ISLAM itu indah-----ISLAM itu sempurna dan ISLAM itu rahmatan lil 'alamin-----JANGAN Hanya menilai ISLAM dari pengikut / umatnya...!-----tapi Nilai lah ISLAM dari ajarannya...!-----Pelajarilah...!-----Jika Tidak Tahu Bertanyalah Pada Ahlinya-----maka anda akan mengetahui betapa menakjubkanya Islam bagi kehidupan manusia

(Ibnul Qoyyim rahimahullah[Ad-Daa' wa ad-Dawaa' 94])

“”

IMAM SYAFI'I MENUTURKAN :

Siapa yang tulus menjalin persaudaraan dengan sahabatnya maka ia akan menerima kesalahan-kesalahannya,, mengisi kekuranagnnya dan memaafkan ketregelincirannya".

RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia". (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Seorang Muslim Adalah Bersaudara, Janganlah Mendzolimi, Merendahkan Dan Janganlah Mengejeknya. (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya baik di dunia maupun di akherat". (HR. Muslim)

Imam Syafi'i pernah berkata :

"Aku berangan-angan agar orang-orang mempelajari ilmuku ini dan mereka tidak menisbahkan sedikitpun ilmuku kepadaku selamanya, lalu akupun diberi ganjaran karenanya dan mereka tidak memujiku" (Al-Bidaayah wa An-Nihaayah 10/276)

Ibnul Qayyim (Al Fawaid 1/147)

el kanzu

Jumat, 29 Agustus 2014

Jagalah Shalat-mu Dimanapun Kau Berada

gans Kemaren tepatnya hari selasa tanggal 30 shawwal 1435 H. / 26 Agustus 2014 karena rasa suntuk dan galau maka kuputuskan untuk berjalan-jalan melihat pemandangan dan indahnya alam ciptaan Allah 'azza wajalla. maka tujuanpun kuputuskan untuk naik ke kebun jamus, ngawi jawa timur, terletak di gunung lawu, kalau agan-agan tingal di daerah ngawi dan sekitarnya mungkin tempat ini bisa jadi salah satu tujuan rekreasi,dengan udara yang sejuk tidak terlalu dingin dan jalan yang halus meliak-liuk disertai tanjakan yang tidak terlalu tajam maka sampailah di jamus perkebunan teh.

Sewaktu pulang karena jalannya turun mesin motor aku matikan gan, sambil tengok kanan kiri ada pemandangan yang istimewa melebihi pemandangan alam sekitar, di tengah sawah di sore hari ada seorang bapak-bapak yang sedang menunaikan shalat ashar lengkap dengan sarungnya, maka motor ku langsung ku berhentikan gan memamndangi dan teringat hp langsung ku ambil untuk ku jepret, sambil kupandangi dengan sedikit melamun, masya Allah la quwwata illa billah... ditengah sawah sambil mencari rumput untuk hewan ternaknya dia masih menyempatkan untuk menunaikan keawjibannya kepada yang Maha Kuasa, indah... indah dan indaah...







Minggu, 24 Agustus 2014

Sahabat... Doaku Bersama-mu

Bismillahirrahmanirrahim...

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah subhanahu wata’ala atas segala nikmat yang sudah Allah anugrahkan kepada kita, baik yang lahir maupun yang batin tiada terkira dan tiada terhitung, Terkadang kita baru menyadari ketika nikmat itu sudah tidak bersama kita lagi.
Shalawat beserta salam semoga kita tidak lupa untuk memperbanyaknya untuk kekasih dan suriteladan terbaik umat ini Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam, semoga dengan shalawat dan salam tersebut merupakan tanda cinta kita kepada Beliau, sebuah cinta yang tidak hanya sekedar klaim dan pengakuan, tetapi benar-benar kita amalkan dan kita buktikan dengan memperbanyak shalawat kepada beliau dan meniti jalan beliau sampai ajal menghampiri, semoga dengan bukti cinta itu kita akan dikumpulkan bersama orang yang kita cintai, amiin...
Hari ini adalah tanggal 28 shawwal 1435 H yang bertepatan dengan tanggal 24 Agustus 2014 M. Tidak terasa sudah 1 bulan perpisahan jasad itu terjadi setelah kepulangan dari sangatta tanggal 23 Ramadhan 1435 H yang bertepatan dengan tanggal 21 Juli 2014 M. Waktu terus berlalu mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, bahagia atau kecewa, menyesal atau bangga. Waktu... itulah waktu... selama dunia ini ada semua akan terus seperti itu.

Semua hanya tinggal kenangan dan kisah yang akan menjadi sejarah, berpetualang keluar pulau tanah kelahiran bertemu dengan sahabat yang semangat ingin menggapai kebahagiaan di akherat di tengah kesibukan dunia yang  fana. Sebuah kebahagiaan dan kebanggaan bisa bertemu dan mengenal kalian sahabat-sahabat sangatta  terkhusus mereka yang belajar i’dad bersama tanpa terkecuali. Sebuah sejarah hidup yang menakjubkan yang belum tentu bisa terulang untuk kedua kalinya. Semoga pertemuan dan perpisahan kita termasuk diantara 7 golongan yang akan mendapatkan naungan di akherat, yang mana tidak akan ada naungan legi selain naungan Allah ‘azza wajalla. Diantara golongan itu adalah orang-orang yang bertemu dan berpisah karena Allah jalla jalaluh.

Besar harapan dan doa yang terus untuk coba dipanjatkan semoga ibadah sudah kita kerjakan diterima oleh Allah, karena mencari ilmu adalah ibadah semoga ibadah itu akan terus bisa kita kerjakan selama hayat masih dikandung badan, semoga ibadah ini tidak akan berhenti hanya karena perpisahan, thalabul ilmi is never ending... Teruslah belajar sahabat, semoga Allah memudahkan, semoga Allah memberi kekuatan, semoga Allah memberkahi langkah kalian, apa yang kita cari di dunia ini ??? ketika kita meninggalkan dunia, harta yang kita kumpulkan siang dan malam, rumah megah yang kita usahakan, anak istri keluarga yang kita banggakan dan semua yang ada di dunia ini tidak akan kita bawa ke liang kubur.
Tetapi jika kita terus mengusahakan ilmu, mencari ilmu siang dan malam ikhlas mengharap wajah Allah berharap keridhoaanNYA, kemudian disela-sela mencari ilmu kita berusaha mengamalkan semampu kita, mengajarkannya, dan membaginya dengan keluarga terdekat dan kepada kaum muslimin, kita berharap semoga ilmu itu yang akan menolong kita kelak di hari yang tidak akan bermanfaat lagi harta dan anak keturunan, ilmu yang bermanfaat ilmu yang akan membawa manfaat di dunia dan akherat. Kita tidak akan pernah menyesal karena belajar, justru kita akan menyesal karena mengapa kita tidak belajar ? Jika kita memiliki harta maka kita akan menjadi budak dan pengawal yang akan menjaga harta, tetapi jika kita memiliki ilmu, justru ilmulah yang akan menjaga kita, menentramkan dan menghibur kesedihan kita.
Sahabat, maafkanlah diri ini... yang tidak bisa lagi menemani dan mengiringi semangat kalian untuk mempelajari Al Quran dan Bahasa Arab, perpisahan yang terlalu dini, hanya sedikit yang bisa kuberikan, atau mungkin kalian tidak mendapatkan apa-apa selama keberadaan ana di sangatta. Maafkanlah sahabat,,, insyallah doa yang akan ku-usahakan semoga kalian tetap semangat untuk belajar dan belajar, semoga Allah memudahkan kalian dan memberikan keistiqomahan, semoga kalian mendapatkan teman belajar yang lebih hebat dan istimewa, sehingga kalian bisa mengambil faedah ilmu, akhlak dan semangatnya dalam beribadah, sehingga menjadikan kalian generasi robbani yang akan menerangi bumi pertiwi dengan cahaya ilmu dan hikmah di atas Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman salaful ummah.
Untuk-mu  Sahabat-ku, tidak ada yang bisa ana ucapkan selain kata “Jazakumullahu Khoiron Katsiron fiddunya wal akhirah” atas semua kebaikan kalian, sebuah kebahagiaan dan kebanggaan bisa bertemu dan mengenal kalian, di tengah kesibukan mencari dunia kalian menyempatkan untuk mencari bekal akherat, menakjubkan... teruslah bersemangat sahabat, semoga keikhlasan, dan istiqomah akan senantiasa menyertai kalian, sehingga bisa mendapatkan akhir yang istimewa, khusnul khotimah ketika menghadap bertemu Sang Pencipta Allah ‘azza wajalla... semoga Allah mempertemukan kita kembali di kesempatan yang lebih baik, jika tak ada waktu lagi untuk bertemu di dunia, semoga Allah mempertemukan kita di Surga Firdausnya amiin...
Alhamdulillah bini’matihi tatimmus sholihat, wa sholallahu ‘ala nabiyyina muhammaddin wa’ala alihi washohbihi ajmain walhamdulillahi robbil ‘alamin
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Sahabat-mu
M. Hasan Asnawi

28 shawwal 1435 H 24 Agustus 2014, 07:30 WIB
Nangkas, Jogorogo, Ngawi Jawa Timur, Indonesia

Menceritakan Amal Sholeh Kepada Orang Lain

Antara Menyembunyikan Amal Salih dan Tersanjung Dengan Pujian

Pertanyaan:
Aku mengalami kegundahan karena kadang-kadang aku merasa orang-orang memujiku jika aku memberitahukan amal saleh yang kulakukan.
Apakah aku beritahu amalanku kepada mereka?
Apakah termasuk ujub (bangga) kalau aku tersanjung dengan pujian mereka?

Bagaimana mengompromikan antara dalil-dalil yang memotivasi untuk menyembunyikan amal dengan dalil-dalil yang menganjurkan untuk menceritakan nikmat dan angerah Allah, di antara anugerah Allah yang paling berharga tersebut adalah amal saleh?

✅Jawaban:
Alhamdulillah

Pertama, menceritakan nikmat Allah Ta’ala merupakan faktor pendorong untuk bersyukur atas nikmat tersebut dan sebuah ungkapan atas anugerah Allah kepadanya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.” (QS. Adh-Dhuha: 11)

Syekh As-Sa’di mengatakan, “Menceritakan nikmat Allah ini meliputi urusan agama dan urusan dunia yakni seorang hamba memuji Allah dengan anugerah tersebut. Secara khusus, ungkapan tersebut diekspresikan dengan tuturan lisan apabila terdapat maslahat. Kalau tidak, ungkapkan saja nikmat Allah secara umum. Karena menceritakan nikmat Allah dapat memotivasi untuk menyukurinya, menimbulkan kecintaan di hati kepada yang memberi nikmat tersebut, dan hati pun akan condong kepada person tertentu yang berbuat baik. (Tafsir As-Sa’di, Hal. 928).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan, “Firman Allah ‘Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.’ (Al-Baqarah: 271)
mengindikasikan bahwa menyembunyikan sedekah lebih baik daripada menampakkannya, karena yang demikian jauh dari potensi riya’ kecuali apabila menampakkan amalan tersebut ada maslahat yang nyata.
Misalnya menampakkan perbuatan tersebut untuk memberikan teladan, maka menampakkan amal ini lebih baik. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang membaca Alquran dengan keras seperti halnya orang yang menampakkan sedekahnya sedangkan orang yang membacanya dengan lirih seperti orang yang menyembunyikan sedekahnya. ”Kesimpulannya, menyembunyikan amal itu lebih baik berdasarkan ayat ini. (Tafsir Ibnu Katsir, 1:701).

Syekh Ibnu Utsaimin mengatakan, “Seseorang yang menceritakan amalan-amalan taat yang dilakukannya tidak terlepas dari dua keadaan:

Pertama, motivasi utama pelakunya adalah ingin dikatakan saleh dan orang baik serta memamerkan amal kebaikannya. Ini sangat berbahaya karena bisa membatalkan amalan tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang hambanya menyucikan diri-diri mereka dengan firmna-Nya, “Janganlah kalian sucikan diri-diri kalian, Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32).

⛅Kedua, motivasi dia melakukan hal itu adalah untuk menceritakan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga orang-orang yang mendengar kabar tersebut darinya ikut terdorong untuk mencotoh apa yang mereka saksikan. Tentu saja menceritakan amalan pada saat ini adalah perbuatan terpuji, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan terhadap nikmat dari Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Barangsiapa di dalam Islam mencontohkan suatu perbuatan yang baik, maka baginya ganjaran seperti ganjaran orang yang mengamalkannya sampai hari kiamat.” (Nur ‘Ala Darb, 12:30).

Imam Ath-Thabary rahimahullah mengatakan, “Ada sebuah atsar (amalan generasi salaf) tentang keutamaan membaca Alquran dengan memperdengarkan suara dan ada pula atsar tentang melirihkan bacaan. Atsar ini dapat dikompromikan dengan cara, melirihkan bacaan lebih baik bagi siapa yang khawatir disusupi riya’ dan membaca dengan suara yang keras lebih baik bagi siapa yang tidak khawatir riya’ dengan syarat tidak mengganggu orang yang salat, tidur, atau yang lainnya. Amal yang zahir (nampak) itu terkadang berpengaruh bagi orang lain, maksudnya oarang lain bisa mendengarkan, memetik pelajaran, terpengaruh, atau sebagai syi’ar agama. Perbuatan ini juga bisa berpengaruh bagi orang yang membaca dengan keras tersebut; bisa membangunkan hatinya yang lalai, menghimpun semangatnya, mengusir rasa kantuk, dan menjadikan orang lain semangat untuk beribadah. Ketika seseorang memiliki salah satu dari motivasi ini, maka membaca dengan suara yang keras lebih baik dibanding dengan suara yang samar-samar.” (Tuhfatul Ahwadzi, 8:191).

Apabila menceritakan nikmat Allah termasuk menisbatkan keutamaan kepada Allah, pengakuan atas anugerah-Nya kepada hamba-Nya, pengakuan bahwasanya Dia Maha Dermawan lagi Maha Mulia, atau memberikan teladan kepada orang-orang untuk berbuat kebajikan sehingga setiap orang yang mencontohnya beramal ia juga medapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, maka ini disyariatkan.

Namun sebaliknya, apabila hal itu dimotivasi untuk menyucikan diri, supaya jadi orang mulia, ingin dilihat dan didengar orang, mendapatkan kedudukan agar ditaati, yang demikian perkara yang tercela dan jelek.

Kedua, apabila seseorang menceritakan nikmat Allah dalam koridor yang disyariatkan, tetapi orang-orang tetap memujinya sehingga ia merasa tersanjung, namun di hatinya tidak terselip ingin dilihat dan didengar orang, maka hal ini termasuk kabar gembira yang Allah segerakan bagi orang-orang beriman. Disegerakannya kabar gembira seorang mukmin apabila ia beramal saleh dengan mengharap wajah Allah. Orang-orang pun menghormatinya tanpa bergantung padanya dikarenakan amal saleh yang sering ia tampakkan. Ia pun t
ampak terhormat di hadapan orang dan dipuji dengan pujian yang baik. Ia pun kagum dengan kabar gembira ini.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Dzar radhiallahu’anhu ia mengatakan, “Ada yang mengatakan kepada rasulullah, ‘Apa pendapatmu jika seseorang yang beramal saleh, lalu orang-orang pun memujinya?’ Beliau bersabda, ‘Itulah kabar gembira yang disegerakan bagi orang yang beriman’


Diterjemahkan dari: http://www.islamqa.com/ar/ref/148158/%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%A7%D9%85%D9%84

Jumat, 22 Agustus 2014

Ukhti (saudariku) siapa yang engkau pilih ???

Penyusun: Ummu Muhammad (Bulletin Zuhairoh)
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar

Menikah, satu kata ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Remaja yang sudah mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, akan memperhatikan pasangan yang diimpikan menjadi pasangan hidupnya. Sejenak waktu, hatinya akan merenda mimpi, membayangkan masa depan yang indah bersamanya.

Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, tentu kita semua menginginkan pasangan hidup yang dapat menjadi teman dalam suka dan duka, bersama dengannya membangun rumah tangga yang bahagia, sampai
menapaki usia senja, bahkan menjadi pasangan di akhirat kelak.

Tentu kita tidak ingin bahtera tumah tangga yang sudah terlanjur kita arungi bersama laki-laki yang
menjadi pilihan kita kandas di tengah perjalanan, karena tentu ini akan sangat menyakitkan, menimbulkan luka mendalam yang mungkin sangat sulit disembuhkan, baik luka bagi kita maupun bagi buah hati yang mungkin sudah ada.

Lagipula, kita mengetahui bahwa Allah Ta’ala, Robb sekaligus Illah kita satu-satunya sangat membenci perceraian, meskipun hal itu diperbolehkan jika memang keduanya merasa berat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Itulah slogan yang biasa dipakai untuk masalah kesehatan. Dan untuk masalah kita ini, yang tentunya jauh lebih urgen dari masalah kesehatan tentu lebih layak bagi kita untuk memakai slogan ini, agar kita tidak menyesal di tengah jalan.

Saudariku muslimah, sekarang banyak kita jumpai fenomena yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan hati. Banyak dari saudari-saudari kita yang terpesona dengan kehidupan dunia, sehingga  timbul predikat ‘cewek matre’, yaitu bagi mereka yang menyukai laki-laki karena uangnya. Ada juga diantara saudari kita yang memilih laki-laki hanya karena fisiknya saja.

Ada juga diantara mereka yang menyukai laki-laki hanya karena kepintarannya saja, padahal belum tentu kepintarannya itu akan menyelamatkannya, mungkin justru wanita itu yang akan dibodohi.

Sebenarnya tidak mengapa kita menetapkan kriteria – kriteria tersebut untuk calon pasangan kita, namun janganlah hal tersebut dijadikan tujuan utama, karena kriteria-kriteria itu hanya terbatas pada hal yang bersifat duniawi, sesuatu yang tidak kekal dan suatu saat akan menghilang.

Lalu bagaimana solusinya ? Saudariku, sebagai seorang muslim, standar yang harus kita jadikan patokan adalah sesuatu yang sesuai dengan ketentuan syariat. Karena hanya dengan itu kebahagian hakiki akan tercapai, bukan hanya kebahagian dunia saja yang  akan kita dapatkan, tapi kebahagiaan akhirat yang kekal pun akan kita nikmati jika kita mempunyai pasangan yang bisa diajak bekerjasama dalam ketaatan kepada Allah.

Diantara kriteria-kriteria yang hendaknya kita utamakan antara lain:
♡❶. Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik, dengan hal tersebut ia diharapkan dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam  membimbing keluarga, menunaikan hak istri, mendidik anak, serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan
terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)

★Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan bin ‘Ali, “Saya punya seorang putri, siapakah kiranya yang patut jadi suaminya ?”
★Hasan bin ‘Ali menjawab, “Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab jika ia senang
ia akan menghormatinya, dan jika ia sedang marah, ia tidak suka zalim kepadanya.”

♡❷. Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasiq, yaitu orang yang rusak agama dan akhlaknya, suka berbuat dosa, dan lain-lain.

“Siapa saja menikahkan wanita yang di bawah kekuasaanya dengan laki-laki fasiq, berarti memutuskan tali keluarga.” (HR. Ibnu Hibban, dalam Adh-Dhu’afa’ & Ibnu Adi)

Ibnu Taimiyah berkata, “Laki-laki itu selalu berbuat dosa, tidak patut dijadikan suami. Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salaf.” ( Majmu’ Fatawa 8/242)

♡❸. Laki-laki yang bergaul dengan orang-orang sholeh.

♡❹. Laki-laki yang rajin bekerja dan berusaha, optimis, serta tidak suka mengobral janji dan berandai-andai.

♡❺. Laki-laki yang menghormati orang tua kita.

♡❻. Laki-laki yang sehat jasmani dan rohani.

♡❼Mau berusaha untuk menjadi suami yang ideal, diantaranya: Melapangkan nafkah istri dengan tidak bakhil dan tidak berlebih- lebihan; memperlakukan istri dengan baik, mesra, dan lemah lembut; bersendau gurau dengan istri tanpa berlebih-lebihan;  memaafkan kekurangan istri dan berterima kasih atas kelebihannya; meringankan pekerjaan istri dalam tugas-tugas rumah tangga; tidak menyiarkan rahasia suami istri; memberi peringatan dan bimbingan yang baik jika istri lalai dari kewajibannya; memerintahkan istri memakai busana muslimah ketika keluar; menemani istri bepergian; tidak membawa istri ke tempat-
tempat maksiat; menjaga istri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah kepadanya; memuliakan dan menghubungkan silaturahim kepada orang tua dan keluarga istri memanggil istri dengan panggilan
kesukaannya; dan yang terpenting bekerjasama dengan istri dalam taat kepada Allah Ta’ala.

✎...Satu hal yang perlu kita ingat saudariku, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna.

Jangan pernah membayangkan bahwa laki- laki yang sholeh itu tidak punya cacat & kekurangan.

◆✴▶Tapi, satu hal yang tidak boleh kita tinggalkan adalah ikhtiar dengan mencari yang terbaik untuk kita, serta bertawakal kepada Allah dengan diiringi do’a.


Maroji’: Ensiklopedi Wanita Muslimah . Haya bintu Mubaroh Al-Barik.
Artikel www.muslimah.or.id


27 Shawwal 1435 H, 23 Agustus 2014 M
Jogorogo, Ngawi

el-asnawi

Kamis, 14 Agustus 2014

Kalimat di Akhir Hayat

ﻗﺼﮧ ﺭﺍﺋﻌﮧ ﺟﺪﺁ
KISAH YANG SANGAT INSPIRATIF
ﺃﺣﺒﺒﺖ ﺃﻫﺪﻳﻬﺎ ﻟﻤﻦ ﺃﺣﺐ
Ku ingin hadiahkan kepada saudaraku yang kucinta...

ﻛﺎﻥ ﻫﻨﺎﻙ ﺷﻴﺦ ﻳﻌﻠﻢ ﺗﻼﻣﻴﺬﻩ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ
Ada seorang guru agama yg mengajarkan Aqidah kpda murid2nya

ﻳﻌﻠﻤﻬﻢ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠـﻪ ﻳﺸﺮﺣﻬﺎ ﻟﻬﻢ
Dia mengajarkan "La ilaaha illallah" kepada mereka dan menjelaskan maknanya

ﻳﺮﺑﻴﻬﻢ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺃﺳﻮﺓ ﺑﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻳﻔﻌﻞ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Mendidik mereka dengan keteladanan Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam-

ﻋﻨﺪﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﻭﻳﻐﺮﺳﻬﺎ ﻓﻲ ﻧﻔﻮﺳﻬﻢ
Ketika mengajarkan Aqidah beliau berusaha menanamkanya kedalam jiwa murid-muridnya

ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻳﺤﺐ ﺗﺮﺑﻴﺔ ﺍﻟﻄﻴﻮﺭ ﻭﺍﻟﻘﻄﻂ
Sang guru itu senang memelihara burung dan kucing

ﻓﺄﻫﺪﺍﻩ ﺃﺣﺪ ﺗﻼﻣﻴﺬﻩ ﺑﺒﻐﺎﺀ
Lalu seorang muridnya pun menghadiahkan padanya seekor burung kakatua

ﻭﻣﻊ ﺍﻷﻳﺎﻡ ﺃﺣﺐ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺒﺒﻐﺎﺀ
Makin hari sang guru pun senang dengan burung itu

ﻭﻛﺎﻥ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﻣﻌﻪ ﻓﻲ ﺩﺭﻭﺳﻪ
Dan sering membawanya pada saat mengajar murid-muridnya

ﺣﺘﻰ ﺗﻌﻠﻢ ﺍﻟﺒﺒﻐﺎﺀ ﻧﻄﻖ ﻛﻠﻤﺔ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ
Sehingga kakatua itu belajar mengucapkan kalimat tauhid "La ilaha illallah"

ﻓﻜﺎﻥ ﻳﻨﻄﻘﻬﺎ ﻟﻴﻼ ﻭﻧﻬﺎﺭﺍ …
Burung kakatua itupun bisa mengucapkan (laa ilaaha illallah) siang dan malam

ﻭﻓﻲ ﻣﺮﺓ ﻭﺟﺪ ﺍﻟﺘﻼﻣﻴﺬ ﺷﻴﺨﻬﻢ ﻳﺒﻜﻲ ?
Suatu ketika murid-murid mendapati sang guru tengah menangis

ﻭﻳﻨﺘﺤﺐ ﻭﻋﻨﺪﻣﺎ ﺳﺄﻟﻮﻩ
Ketika ditanya beliau menjelaskan dengan terbata- bata

ﻗﺎﻝ ﻟﻬﻢ ﻫﺠﻢ ﺍﻟﻘﻂ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺒﻐﺎﺀ ﻭﻗﺘﻠﻪ
Kucing telah menerkam kakatua dan membunuhnya

ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻟﻪ ﻟﻬﺬﺍ ﺗﺒﻜﻲ
Merekapun bertanya dengan heran: karena inikah engkau menangis !!

ﺇﻥ ﺷﺌﺖ ﺃﺣﻀﺮﻧﺎ ﻟﻚ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﺃﻓﻀﻞ ﻣﻨﮧ ..
Kalau anda menginginkan, kami bisa datangkan burung lain bahkan yg jauh lebih baik

ﺭﺩ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻭﻗﺎﻝ ﻻ ﺃﺑﻜﻲ ﻟﻬﺬﺍ …
Sang guru berkata: bukan karena itu aku menangis

ﻭﻟﻜﻦ ﺃﺑﻜﺎﻧﻲ ﺃﻧﻪ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﻫﺎﺟﻢ ﺍﻟﻘﻂ ﺍﻟﺒﺒﻐﺎﺀ
Tetapi...Yg membuat aku menangis adalah: ketika burung itu diserang kucing

ﺃﺧﺬ ﻳﺼﺮﺥ ﻭﻳﺼﺮﺥ ﺇﻟﻲ ﺃﻥ ﻣﺎﺕ
Burung itu hanya teriak2 saja sampai matinya

ﻣﻊ ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻜﺜﺮ ﻣﻦ ﻗﻮﻝ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ
Padahal dia sering sekali mengucapkan kalimat "laa ilaaha illallah"

ﺇﻻ ﺃﻧﻪ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﻫﺎﺟﻤﻪ ﺍﻟﻘﻂ ﻧﺴﻴﻬﺎ
Tetapi ketika ia diterkam kucing ia lupa kalimat itu

ﻭﻟﻢ ﻳﻘﻢ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﺼﺮﺍﺥ
Tidak mengucapkan apapun kecuali hanya teriakan dan rintihan !!!

ﻷﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻟﻬﺎ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ
Karena waktu itu ia hanya mengucapkan "laa ilaaha illallah" dengan lisannya saja

ﻓﻘﻂ ﻭﻟﻢ ﻳﻌﻠﻤﻬﺎ ﻗﻠﺒﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺸﻌﺮ ﺑﻬﺎ ‼
Sementara Hatinya tidak memahami dan tidak menghayatinya

ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ :
Sang guru pun berkata

ﺃﺧﺎﻑ ﺃﻥ ﻧﻜﻮﻥ ﻣﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺒﻐﺎﺀ
Aku khawatir kalau nanti kita seperti kakatua itu

ﻧﻌﻴﺶ ﺣﻴﺎﺗﻨﺎ ﻧﺮﺩﺩ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ
Saat kita Hidup mengulang-ulang kalimat "laa ilaaha illallah"

ﺑﺄﻟﺴﻨﺘﻨﺎ ﻭﻋﻨﺪﻣﺎ ﻳﺤﻀﺮﻧﺎ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻧﻨﺴﺎﻫﺎ
Dengan lisan kita, tapi ketika Maut datang kita pun lupa

ﻭﻻ ﻧﺘﺬﻛﺮﻫﺎ؛ ﻷﻥ ﻗﻠﻮﺑﻨﺎ ﻟﻢ ﺗﻌﺮﻓﻬﺎ
Tidak bisa mengingatnya, karena Hati kita belum menghayatinya

ﻓﺄﺧﺬ ﺍﻟﻄﻠﺒﺔ ﻳﺒﻜﻮﻥ؛ ﺧﻮﻓﺎ ﻣﻦ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﺼﺪﻕ ﻓﻲ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠـﻪ
Kemudian para muridnya pun menangis.., khawatir tidak Jujur terhadap kalimat Tauhid ini

ﻭﻧﺤﻦ .... ﻫﻞ ﺗﻌﻠﻤﻨﺎ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻘﻠﻮﺑﻨﺎ !!!!
Dan kita sendiri .... apakah kita telah menanamkan kalimat "laa ilaaha illallah" ini kedalam Hati Sanubari kita?

ﻣﺎ ﺍﺭﺗﻔﻊ ﺷﻲﺀ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻦ ﺍﻹﺧﻼﺹ ،
Tidak ada sesuatupun yg naik kelangit yang lebih Agung dibanding Keikhlasan

ﻭ ﻻ ﻧﺰﻝ ﺷﻲﺀ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺭﺽ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ
Dan tidak ada sesuatupun yang turun ke bumi yang lebih Agung daripada Taufiq Allah Jalla Jalaaluh

.. ﻭ ﺑﻘﺪﺭﺍﻹﺧﻼﺹ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ
Sesuai kadar Keikhlasan kita Taufiq Allah pasti kita dapatkan

ﻣﻦ ﺭﻭﺍﺋﻊ ﻣﺎ ﻭﺻﻠﻨﻲ ..
Ini termasuk hal-hal menarik yang sampai kepadaku

ﺇﻫﺪﺍﺀ ﻟﻤﻦ ﺃﺣﺒﻬﻢ
Hadiah bagi orang2 yang kucintai...
 
Semoga bermanfaat bagi kita. Aamiin

copas from : status fb Farcha Elfaradhisa Nida Syahidah

17 Syawal 1435 H, 14 Agustus 2014 M,  22:56 WIB
Blessing Hils Trawas, Mojokerto

Recent Post