ISLAM itu indah-----ISLAM itu sempurna dan ISLAM itu rahmatan lil 'alamin-----JANGAN Hanya menilai ISLAM dari pengikut / umatnya...!-----tapi Nilai lah ISLAM dari ajarannya...!-----Pelajarilah...!-----Jika Tidak Tahu Bertanyalah Pada Ahlinya-----maka anda akan mengetahui betapa menakjubkanya Islam bagi kehidupan manusia

(Ibnul Qoyyim rahimahullah[Ad-Daa' wa ad-Dawaa' 94])

“”

IMAM SYAFI'I MENUTURKAN :

Siapa yang tulus menjalin persaudaraan dengan sahabatnya maka ia akan menerima kesalahan-kesalahannya,, mengisi kekuranagnnya dan memaafkan ketregelincirannya".

RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia". (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Seorang Muslim Adalah Bersaudara, Janganlah Mendzolimi, Merendahkan Dan Janganlah Mengejeknya. (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya baik di dunia maupun di akherat". (HR. Muslim)

Imam Syafi'i pernah berkata :

"Aku berangan-angan agar orang-orang mempelajari ilmuku ini dan mereka tidak menisbahkan sedikitpun ilmuku kepadaku selamanya, lalu akupun diberi ganjaran karenanya dan mereka tidak memujiku" (Al-Bidaayah wa An-Nihaayah 10/276)

Ibnul Qayyim (Al Fawaid 1/147)

el kanzu

Senin, 31 Maret 2014

Poster Cinta (1)

 Kumpulan poster bahasa arab, indonesia tentang cinta, jodoh, istri, suami, serius, lucu, tentang pacaran,,,,, pokoknya sayang kalau hanya disimpan, lebih baik di publikasikan, indahnya berbagi, itung-itung menyimpan data di dunia maya, sewaktu-waktu komputer rusak, hilang,,, (tapi semoga aman-aman aja hehe)... "mohon maaf kalau ada kesalahan penerjemahan"

Oke kita mulai bagian (1) dengan 11 image


Istri Yang shalihah
Orang Arab badui bertanya : Siapa wanita terbaik? maka dijawab "Wanita yang paling mulia adalah wanita yang ketika berbicara jujur, dan ketika engkau marah ia sabar (murah hati), ketika engkau tertawa ia tersenyum, ketika engkau melakukan sesuatu ia memberi semangat untukmu, ia yang tinggal dan merawat rumahnya, tidak bermaksiat kepada suaminya, yang bijaksana diantara kaumnya, yang tawadhu', penuh kasih sayang, subur, dan setiap perkaranya dipuji"







 "Sebelum engkau mencari wanita yang mulia... jadilah engkau lelaki mulia





"Wahai Rob-ku anugrahkanlah hamba pada hari dimana hamba bisa shalat bersama suamiku"






 "Aku mencintaimu Ibuku sebagaimana perintah Tuhanku"
Dikatakan kepada Zainal Abidin : "Sesungguhnya engkau termasuk orang yang paling berbakti kepada ibu-mu, maka mengapa engkau tidak makan bersama ibu-mu sepiring berdua ? maka Ia menjawab : "Sesungguhnya aku takut kepada Allah jika aku mendahului tangan-nya (ibuku) sampai ia memandangnya, maka aku telah durhaka kepadanya"





 "Wahai para suami : """ Istrimu bukan hanya membutuhkan nafkah dan tempat tinggal... Akan tetapi ia juga membutuhkan kata-kata romantis n manis, perasaan cinta dan rindu, simpaiti yang memenuhi hatinya, dan kasih sayang yang melupakan keletihanya"



Saudaraku Muslimah ... jika syarat-syarat ini terpenuhi pada pakaian-mu...
- menutupi badan
- tidak ketat dan membentuk lekuk tubuh
- tidak menghiasi dirinya
- tidak memakai parfum
- lebar, longgar dan tidak sempit
- tidak menyerupai pakaian lelaki
- tidak aneh/nyleneh/mencolok bagi manusia
Maka ketahuilah itu adalah hijab yang benar bagi-mu





Nasehat Ibu kepada anak perempuan-nya ketika ia menikah...
Maka Ibu tersebut berkata "Wajib bagimu untuk Qonaah (nrimo)... mendengar dan taat (dalam kebaikan)... peliharalah pandangan-mu ..... jagalah harta... berbahagialah ketika berbuat/bekerja... kerjakan yang mudah bagimu... simpanlah rahasia suamimu... jangan melawan (membantah) perintahnya... tutupilah aib dan kekurangannya... dan cintai ia ketika muda dan tuanya...jagalah lisan-mu.. pilihlah tetangga-mu... dan tetap kuatkanlah iman-mu"

Ya Allah anugrahkanlah para pemuda muslim istri - istri yang shalihah... amiin
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda : "Diantara kebahagiaan adalah : Istri shalihah, ketika engkau melihatnya engkau takjub (dengan penampilannya), jika engkau meninggalkannya engkau merasa tenang dengan kehormatannya dan juga terhadap harta-mu"

bersambung...

01 April 2014, 09:09 WITA
sangatta - kutai timur - kalimantan timur

Menjaga pandangan dari yang diharamkan, mencari istri idaman

Jangan Terburu-buru

Bismillah
Indaah... Baca status temen
Beruntunglah wahai engkau perempuan, atas nikmat fisik dan hati yang diberikan Tuhan kepadamu. Jaga dan pertahankan semua yang memang sewajibnya dipertahankan.

Perempuan adalah makhluk misterius terindah yang pernah diciptkan Tuhan. Itulah sebabnya laki laki diciptakan pertama agar tahu bagaimana cara merawatnya.

Perempuan adalah calon ibu bagi anak anaknya kelak, dialah sosok pembentuk karakter anak anaknya di masa depan. Berikan nilai nilai terbaik dalam hidup agar harapan sesuai dengan kenyataan.

Jangan terburu - buru....Jaga diri dan tetaplah waspada, jangan pernah terlena oleh sesuatu yang samar dan penuh keraguan. Sebab nikmatnya cinta dan hidup akan datang kepadamu sesuai waktunya. (Davinof, 2013)
Copas dri akun davinof kaskus


From : fb Aboud Basyarahil Abu Gosok

Ya Allah hamba adalah pencemburu...
Jagalah tulang rusuk hamba agar ia bisa menjaga diri...
Tidak mengumbar aurat, ngobrol, chating dengan lelaki yang bukan mahromnya...
Sibukkanlah ia dengan hal-hal yang positif dan bernilai ibadah disisiMu...

Ya Allah hamba tidak menginginkan yang sempurna...
Tapi Hamba yakin dengan firmanMu...
Ya Latiif Dengan kelembutanMU...
Pilihkan untuk hamba seorang yang lembut lagi berbudi pekerti...

Hamba akan berusaha sekuat tenaga mencarinya...
Berusaha meniti sunnah dan tidak melanggarnya...
Sebagaimana hamba menginginkan yang halal, hamba juga ingin melalui proses yang halal...
Maha Suci engkau yang telah memudahkan hamba dalam segala urusan...

Bukan hanya satu tapi beberapa pilihan telah engkau siapkan....
Hamba tidak meminta siapa...
Hanya memohon kepadaMu pilihkan yang terbaik untuk hambaMu yang lemah ini...
Hamba yakin pilihanMU adalah yang terbaik...
Senantiasa anugrahkanlah kesabaran bagi hamba dan dirinya...

Jadikanlah Pendamping hamba kelak bukan hanya teman hidup...
Tetapi teman yang mengingatkan dan membantu hamba untuk taat kepadaMu...
Hamba memohon dengan doa Nabi-Mu Musa 'alaihis salam, doa yang menginspirasi...

اشْدُدْ بِها أَزْرِي

Minggu, 30 Maret 2014

Instropeksi Diri & Sebelum Mengkritik

بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله

عندما تريد أن ترى أخطاءك, فلا ترى بعينيك فقط دون عيون الآخرين,
فمهما بلغ دقة حدة بصرك لن تستطيع أن ترى كثيرا من أخطائك,
بل لا بد أن ترى بعين الأصحاب والأعداء حتى تكون منصفا مع نفسك,.
وهكذا عندما تريد أن تقوم أخطاء الآخرين فلابد أن تنظر بعينك وعينهم وعين غيرهم حتى تنصفهم,.
فهمك لشعور الآخرين سبب لانصافك معهم.


Tatkala engkau bermaksud melihat kesalahan2mu...
Maka janganlah kau hanya melihat dengan kedua mata mu saja tanpa (mempertimbangkan) mata orang lain.

Walau sebaik apapun tingkat pengelihatanmu, engkau tetap tidak akan mampu melihat banyaknya kesalahan2mu.

Namun, kau harus melihat dengan mata kawan maupun lawanmu sehingga kau bisa menjadi orang yang adil dengan dirimu sendiri…

Demikian pula, jika kau bermaksud menilai kesalahan orang lain, maka kau harus melihatnya dengan mata mu, mata mereka dan mata orang lain sehingga kau dapat berlaku adil padanya.

Kekhawatiran mu terhadap perasaan orang lain adalah sebab bagi mu berbuat adil terhadap mereka.

[@abinyasalma dari status teman dari Yaman]

Copas from : Abu Salma Muhammad

31 Maret 2014, 05:10 WITA
sangatta

Jumat, 28 Maret 2014

Senantiasa Berdoa Dan Bersabar

Kita sering mengatakan kapan Allah akan mengabulkan doa yang kita panjatkan,,,
Dan mengapa sampai saat ini Allah belum mengabulkannya....

Ketahuilah sahabat,,,
Bahwa Allah tahu persis dengan detail kapan waktu yang tepat Untuk mengabulkan doa yang selama ini kita panjatkan,,,,,

Dan Allah mengabulkan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan....
Karena tidak setiap yang kita inginkan akan membawa maslahat bagi kita,,,,

Sangatlah mudah Allah mengabulkan semua yang kita inginkan,,,, 
Tetapi Allah lebih mengetahui maslahat dan kebaikan dari apa yang ia kabulkan dan yang ia berikan kepada kita,,,,
So jangan pernah berputus asa dalam berdoa karena kata nabi

" Doa itu bermanfaat bagi apa-apa yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi,,, hendaklah kalian banyak-banyak berdoa wahai hamba ALlah" ((HR> At-Tirmidzi))

28 Maret 2014, 17:54 WITA
sangatta

Selasa, 25 Maret 2014

Jabatan-Pemimpin

Menjadi seorang pemimpin dan memiliki sebuah jabatan merupakan impian semua orang kecuali sedikit dari mereka yang dirahmati oleh Allah subhanahu wata'ala. Mayoritas orang justru menjadikannya sebagai ajang rebutan khususnya jabatan yang menjanjikan lambaian rupiah (uang dan harta) serta kesenangan dunia lainnya.

Sungguh benar sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam ketika beliau menyampaikan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah :

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ عَلَى الْإِمَارَةِ، وَسَتَكُوْنُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (Sahih, HR. al-Bukhri no. 7148)

Bagaimana tidak, dengan menjadi seorang pemimpin, memudahkannya untuk memenuhi tuntutan hawa nafsunya berupa
kepopuleran, penghormatan dari orang lain, kedudukan atau status sosial yang tinggi di mata manusia, menyombongkan diri di hadapan mereka, memerintah dan menguasai, kekayaan, kemewahan serta kemegahan. 

Wajar bila kemudian untuk mewujudkan ambisinya ini, banyak elite politik atau “calon pemimpin” di bidang lainnya, tidak segan-segan melakukan politik uang dengan membeli suara masyarakat pemilih atau mayoritas anggota dewan. Atau “sekadar” uang tutup mulut untuk meminimalisir komentar miring saat berlangsungnya masa pencalonan atau kampanye, dan sebagainya. Bahkan yang ekstrem, ia pun siap menghilangkan nyawa orang lain yang dianggap sebagai rival dalam perebutan kursi kepemimpinan tersebut, atau seseorang yang dianggap sebagai duri dalam daging yang dapat menjegal keinginannya meraih posisi tersebut. Nas’alullah as-salamah wal ‘afiyah.

Al-Muhallab radhiallahu 'anhu berkata sebagaimana dinukilkan dalam Fathul Bari (13/135)
“Ambisi untuk memperoleh jabatan kepemimpinan merupakan faktor yang mendorong manusia untuk saling membunuh. Hingga tertumpahlah darah, dirampasnya harta, dihalalkannya kemaluan-kemaluan wanita (yang itu semuanya sebenarnya diharamkan oleh Allah l), dan karenanya terjadi kerusakan yang besar di permukaan bumi.”
Seseorang yang menjadi penguasa dengan tujuan seperti di atas, tidak akan mendapatkan bagiannya nanti di akhirat kecuali siksa dan azab. Allah l berfirman:
“Itulah negeri akhirat yang Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri di muka bumi dan tidak pula membuat kerusakan. Dan akhir yang baik itu hanya untuk orang-orang yang bertakwa.” (al-Qashash: 83)
Al-Hafizh Ibnu Katsir t dalam tafsirnya mengatakan, “Allah l mengabarkan bahwasanya negeri akhirat dan kenikmatannya yang kekal yang tidak akan pernah lenyap dan musnah, disediakan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, yang tawadhu’ (merendahkan diri), tidak ingin merasa tinggi di muka bumi yakni tidak menyombongkan diri di hadapan hamba-hamba Allah l yang lain, tidak merasa besar, tidak bertindak sewenang-wenang, tidak zalim, dan tidak membuat kerusakan di tengah mereka.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/412)

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t berkata, “Seseorang yang meminta jabatan seringnya bertujuan untuk meninggikan dirinya di hadapan manusia, menguasai mereka, memerintah dan melarangnya. Tentunya tujuan yang demikian ini jelek adanya. Maka sebagai balasannya, ia tidak akan mendapatkan bagiannya di akhirat. Oleh karena itu, seseorang dilarang untuk meminta jabatan.” (Syarh Riyadhush Shalihin, 2/469)
Sedikit sekali orang yang berambisi menjadi pemimpin, kemudian berpikir tentang kemaslahatan umum serta bertujuan memberikan kebaikan kepada hamba-hamba Allah l dengan kepemimpinan yang kelak bisa dia raih. Kebanyakan mereka justru sebaliknya, mengejar jabatan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Program perbaikan dan janji-janji muluk yang digembar-gemborkan sebelumnya, tak lain hanyalah ucapan yang manis di bibir.

Hari-hari setelah mereka menjadi pemimpin yang kemudian menjadi saksi bahwa mereka hanyalah sekadar mengobral janji kosong dan ucapan dusta yang menipu.

Bahkan yang ada, mereka berbuat zalim dan aniaya kepada orang-orang yang dipimpinnya. Ibaratnya ketika belum mendapatkan posisi yang diincar tersebut, yang dipamerkan hanya kebaikannya. Namun ketika kekuasaan telah berada dalam genggamannya, mereka lantas mempertontonkan apa yang sebenarnya diinginkannya dari jabatan tersebut. Hal ini sesuai dengan ungkapan ‘serigala berbulu domba’. Ini sungguh merupakan perbuatan yang memudaratkan diri mereka sendiri dan nasib orang-orang yang dipimpinnya.

Betapa rakus dan semangatnya orang-orang yang menginginkan jabatan ini, sehingga Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam menggambarkan kerakusan terhadap jabatan melebihi dua ekor serigala yang kelaparan lalu dilepas di tengah segerombolan kambing. Beliau bersabda:

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَ فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ
 
“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah gerombolan kambing lebih merusak daripada merusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan yang tinggi.” (HR. at-Tirmidzi no. 2482, disahihkan asy-Syaikh Muqbil dalam ash-Shahihul Musnad, 2/178)

From : http://asysyariah.com/hukum-meminta-jabatan/  

Berambisi Dengan Jabatan-Kekuasaan...???

Bismillah...

Sungguh benar sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam ketika beliau menyampaikan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah :

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ عَلَى الْإِمَارَةِ، وَسَتَكُوْنُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (Sahih, HR. al-Bukhri no. 7148)


Dalam syari’at kita, tidak boleh kekuasaan dan kepemimpinan diserahkan pada orang yang tamak kecuali jika dia menawarkan diri dan menganggap ada maslahat dan bisa mendatangkan kebaikan.
Abu Musa Al Asy’ari berkata, “Aku pernah masuk menemui Nabi bersama dengan dua orang dari keluarga pamanku. Maka salah seorang dari mereka berdua berkata, “Wahai Rasulullah, angkatlah kami untuk mengurusi sebagian yang telah Allah kuasakan kepadamu.” Dan yang satu lagi berkata seperti itu pula. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
إِنَّا وَاللَّهِ لاَ نُوَلِّى عَلَى هَذَا الْعَمَلِ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلاَ أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ
Sesungguhnya kami, demi Allah tidak akan menyerahkan pekerjaan ini kepada seorang pun yang memintanya, atau seorang pun yang sangat menginginkannya.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 7149 dan Muslim no. 1733).

Imam Nawawi membuat judul bab dalam Shahih Muslim, “Larangan meminta kekuasaan dan tamak kepadanya.” Dalam kitab Riyadhis Sholihin, Imam Nawawi menyampaikan judul Bab “Larangan menyerahkan kekuasaan, jabatan hakim dan kekuasaan lainnya pada orang yang memintanya atau sangat tamak terhadapnya kecuali jika ia menawarkan diri (untuk menciptakan maslahat).”

Dalam hadits sebelumnya yang pernah diposting di Muslim.Or.Id sudah disebutkan hal yang sama, yaitu Abu Sa’id ‘Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku,
يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ لاَ تَسْأَلِ الإِمَارَةَ ، فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا ، وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا
Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kekuasaan karena sesungguhnya jika engkau diberi kekuasaan tanpa memintanya, engkau akan ditolong untuk menjalankannya. Namun, jika engkau diberi kekuasaan karena memintanya, engkau akan dibebani dalam menjalankan kekuasaan tersebut.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 7146 dan Muslim no. 1652)

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa tidak sepantasnya pemimpin menyerahkan suatu kekuasaan kepada orang yang memintanya untuk memimpin suatu wilayah atau sebagian kecil wilayah, walaupun yang memintanya adalah orang yang punya kemampuan.

Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Musa ini melarang menyerahkannya kepada orang yang tamak kekuasaan. Orang yang tamak pada kekuasaan boleh jadi tujuannya adalah untuk mencari kedudukan tinggi semata, bukan untuk mendatangkan maslahat bagi rakyatnya. Jika tujuannya seperti itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya.

Jika ada yang menyampaikan bahwa bukankah Nabi Yusuf ‘alaihis salam dahulu juga meminta kekuasaan? Sebagaimana dapat dilihat dalam ayat,
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (QS. Yusuf: 55).

Kata Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin, ada dua hal yang mesti dipahami untuk memahami hal di atas:

1- Kita bisa katakan bahwa syari’at umat sebelum kita bisa ditolak jika bertolak belakang dengan syari’at kita. Yang seharusnya jadi patokan adalah syari’at kita. Kaedah ushuliyah yang telah ma’ruf menyatakan,
شرع من قبلنا شرع لنا ما لم يرد شرعنا بخلافه
“Syari’at sebelum kita bisa menjadi syari’at kita ketika tidak bertolak belakang.” Dalam syari’at kita dijelaskan bahwa orang yang meminta kekuasaan tidak diberi.

2- Bisa juga kita katakan bahwa Nabi Yusuf ‘alaihis salam melihat bahwa sungguh amanah harta biasa diremehkan. Banyak yang diberi harta, namun tidak menjalankan amanah tersebut dengan baik. Maka Yusuf ingin menjalankan amanat tersebut dengan semestinya, supaya tidak timbul kerusakan terhadap harta milik negara.

Ada hadits yang menjadi pendukung bahwa apa yang dilakukan Yusuf masih dibolehkan.
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ اجْعَلْنِي إِمَامَ قَوْمِي فَقَالَ أَنْتَ إِمَامُهُمْ وَاقْتَدِ بِأَضْعَفِهِمْ وَاتَّخِذْ مُؤَذِّنًا لَا يَأْخُذُ عَلَى أَذَانِهِ أَجْرًا
Dari ‘Utsman bin Abi Al ‘Ash berkata bahwa ia berkata pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jadikanlah aku imam bagi kaumku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau kuangkat jadi imam mereka. Namun perhatikanlah saat shalat orang-orang yang lemah. Dan pilihlah muazin dari orang yang tidak mencari upah dengan azannya.” (HR. An Nasai no. 673 dan Abu Daud no. 531. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Jadi jika seorang pemimpin melihat ada yang meminta kekuasaan dengan maksud ingin mendatangkan maslahat, maka tidaklah masalah. Wallahul muwaffiq. (Lihat bahasan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Syarh Riyadhis Sholihin, 4: 20-22)

Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.

Diselesaikan menjelang ‘Ashar, 8 Jumadal Ula 1435 H di Pesantren Darush Sholihin Gunungkidul
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id

:: Peran Dakwah Wanita ::

Semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada Umar bin khatab (radhiallahu 'anhu) ... ketika perutnya mengeluarkan suara (keroncongan karena lapar), dahulu ia mengatakan kepada perutnya "keroncongan atau tidak, engkau tidak akan merasakan daging sampai anak-anak kaum muslim kenyang"



:: Peran Dakwah Wanita ::
Dakwah bukan hanya tugas kaum lelaki saja, para saudari kita dari kaum wanita juga memikul beban dakwah di pundak mereka dan hendaknya mereka berperan dalam penyebaran dakwah sesuai medan dan kemampuannya. Hal ini telah disadari dan diamalkan oleh para wanita salaf terdahulu

1 Kisah berikut bisa dijadikan sebagai renungan:

Qotadah رحمه الله berkata: "Seusai Umar bin Khoththob رضي الله عنه keluar dari masjid bersama Jarud al-Abdi, tiba-tiba ada seorang wanita menunggu di jalan. Umar pun mengucapkan salam kepadanya dan wanita itu pun menjawabnya, seraya mengatakan: "Wahai Umar! Ingatlah masa lalumu, dulu di masa kecil engkau biasa dipanggil Umair di pasar Ukadh, kamu suka berkelahi dengan anak-anak, lalu waktu berputar sehingga engkau dipanggil Umar, kemudian waktu berputar sehingga kini engkau dipanggil Amirul Mu'minin, maka bertaqwalah kepada Alloh dalam mengurusi rakyat, dan ketahuilah bahwa seorang yang takut ancaman maka sesuatu yang jauh akan menjadi dekat, dan barangsiapa yang takut mati maka dia akan takut ketinggalan."

Mendengarnya, Umar menangis, lalu al-Jarud berkata: "Wahai hamba Alloh, engkau telah membuat Amirul Mu'minin menangis, alangkah beraninya dirimu!" Umar رضي الله عنه berkata: "Apakah engkau mengenalnya?!; Dia adalah Khoulah binti Hakim, istri Ubadah bin Shomith, yang ucapannya didengar oleh Alloh dari atas langit-Nya, maka Umar pun lebih berhak untuk mendengarkan ucapannya!!" (Tarikh Madinah al-Munawwaroh,2 Umar bin Syabbah3, 2/773)

--------------------------------------------------------------------------------

1. Lihat buku al-Ijabah li Irodi Ma Istadrokathu Sayyidah Aisyah 'ala Shohabah oleh az-Zarkasyi dan buku Mas'uliyah Nisa' fil Amri bil Ma'ruf wa Nahyi anil Munkar oleh DR. Fadhl Ilahi. Dalam dua buku ini banyak sekali disebutkan potret kisah-kisah para wanita salaf dalam berdakwah dan menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.

2. Demikian judul kitab ini tercetak pada tahun 1403 H, namun penelitian menunjukkan bahwa judul ini hanyalah dari penerbit, bukan dari penulis aslinya, judul kitab ini yang benar adalah Akhbar Madinah sebagaimana disebutkan oleh para ulama yang menukilnya seperti adz-Dzahabi dalam Siyar 12/371, Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 1/571, dll. (Lihat pula Juz' fi Ziyaroh Nisa' lil Qubur oleh Syaikh Bakar Abu Zaid رحمه الله hal. 9)

3. Demikian tanda harokatnya, dengan memfathah syin dan mentasydid ba , sebagaimana dalam Tahdzib Asma' wa Lughot 2/335 oleh Imam Nawawi رحمه الله.

oleh: Ustadz Abu Ubaidah Al-Atsari

Bagi Yang Sudah Nikah

Salut dan Terinspirasi dengan beberapa status sahabat :
"Jangan pernah tanya siapa jodohku, karena aku sendiri tak mengetahui apakah aku masih memiliki umur untuk menikah apa tidak. Dan aku tak mengetahui pula kapan aku akan meregang nyawa, hanya amal shaleh yang harus dan harus selalu dipersiapkan sebelum waktunya tiba". (status fb : Ananda Ridho Gusti)

Pernah juga membaca status sahabat :

"Engkau belum mengetahui siapa jodohmu sampai engkau selesai mengucapkan akad nikah" -+ seingetku, (ummu shamir)

Pelajaran & Faedah :

1. Tidak perlu terlalu risau dan khawatir dengan jodoh dan pernikahan.

2. Toh umur kita belum tentu sampai di pelaminan, bisa jadi Allah mengambil kita kapan saja, dimana saja, walaupun masih muda belum merasakan manisnya dunia... hehehee

3. Tapi kalau sudah pengen nikah dan siap lahir batin, tetep harus berusaha dan berdoa kemudian bertawakkal kepada penguasa alam semesta.

4. Jika kita sudah punya gambaran siapa calon pasangan atau target yang kita ingin kan, biasa aja dak usah terlalu wow atau cinta mati, cinta gila dll... "kan belum akad nikah" hehehe kalo jadi alhamdulillah kalo gagal calm down, bisa nyari lagi, kan masih banyak yang antri xcicicici

5. Yang penting jangan lupa selalu mempersiapkan bekal mati yang udah pasti... 

Oleh sebab itu bagi anda yang sudah menikah :

"jangan terlalu gimana atau terlalu menggebu-gebu tanpa rambu-rambu saat memotivasi teman, murid, santri, saudara untuk menikah... tunjukkan kepada mereka tentang keutamaan menikah tapi jangan menyindir atau menyakiti mereka, jangan pula berburuk sangka dengan pemuda atau pemudi yang belum menikah adakalanya :

1. Mereka belum siap lahir batin, materi dan jasmani (didoakan aja)

2. Mungkin sudah siap calonnya tapi belum berani dan belum punya materi (nah yang ini harus diberi motivasi untuk cari materi/bekal untuk menikah jangan diajari bonek, nekat bisa gawat dan dinasehati jangan pacaran).

3. Ada juga yang sudah siap materi, jasmani, dan calon istri tapi kok gak nikah-nikah (yang ini harus dinasehati tentang bahaya zina).

4. Ada yang sudah siap materi, jasmani tapi belum ada yang dinikahi (yang ini jangan hanya di semangati, digojloki, disindir, diolok-olok,, hemmm gak bener, ini harus dibantu nyari dan didoakan)

5. Nah yang ini sudah siap jasmani, rohani, materi tapi masih seleksi, proses kesana kemari belum ada yang sesuai dengan hati (jangan berburuk sangka, didoakan aja, jika memang dia bener-bener ingin menikah dan dengan jalur yang benar, harus kita hargai, semoga dia segera berhasil)

dst...

Menikah..
Apakah sebagai jalan melepas Masalah?
Bukan menakut-nakuti untuk menikah..
Jangan pula memudah-mudahkan masalah..
Awalnya ingin beribadah..
Namun setelah menikah jadi malas ibadah..
Awalnya ingin kaya, malah bikin sengsara..
Awalnya ingin menjaga pandangan..
Tapi, tetap saja mata jelalatan..
Awalnya ingin memimpin, eh, malah tetep aja dipimpin..
Menikah..
Bukan melepas masalah, tapi mengganti masalah..
Kata Sahabat..
“Menikahlah Setelah kau SIAP!” (status fb :
Sofian Hadi Al-Batawi )

26 Maret 2014, 06:50 WITA
Sangatta - Kutai timur - Kalimantan Timur

Kenapa Nikah Muda ?

Berusaha ... Berdoa... Tawakkal....

Imam Nawawi Rahimahullah berkata:
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Menganjurkan Pemuda agar segera Menikah. Hadits ini Menganjurkan kita agar menikah pada Usia muda.  Itulah tujuan utama menikah karena masa muda paling nikmat dan lebih sedap bau mulutnya, lebih menarik, paling indahnya pergaulan, lucu bicaranya, cantik dan tampan wajahnya, lembut kulitnya, menggait suami untuk bersikap lembut kepadanya..."  (Syarh Imam Muslim: 5/70).

'Aisyah radhiyallahu'anha berkata.
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Menikahiku pada saat aku berusia 6 tahun dan beliau menggauliku saat berusia 9 tahun...".
'Aisyah radhiyallahu'an ha Melanjutkan: "Ketika kami tiba di Madinah, aku terserang Penyakit Demam selama sebulan setelah itu rambutku tumbuh lebat sepanjak pundak. Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku waktu aku sedang bermain ayunan bersama beberapa orangteman perempuanku. Ia berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui apa yang diinginkan dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun sampai dimuka pintu. Aku berkata, 'Huh...huh...' hingga nafasku lega.Kemudian Ummu Ruma dan aku memasuki sebuah rumah yang disana telah banyak wanita Anshar. Mereka mengucapkan selamat dan berkah atas nasib yang baik.  Ummu Ruman menyerahkanku kepada mereka sehingga mereka lalu memandikanku dan meriasku, dan tidak ada yang membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah datang dan mereka menyerahkanku kepada beliau...".
(HR.Muslim no.2547).
Sumber Nukilan dari: Majalah al Furqan Edisi 5 tahun ke-11 Dzulhijjah 1432 H/Desember 2011 M.

Minggu, 23 Maret 2014

::: BILA SIFAT BANGGA DIRI MUNCUL :::

Bakar bin ‘Abdullah Al Muzani rahimahullah, salah seorang Tabi’in (W. 106 H) berkata:

إن عرض لك إبليس بأن لك فضلا على أحد من أهل الإسلام
فانظر فإن كان أكبر منك فقل قد سبقني هذا بالايمان والعمل الصالح فهو خير مني
وإن كان أصغر منك فقل قد سبقت هذا بالمعاصي والذنوب واستوجبت العقوبة فهو خير مني
فانك لا ترى أحدا من أهل الاسلام إلا أكبر منك أو أصغر منك
قال وإن رأيت إخوانك المسلمين من يكرمونك ويعظمونك ويصلونك فقل أنت هذا فضل أخذوا به
وإن رأيت منهم جفاء وانقباضا فقل هذا ذنب أحدثته
Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah ….

Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan:
“Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal sholih dariku, maka ia lebih baik dariku.

”Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan:
“Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku.”

"Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu.”
Kemudian, beliau melanjutkan:


“Apabila engkau melihat saudara-saudaramu sesama Muslim memuliakanmu dan menghormatimu maka katakanlah : Ini adalah keutamaan yang akan diambil (hisabnya kelak).

Dan apabila engkau melihat mereka merendahkanmu, maka katakanlah : ’Ini adalah dosa (dari apa) yang aku perbuat”

[ Hilyatul Awliya’ 2/226, Abu Nu’aim Al Ashbahani, Asy-Syamilah ]

Wallahu A'lam


 15:10 WITA
25 Maret 2014
Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan Timur

Recent Post