*Nasehat Diri & Sahabat*
Memberanikan diri untuk menulis ini, mohon dikoreksi bila ada kesalahan... semoga tulisan ini termasuk saling menasehati dan berwasiat dalam kebaikan dan kebenaran. terkhusus bagi kita yg suka bercanda.
Beberapa kali melihat pemandangan yang *kurang pas* ketika moment takziyah : *Bercanda / tertawa* ketika takziyah, atau bahkan ketika mengkafani & menguburkan mayat di pemakaman, dan yang lebih memprihatinkan tertawa lepas / keras.
Semoga pemandangan seperti ini tidak terulang di kemudian hari, mungkin kita juga pernah menjumpai oknum beberapa org awam yg bercanda atau tertawa pada moment tersebut, tapi yg menyesakkan hati jika kita menyaksikan pemandangan ngobrol bercanda, tertawa dilakukan oleh teman² yg sudah ngaji sudah mengenal sunnah.
yg seharusnya takziyah adalah ikut berduka, merasa sedih ketika saudara seiman kita bersedih, mengiburnya bukan berarti dengan bercanda apalagi sampai tertawa lepas, tidak etis jika sudara kita menangis kemudian di rumahnya, disampingnya / ketika menguburkan kita bercanda,
Apa yang akan dikatakan / yg ada di pikiran orang2 awam ketika melihat orang2 yg penampilannya nyunnah akan tetapi tertawa, bercanda ketika takziyah, kemungkinan yang muncul adalah pikiran negatif... naudzubillah
Semoga Allah mengampuni semua kesalahan kita baik yang kita sengaja maupun tidak, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
jika kita mencari defenisi takziyah akan muncul :
*Penulis* kitab *Radd al Mukhtar* mengatakan : “Berta’ziyah kepada ahlul mayyit (keluarga yang ditinggal mati) maksudnya ialah, menghibur mereka supaya bisa bersabar, dan sekaligus mendo’akannya”.
📚Radd al Mukhtar (1/603).
*Imam al Khirasyi* di dalam syarahnya menulis: “Ta’ziyah, yaitu menghibur orang yang tertimpa musibah dengan pahala-pahala yang dijanjikan oleh Allah, sekaligus mendo’akan mereka dan mayitnya”.
📚Syarh al Khirasyi ‘ala Mukhtashar Khalil (2/129).
*Imam Nawawi* rahimahullah mengatakan : “Yaitu memotivasi orang yang tertimpa musibah agar bisa lebih bersabar, dan menghiburnya supaya bisa melupakannya, meringankan tekanan kesedihan dan himpitan musibah yang menimpanya”.
📚Al Adzkar an Nawawiyah, hlm.126. Lihat juga al Majmu’ (5/304).
dikutip dari :
https://aslibumiayu.net/6724-taziyah-yang-sesuai-dengan-sunnah-rasulullah.html
Semoga takziyah beserta rangkaiannya dan hadirnya kita di kuburan / area pemakaman menjadikan kita mengingat akherat, mengambil hikmah dan pelajaran mengingat kematian dan kehidupan akherat, dan kita mendapatkan janji Allah melalui sabda Nabinya shalallahu 'alaihi wasalam :
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَزِّيْ أَخَاهُ بِمُصِيْبَةٍ إِلاَّ كَسَاهُ اللهُ سُبْحَانَهُ مِنْ حُلَلِ الْكَرَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Tidaklah seorang mukmin *berbelasungkawa (ta’ziyah)* kepada saudaranya karena suatu musibah, melainkan Allah Yang Mahasuci *memberinya pakaian* dari pakaian-pakaian kemuliaan di hari Kiamat.”
📚[HR. Ibnu Majah no. 1601, hasan. Lihat Shahiih Ibni Maajah no. 1601]
https://almanhaj.or.id/4012-adab-adab-taziyah-bela-sungkawa-shalat-jenazah-dan-tata-cara-penguburannya.html
sekali lagi mohon maaf, mohon dikoreksi bila ada kesalahan...
akhukum fillah, hasan
Madiun, 21 Rajab 1440 H / 28 Maret 2019 M