ... daripada pake jilbab tapi kelakuan kayak gitu” ..

Sering sekali kita mendengar teman-teman kita mengucapkan kata-kata seperti itu .. terutama mereka yang belum mengenakan jilbab ...

Sungguh malang sekali nasib jilbab itu ..yang salah orangnya .. tapi jilbabnya pun ikut di hujat ...

Yang lebih miris lagi mereka mengatakan ..“mending gak usah pake jilbab daripada kelakuan buruk” ...

Sudah tidak memakai jilbab .. plus kelakuan buruk kok dibilang mending ..?? Itu artinya menurut mereka perbuatan tercela itu pantas untuk dilakukan asal tidak memakai jilbab ...

Bukankah perbuatan tercela itu tetap dosa dilakukan oleh manusia siapapun dia .. tak peduli dia kaya .. miskin .. laki laki .. perempuan .. memakai jilbab ataupun tidak .. besarnya dosa yang mereka lakukan pun sama .. hukuman yang mereka terimapun juga sama ...

Lantas bagaimana mereka bisa berkata seperti itu ..??

Manusia tak ada yang sempurna .. Begitupun semua perempuan yang memakai jilbab ... mereka juga hanyalah manusia biasa tempat khilaf dan lupa ...

Tak ada tuntutan jilbab itu hanya boleh dipakai oleh mereka yang telah sempurna akhlaknya ...

Bukankah sudah jelas bahwa jilbab wajib dikenakan semua perempuan islam yang sudah baligh seperti wajibnya shalat ..tak perduli sifat seperti apa yang mereka miliki ... Tapi sungguh masih ada saja sebagian orang yang menganggap memakai jilbab itu hanya sunnah ....

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu .. anak-anakmu yang perempuan dan isteri-isteri orang mu’min ... “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ”... yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal .. karena itu mereka tidak diganggu .. .Dan Allah adalah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang (Al-Adzhab :59)..


Janganlah jilbabnya yang di hujat .. tapi ingatkanlah mereka ...
Nasehatilah mereka jika kita tahu perbuatan yang mereka lakukan itu salah ...

Dan tidak harus sempurna dulu atau harus memakai jilbab untuk bisa mengingatkan saudara kita yang salah ....

Namun alangkah baiknya jika kita berjilbab sehingga nasehat pun didengar oleh mereka ... Bukankah saling mengingatkan sesama saudara muslim itu mendapat pahala ..??

Jangan sampai iman pudar lalu hawa nafsu yang menang ...
Ketika itu yang terjadi .. maka cinta Allah yang agung tidak akan pernah bisa diindera, dirasa ... Cinta antar manusia pun hanya akan berbuah malapetaka ... Keinginan kita menuju surga dan ridha-Nya akan sirna ...

Semoga bermanfaat..
by pak haris karang kajen
From : https://www.facebook.com/ustadzariscom/posts/647866655256303
Publish : 22 Desember 2013, 21:29 WITA
Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan Timur - Indonesia
el-asnawi

Sabtu, 21 Desember 2013

Hari Yang Istimewa

Beberapa Keutamaan Dan Keberkahan Hari Senin Dan Kamis

Oleh :
Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i
Senin, 30 Juli 2012 14:57:37 WIB

Di antara keutamaan dan keberkahannya, bahwa pintu-pintu Surga dibuka pada dua hari tersebut, yaitu Senin dan Kamis. Pada saat inilah orang-orang Mukmin diampuni, kecuali dua orang Mukmin yang sedang bermusuhan. Dalil yang menguatkan hal ini adalah hadits yang termaktub dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا."

"Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. [1] Lalu dikatakan, ‘Tundalah [2] pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengam-punan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” [3]

Keutamaan dan keberkahan berikutnya, bahwa amal-amal manusia diperiksa di hadapan Allah Tabaaraka wa Ta’aalaa pada kedua hari ini. Sebagaimana yang terdapat dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

"تُعْرَضُ أَعْمَالُ النَّاسِ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ اْلاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلاَّ عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ."

“Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Allah dalam setiap pekan (Jumu’ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan...” [Al-Hadits] [4]

Karena itu, selayaknya bagi seorang Muslim untuk menjauhkan diri dari memusuhi saudaranya sesama Muslim, atau memutuskan hubungan dengannya, ataupun tidak memperdulikannya dan sifat-sifat tercela lainnya, sehingga kebaikan yang besar dari Allah Ta’ala ini tidak luput darinya.

2. Keutamaan hari Senin dan Kamis yang lainnya, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat antusias berpuasa pada kedua hari ini.
Sebagaimana yang terdapat dalam sebagian kitab hadits dari ‘Aisyah Rahiyallahu anhuma, ia mengatakan,

"كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ."

”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis ”.[5]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan alasan puasanya pada kedua hari ini dengan sabdanya,

"تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ."

“Amal-amal manusia diperiksa pada setip hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” [HR. At-Tirmidzi dan lainnya] [6]

Dan dalam Shahih Muslim dari hadits Abu Qatadah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

"ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ."

“Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya al-Qur-an kepadaku pada hari tersebut.” [7]

Ash-Shan’ani rahimahullah berkata, “Dan tidak ada kontradiksi antara dua alasan tersebut.” [8]

Berdasarkan argumentasi dari hadits-hadits ini, maka disunnahkan bagi seorang Muslim untuk berpuasa pada dua hari ini, sebagai puasa tathawwu’ (sunnah).

3. Keutamaan lain yang dimiliki hari Kamis, bahwa kebanyakan perjalanan (safar) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terjadi pada hari Kamis ini.


Beliau menyukai keluar untuk bepergian pada hari Kamis. Sebagaimana tercantum dalam Shahih al-Bukhari bahwa Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu mengatakan:

"لَقَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِذَا خَرَجَ فِي سَفَرٍ إِلاَّ يَوْمَ الْخَمِيْسِ."

“Sangat jarang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar (untuk melakukan perjalanan) kecuali pada hari Kamis.”
Dalam riwayat lain yang juga dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu:

"أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ فِي غَزْوَةِ تَبُوْكَ وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ."

“Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (memang) beliau suka keluar (untuk melakukan perjalanan) pada hari Kamis.” [9]

[Disalin dari buku At Tabaruk Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu, Judul dalam Bahasa Indonesia Amalan Dan Waktu Yang Diberkahi, Penulis Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. An-Nihaayah karya Ibnul Atsir (IV/449).
[2]. Maksudnya, akhirkanlah keduanya. Syarhun Nawawi li Shahiihi Muslim (XVI/123)
[3]. Shahih Muslim (IV/1987) Kitabul Birr was Sihilah wal Aadaab.
[4]. Shahih Muslim (IV/1988) Kitabul Birr was Shilah wal Aadaab.
[5]. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam at-Tirmudzi dalam Sunannya (III/121) Kitabush Shaum, an-Nasa-i dalam Sunannya (IV/202) Kitaabush Shaum, Ibnu Majah dalam Sunannya (I/553) Kitaabush Shiyaam dan Imam Ahmad dalam Musnadnya (VI/106).
[6]. Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Sunannya (III/122) Kitaabus Shaum bab Maa Jaa’a fii Shaum Yaumil Itsnain wal Khamiis dari Abu Hura-irah. At-Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini Hasan Gharib.” Namun menurut Abu Dawud hadits ini memiliki syahid (penguat). Lihat Sunan Abi Dawud Ma’a Badzlil Majhuud (XI/304) Kitabush Shaum
[7]. Ini merupakan bagian dari hadits Abu Qatadah al-Anshari Radhiyallahu anhu yang diriwa-yatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (II/819) Kitaabush Shiyaam.
[8]. Lihat Subulus Salaam, karya ash-Shan’ani (II/330).
[9]. Shahih al-Bukhari (IV/6) Kitaabul Jihad was Sair.
bab Shaum Yaumil Itsnain wal Khamiis.

Publish : 21 Desember 2013, 21:39 WITA
From : http://almanhaj.or.id/content/3318/slash/0/beberapa-keutamaan-dan-keberkahan-hari-senin-dan-kamis/ 
Place : Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan Timur

by: el-asnawi

Recent Post