ISLAM itu indah-----ISLAM itu sempurna dan ISLAM itu rahmatan lil 'alamin-----JANGAN Hanya menilai ISLAM dari pengikut / umatnya...!-----tapi Nilai lah ISLAM dari ajarannya...!-----Pelajarilah...!-----Jika Tidak Tahu Bertanyalah Pada Ahlinya-----maka anda akan mengetahui betapa menakjubkanya Islam bagi kehidupan manusia

(Ibnul Qoyyim rahimahullah[Ad-Daa' wa ad-Dawaa' 94])

“”

IMAM SYAFI'I MENUTURKAN :

Siapa yang tulus menjalin persaudaraan dengan sahabatnya maka ia akan menerima kesalahan-kesalahannya,, mengisi kekuranagnnya dan memaafkan ketregelincirannya".

RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia". (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Seorang Muslim Adalah Bersaudara, Janganlah Mendzolimi, Merendahkan Dan Janganlah Mengejeknya. (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya baik di dunia maupun di akherat". (HR. Muslim)

Imam Syafi'i pernah berkata :

"Aku berangan-angan agar orang-orang mempelajari ilmuku ini dan mereka tidak menisbahkan sedikitpun ilmuku kepadaku selamanya, lalu akupun diberi ganjaran karenanya dan mereka tidak memujiku" (Al-Bidaayah wa An-Nihaayah 10/276)

Ibnul Qayyim (Al Fawaid 1/147)

el kanzu

Rabu, 25 Desember 2013

Motivasi Hari Ini


Husnudzon kepada Allah dalam ketetapan taqdir-Nya, adalah kekuatan motivasi terbesar bagi seorang Muslim. Bahwa segala hal menjadi mungkin, ketika tahu bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Bahwa segala hal menjadi mudah ketika tahu bahwa Allah Maha Pemurah. Bahwa segala hal jika ditekuni pada waktunya kan tercapai.

Tinggal bagaimana Anda jujur dengan impian Anda, dengan keinginan dan minat Anda. Seorang yang jujur dengan impiannya, pasti berusaha sekuat dan sebaik mungkin menuju impiannya. Betapa pun banyak orang mencibir, betapa pun banyak hal menghalangi dari segala sisi, betapa pun situasi dan kondisi seakan tak memberikan cukup ruang dan kesempatan tuk menuju ke sebuah jalan, demi menjemput impian. Seorang tangguh tak kan pernah menyerah karna keadaan, karna cibiran orang. Seorang tangguh tak kan sibuk menyalahkan kesempatan, menyalahkan fulan dan allan.

Muslim yang tangguh kan berkata,
"Wahai impian, aku datang menjemputmu!
Seberapa pun cepat kau lari kan ku kejar...
Seberapa pun banyak penghalangmu kan ku singkirkan...
Seberapa pun banyak cibiran tak kan ku indahkan..."

man jadda wajada
man shobaro naa-la
man saa-ro 'alad darbi najaha

Kesulitan hanyalah hiasan pawai di sepanjang jalan...
Kesedihan hanyalah teriakan cheerleader memompa semangatmu kawan...
Hari tak selamanya mendung...
Badai pasti Berlalu...
maka Jangan ragu...
hentakkan kakimu...
berlarilah kejar impianmu...

Kun fayakun..... maka jadilah demikian adanya.

Sahabatku sesungguh Tuhan akan selalu berkata seperti ini melalui APA YANG KITA YAKINI DAN LAKUKAN.

Jika ada seseorang yang yakin dan berkata bahwa "REZEKI YANG HARAM SAJA SUSAH APA LAGI YANG HALAL"

Maka Tuhan akan menggenapi dengan "Kun fayakun"

Jika ada orang lain yang YAKIN dan berkata bahwa "Masih banyak kok rezeki yang HALAL dan Mudah di dapat"

Maka Tuhanpun akan menggenapi keyakinan dan perkataan tersebut dengan "Kun fayakun".

Jadi berhati-hatilah dengan keyakinan dan ucapan kita; karena apapun yang anda yakini maka itulah yang akan segera kita alami.

Mari kita renungkan bersama.

*****
Ilustrasi gambar Ni Wayan Sepi, seorang anak Pemulung dari Karang Asem Bali, yang bercita2 Ingin menjadi Fotographer dunia, dan "Kun fayakun" iapun mendapatkan beasiswa sekolah di Belanda dari Anna Frank Foundation

Dalil Selamatan orang meninggal

Bismillah..
Kita mengenal sebuah ritual keagamaan di dalam masyarakat muslim ketika terjadi kematian adalah menyelenggarakan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 harinya. Disini kami mengajak anda untuk mengkaji permasalahan ini secara praktis dan ilmiah.

Setelah diteliti ternyata amalan selamatan kematian/kenduri kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 hari, bukan berasal dari Al Quran, Hadits (sunah rasul) dan juga Ijma Sahabat, malah kita bisa melacaknya dikitab-kitab agama hindu.

Disebutkan bahwa kepercayaan yang ada pada sebagian ummat Islam, orang yang meninggal jika tidak diadakan selamatan (kenduri: 1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari dst, /red ) maka rohnya akan gentayangan adalah jelas-jelas berasal dari ajaran agama Hindu. Dalam agama Hindu ada syahadat yang dikenal dengan Panca Sradha (Lima Keyakinan). Lima keyakinan itu meliputi percaya kepada Sang Hyang Widhi, Roh leluhur, Karma Pala, Samskara, dan Moksa. Dalam keyakinan Hindu roh leluhur (orang mati) harus dihormati karena bisa menjadi dewa terdekat dari manusia [Kitab Weda Smerti Hal. 99 No. 192]. Selain itu dikenal juga dalam Hindu adanya Samskara (menitis/reinkarnasi).

Dalam Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193 yang berbunyi : "Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu.

Dalam buku media Hindu yang berjudul : "Nilai-nilai Hindu dalam budaya Jawa, serpihan yang tertinggal" karya : Ida Bedande Adi Suripto, ia mengatakan : "Upacara selamatan untuk memperingati hari kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40, 100, dan 1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu".

Telah jelas bagi kita pada awalnya ajaran ini berasal dari agama Hindu, selanjutnya umat islam mulai memasukkan ajaran-ajaran islam dicampur kedalam ritual ini. Disusunlah rangkaian wirid-wirid dan doa-doa serta pembacaan Surat Yasin kepada si mayit dan dipadukan dengan ritual-ritual selamatan pada hari ke 7, 40, 100, dan 1000 yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Apakah mencampur-campur ajaran seperti ini diperbolehkan??

Iya, campur mencampur ajaran ini tanpa sadar sudah diajarkan dan menjadi keyakinan nenek moyang kita dulu yang ternyata sebagian dari kaum muslimin pun telah mewarisinya dan gigih mempertahankannya.

Lalu apakah kita lebih memegang perkataan nenek moyang kita daripada apa-apa yang di turunkan Allah kepada RasulNya?

Allah berfirman :


وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
”Dan apabila dikatakan kepada mereka :”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab :”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS Al Baqoroh ayat 170)

Allah berfirman :

وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dan janganlah kamu mencampuradukkan Kebenaran dengan Kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya" (QS Al Baqarah 42)

Allah subhanahu wa ta'ala menyuruh kita untuk tidak boleh mencampuradukkan ajaran agama islam (kebenaran) dengan ajaran agama Hindu (kebatilan) tetapi kita malah ikut perkataan manusia bahwa mencampuradukkan agama itu boleh, Apa manusia itu lebih pintar dari Allah???

Selanjutnya Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu".(QS. Albaqoroh : 208).

Allah menyuruh kita dalam berislam MENYELURUH, tidak setengah-setengah...

TIDAK SETENGAH HINDU...SETENGAH ISLAM...


From : http://faisalchoir.blogspot.com/2011/06/tradisi-masyarakat-islam-yang-bersumber.html
Publish :  26 Desember 2013, 08:45 WITA

el-asnawi

BERHATI-HATILAH DENGAN POPULARITAS

Betapa nikmatnya hidup menjadi orang yang tidak dikenal. Sungguh para Salaf di masa dulu sangat menjauhi popularitas. Mereka tidak ingin dikenal manusia, karena ketenaran lebih rentan merusak niat, menodai keikhlasan, serta menjadikan hidup berasa tidak tentram.

Namun hari ini, manusia seakan justru berlomba meraih popularitas dan ketenaran. Yang awam hingga yang 'alim, semuanya berburu ketenaran. Entah apa yang mereka inginkan dari ketenaran tersebut. Tidakkah mereka takut bahwa ketenaran itu akan menjadi bumerang yang kapan saja bisa menghancurkan hidup mereka?

From : https://www.facebook.com/abana.fidinika

Sungguh diri ini hawatir dengan popularitas dan ketenaran, berikanlah kami keikhlasan disetiap hembusan nafas yang engkau anugrahkan, kumpulkanlah kami bersama hamba-hambu yang mulia, berikanlah kami keisitiqomahan disetiap kebaikan, anugrahkanlah husnul khotimah di akhir kehidupan kami, Ya Allah jadikanlah kami hamba orang yang biasa di dunia tapi istimewa di akherat, sungguh hati ini begitu lemah... 

Ya muqollibal qulub tsabbit qolby 'ala dinik,,, ya mushorrifal qulub shorrif qolby 'ala to'atik...
Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik.
 
Publish :  26 Desember 2013, 09:37 WITA
Place : Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan Timur - Indonesia


Teman Yang ideal

Alangkah menyenangkan bila bisa berteman dgn orang yang pintar, berilmu sekaligus baik akhlaqnya. Tutur bahasa yang santun, adem, sejuk, dan menyenangkan; kian melengkapi kedalaman ilmu yang dimilikinya. Pertemanan pun menjadi semakin bermanfaat dan berkah.

Diantara pembagian sahabat, sosok teman (friend) kita terbagi menjadi 4 macam:
 

1. Memiliki ilmu dan sekaligus memiliki akhlaq.
2. Memiliki ilmu, tapi kurang memiliki akhlaq.
3. Kurang memiliki ilmu, tapi memiliki akhlaq.
4. Kurang memiliki ilmu sekaligus kurang memiliki akhlaq.
 

 Apa maksud dari ke empat kategori diatas ?

1. Yang paling afdhal dan diharapkan tentu bisa berteman dengan kategori yang pertama. Berteman dengan orang yang berilmu sekaligus berakhlaq tentu akan memberikan efek ketenangan batin; dan pada saat yang sama kita bisa mengambil faedah ilmu yang banyak darinya. Sempurna.

2. Berteman dengan orang yang berilmu namun kurang berakhlaq,
di satu sisi kita masih bisa mendapatkan manfaat ilmiah yang bagus untuk agama kita; namun di sisi lain kita harus siap kecipratan imbas yang tidak nyaman atas akhlaqnya yang kurang baik, semisal lagak bicara yang arogan, terkesan kaku, kasar, atau kurang bisa berlaku santun terhadap sesama.

3.
Berteman dengan sosok yang ketiga, kurang berilmu namun akhlaqnya baik. Minimal kita bisa mencontoh akhlaqnya atau nyaman hidup kita karena efek positif dari kebagusan akhlaqnya. Adapun kurangnya ilmu yang ada pada dirinya, ya namanya manusia tentu tak ada yang sempurna. Ilmu bisa diambil dari pihak yang lain.

4. Yang paling mengenaskan adalah figur teman ke-4. Manfaat apa yang bisa diambil dari orang yang miskin ilmu miskin akhlaq? Ilmu tidak bertambah, justru hati terasa selalu sumpek karena dampak dari ketidak bagusan akhlaqnya.

Aku berharap bisa berteman dengan tipe teman 1, 2, & 3. Kalau ada tipe 4 aku doakan semoga Allah merubahnya menjadi lebih baik. Amin.


From : https://www.facebook.com/abana.fidinika
Publish :  26 Desember 2013, 09:09 WITA
Place : Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan Timur - Indonesia


el-asnawi

Senin, 23 Desember 2013

Puisi Kenangan Islami (Karya anak negeri)

Ustadz kami tercinta 

Ustadz kami tercinta
Kau yang mengajari kami tentang agama
Kau yang mengajari kami dengan penuh kesabaran
Kau yang menasehati kami ketika kami berbuat kesalahan

                        Ustadz kami tercinta
                        Mengapa kau begitu cepat meninggalkan kami
                        Meninggalkan murid-murid tercintamu ini
                        Meninggalkan kenangan-kenangan indah disini

Ustadz kami tercinta
Meskipun Kau sudah tidak ada di sini
Di tempat Kau mengajar selama ini
Tapi kami mohon jangan lupakan kami

by: "santri nashrus sunnah madiun"  Oktober 2012

Publish : 24 Desember 2012, 06:52 WITA
Place :  Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan timur
             
 el-asnawi

Minggu, 22 Desember 2013

Gak Usah Pake Jilbab ?

Ketika Jilbab Menjadi Kedok

“Aku paling gak suka liat cewe pake jilbab bermesra mesran sama pacarnya” ..

“Sama aku juga .. mending gak usah pake jilbab aja sekalian” ..
“Bener tuh ... daripada pake jilbab tapi kelakuan kayak gitu” ..

Sering sekali kita mendengar teman-teman kita mengucapkan kata-kata seperti itu .. terutama mereka yang belum mengenakan jilbab ...

Sungguh malang sekali nasib jilbab itu ..yang salah orangnya .. tapi jilbabnya pun ikut di hujat ...

Yang lebih miris lagi mereka mengatakan ..“mending gak usah pake jilbab daripada kelakuan buruk” ...

Sudah tidak memakai jilbab .. plus kelakuan buruk kok dibilang mending ..?? Itu artinya menurut mereka perbuatan tercela itu pantas untuk dilakukan asal tidak memakai jilbab ...

Bukankah perbuatan tercela itu tetap dosa dilakukan oleh manusia siapapun dia .. tak peduli dia kaya .. miskin .. laki laki .. perempuan .. memakai jilbab ataupun tidak .. besarnya dosa yang mereka lakukan pun sama .. hukuman yang mereka terimapun juga sama ...

Lantas bagaimana mereka bisa berkata seperti itu ..??

Manusia tak ada yang sempurna .. Begitupun semua perempuan yang memakai jilbab ... mereka juga hanyalah manusia biasa tempat khilaf dan lupa ...

Tak ada tuntutan jilbab itu hanya boleh dipakai oleh mereka yang telah sempurna akhlaknya ...

Bukankah sudah jelas bahwa jilbab wajib dikenakan semua perempuan islam yang sudah baligh seperti wajibnya shalat ..tak perduli sifat seperti apa yang mereka miliki ... Tapi sungguh masih ada saja sebagian orang yang menganggap memakai jilbab itu hanya sunnah ....

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu .. anak-anakmu yang perempuan dan isteri-isteri orang mu’min ... “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ”... yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal .. karena itu mereka tidak diganggu .. .Dan Allah adalah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang (Al-Adzhab :59)..


Janganlah jilbabnya yang di hujat .. tapi ingatkanlah mereka ...
Nasehatilah mereka jika kita tahu perbuatan yang mereka lakukan itu salah ...

Dan tidak harus sempurna dulu atau harus memakai jilbab untuk bisa mengingatkan saudara kita yang salah ....

Namun alangkah baiknya jika kita berjilbab sehingga nasehat pun didengar oleh mereka ... Bukankah saling mengingatkan sesama saudara muslim itu mendapat pahala ..??

Jangan sampai iman pudar lalu hawa nafsu yang menang ...
Ketika itu yang terjadi .. maka cinta Allah yang agung tidak akan pernah bisa diindera, dirasa ... Cinta antar manusia pun hanya akan berbuah malapetaka ... Keinginan kita menuju surga dan ridha-Nya akan sirna ...

Semoga bermanfaat..
by pak haris karang kajen
From : https://www.facebook.com/ustadzariscom/posts/647866655256303
Publish : 22 Desember 2013, 21:29 WITA
Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan Timur - Indonesia
el-asnawi

Sabtu, 21 Desember 2013

Hari Yang Istimewa

Beberapa Keutamaan Dan Keberkahan Hari Senin Dan Kamis

Oleh :
Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i
Senin, 30 Juli 2012 14:57:37 WIB

Di antara keutamaan dan keberkahannya, bahwa pintu-pintu Surga dibuka pada dua hari tersebut, yaitu Senin dan Kamis. Pada saat inilah orang-orang Mukmin diampuni, kecuali dua orang Mukmin yang sedang bermusuhan. Dalil yang menguatkan hal ini adalah hadits yang termaktub dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا."

"Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. [1] Lalu dikatakan, ‘Tundalah [2] pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengam-punan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” [3]

Keutamaan dan keberkahan berikutnya, bahwa amal-amal manusia diperiksa di hadapan Allah Tabaaraka wa Ta’aalaa pada kedua hari ini. Sebagaimana yang terdapat dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

"تُعْرَضُ أَعْمَالُ النَّاسِ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ اْلاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلاَّ عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ."

“Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Allah dalam setiap pekan (Jumu’ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan...” [Al-Hadits] [4]

Karena itu, selayaknya bagi seorang Muslim untuk menjauhkan diri dari memusuhi saudaranya sesama Muslim, atau memutuskan hubungan dengannya, ataupun tidak memperdulikannya dan sifat-sifat tercela lainnya, sehingga kebaikan yang besar dari Allah Ta’ala ini tidak luput darinya.

2. Keutamaan hari Senin dan Kamis yang lainnya, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat antusias berpuasa pada kedua hari ini.
Sebagaimana yang terdapat dalam sebagian kitab hadits dari ‘Aisyah Rahiyallahu anhuma, ia mengatakan,

"كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ."

”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis ”.[5]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan alasan puasanya pada kedua hari ini dengan sabdanya,

"تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ."

“Amal-amal manusia diperiksa pada setip hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” [HR. At-Tirmidzi dan lainnya] [6]

Dan dalam Shahih Muslim dari hadits Abu Qatadah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

"ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ."

“Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya al-Qur-an kepadaku pada hari tersebut.” [7]

Ash-Shan’ani rahimahullah berkata, “Dan tidak ada kontradiksi antara dua alasan tersebut.” [8]

Berdasarkan argumentasi dari hadits-hadits ini, maka disunnahkan bagi seorang Muslim untuk berpuasa pada dua hari ini, sebagai puasa tathawwu’ (sunnah).

3. Keutamaan lain yang dimiliki hari Kamis, bahwa kebanyakan perjalanan (safar) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terjadi pada hari Kamis ini.


Beliau menyukai keluar untuk bepergian pada hari Kamis. Sebagaimana tercantum dalam Shahih al-Bukhari bahwa Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu mengatakan:

"لَقَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِذَا خَرَجَ فِي سَفَرٍ إِلاَّ يَوْمَ الْخَمِيْسِ."

“Sangat jarang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar (untuk melakukan perjalanan) kecuali pada hari Kamis.”
Dalam riwayat lain yang juga dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu:

"أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ فِي غَزْوَةِ تَبُوْكَ وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ."

“Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (memang) beliau suka keluar (untuk melakukan perjalanan) pada hari Kamis.” [9]

[Disalin dari buku At Tabaruk Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu, Judul dalam Bahasa Indonesia Amalan Dan Waktu Yang Diberkahi, Penulis Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. An-Nihaayah karya Ibnul Atsir (IV/449).
[2]. Maksudnya, akhirkanlah keduanya. Syarhun Nawawi li Shahiihi Muslim (XVI/123)
[3]. Shahih Muslim (IV/1987) Kitabul Birr was Sihilah wal Aadaab.
[4]. Shahih Muslim (IV/1988) Kitabul Birr was Shilah wal Aadaab.
[5]. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam at-Tirmudzi dalam Sunannya (III/121) Kitabush Shaum, an-Nasa-i dalam Sunannya (IV/202) Kitaabush Shaum, Ibnu Majah dalam Sunannya (I/553) Kitaabush Shiyaam dan Imam Ahmad dalam Musnadnya (VI/106).
[6]. Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Sunannya (III/122) Kitaabus Shaum bab Maa Jaa’a fii Shaum Yaumil Itsnain wal Khamiis dari Abu Hura-irah. At-Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini Hasan Gharib.” Namun menurut Abu Dawud hadits ini memiliki syahid (penguat). Lihat Sunan Abi Dawud Ma’a Badzlil Majhuud (XI/304) Kitabush Shaum
[7]. Ini merupakan bagian dari hadits Abu Qatadah al-Anshari Radhiyallahu anhu yang diriwa-yatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (II/819) Kitaabush Shiyaam.
[8]. Lihat Subulus Salaam, karya ash-Shan’ani (II/330).
[9]. Shahih al-Bukhari (IV/6) Kitaabul Jihad was Sair.
bab Shaum Yaumil Itsnain wal Khamiis.

Publish : 21 Desember 2013, 21:39 WITA
From : http://almanhaj.or.id/content/3318/slash/0/beberapa-keutamaan-dan-keberkahan-hari-senin-dan-kamis/ 
Place : Sangatta - Kutai Timur - Kalimantan Timur

by: el-asnawi

Jumat, 20 September 2013

Faedah Mengulang Pelajaran/Hafalan (Murajaah)

Diantara sebab datangnya pemahaman dan hafalan adalah membiasakan mengulang-ngulang suatu bacaan.
Biasanya, membaca pertama kali hanya mendapatkan gambaran umum saja, apalagi jika cara membaca menggunakan metode speed reading yang sebenarnya lebih cocok untuk orang yang terburu-buru, dan bukan bertujuan mendapatkan pemahaman dan hafalan.

Ibnul Jauzi berkata : “Jalan untuk menguatkan hafalan adalah dengan memperbanyak mengulang bacaan, dan manusia itu bertingkat-tingkat dalam masalah hafalan. Diantara mereka ada yang cepat hafal walau sedikit mengulang. Ada yang tidak hafal kecuali setelah mengulanginya berkali-kali. Maka hendaklah seseorang mengulang-ulang bacaannya agar hafalannya kuat dan terus bersamanya”. (Al Hatstsu ‘ala Hifzhil ‘Ilmi : 21).

Memang, mengulang bacaan pada awalnya akan terasa berat karena biasanya sebagian orang sudah merasa puas membaca satu kali. Namun ketahuilah, hal tersebut tidak berlaku untuk subjek buku agama, yang mana faktor pemahaman dan hafalan sangat penting terutama jika menyangkut hukum halal haram.

Syaikh Ibnu Jibrin berkata : "Pada umumnya, barangsiapa yang menghafal dengan cepat tanpa mengulanginya maka ia akan cepat lupa. Dan sungguh kebanyakan penuntut ilmu zaman dahulu mencurahkan kesungguhan dalam mengulang bacaan. Sampai-sampai salah seorang dari mereka membaca satu kitab sebanyak 100 kali sehingga melekat dalam benaknya”. (Kaifa Tathlub al-‘Ilm : 31).

Berikut ini dapat kita lihat beberapa contoh kesungguhan para salaf dalam mengulang bacaan :

- Al Muzani (murid senior Imam Syafi’i) membaca kitab ar-Risalah sebanyak 50 kali. (Lihat mukaddimah dari pentahqiq ar-Risalah hlm. 4)

- Abdullah bin Muhammad, seorang ahli fikih dari Irak, menelaah kitab al-Mughni sebanyak 23 kali. (At-Tarikh al-Kabir : 3/82).

- Ismail bin Muhammad bin Ismail, dikatakan bahwa ia membaca kitab al-Muqni’ sebanyak 100 kali. (Dzail Thabaqat Hanabilah : 6/416).

- Al Kiya al-Harrasi berkata : “Dulu Madrasah Sarhanki di Naisabur ada bangunan yang memiliki banyak anak tangga. Jika aku hendak menghafal pelajaran, aku mengulang-ulang pelajaran pada setiap anak tangga, naik dan turun. Demikianlah aku melakukannya pada setiap pelajaran yang hendak kuhafalkan”. Dalam sebagian kitab disebutkan bahwa al-Kiya mengulang-ulang pelajaran sebanyak 7 kali pada setiap tangga di Madrasah Naisabur, padahal tangga tersebut memiliki 70 anak tangga. Artinya beliau mengulangi satu pelajaran sebanyak 490 kali ! (Thabaqat Syafi’iyah : 7/232).

Selain itu, mengulang bacaan juga bermanfaat untuk mengoreksi kesalahan. Sebagaimana dikatakan penyair :

كم من كتاب قد تصفحته
وقلت في نفسي (لقد) صححته
ثم إذا طالعته ثانيا
رأيت تصحيفا فأصلحته

“Betapa banyak kitab yang ku baca
Aku berkata dalam hati : ‘Semuanya sudah benar tiada salah’,
Lalu aku baca untuk kedua kalinya
Aku temui kesalahan maka aku memperbaikinya”.

(Min Buthunil Kutub : 1/26, Yusuf bin Muhammad al-Atiq).




Tiga Tahapan Penuntut Ilmu

Ada kata hikmah yang menyatakan : “Ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua ia akan tawadhu’. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya”.

Maksud kata hikmah tersebut adalah :

Pada tahapan pertama, seorang penuntut ilmu yang baru belajar biasanya akan sombong. Ia tidak menyadari keadaan dirinya dan mengira telah mencapai kedudukan yang mulia. Bahkan tak jarang ia melecehkan ulama yang lebih alim darinya. Padahal dirinyalah yang masih jahil dan masih banyak kekurangannya. Para ahli ilmu dapat mengetahui jejak orang-orang semacam ini seperti dikatakan Al Khathib Al Baghdadi :

العالم يعرف الجاهل، لأنه قد كان جاهلا، والجاهل لا يعرف العالم، لأنه لم يكن عالما
“Orang alim dapat mengenali orang jahil karena dia dulunya juga jahil. Sedangkan orang jahil tidak mengetahui orang alim karena dia belum pernah jadi orang alim”. (Al Faqih Wal Mutafaqqih : 2/365).

Pada tahapan kedua, ia akan tawadhu’ karena mulai merasakan bahwa ilmunya tidak seberapa dan ternyata masih banyak yang belum diketahuinya. Ia pun mulai sadar akan kekurangan dirinya, dan ini menuntunnya untuk lebih banyak belajar dan menimba ilmu yang berguna.

Pada tahapan ketiga, ia merasa tidak ada apa-apanya karena ternyata ilmu bagaikan samudera tak bertepi. Bahkan jika ia menghabiskan seluruh hidupnya untuk menuntut ilmu, maka yang ia dapatkan masih sedikit karena lautan ilmu tak terhingga luasnya. Sampai-sampai seorang penyair berkata :

ما حوى العلم جميعا أحد
لا ، ولو مارسه ألف سنة

“Tak ada seorangpun yang dapat menguasai semua ilmu yang ada,
Tak akan bisa, meskipun ia mempelajarinya selama seribu tahun lamanya”.
(Miftahus Sa’adah, Ahmad bin Musthafa : 1/6).

Memang demikianlah sebenarnya hakikat ilmu manusia, sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala :

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَاداً لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَداً

“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al-Kahfi : 109).

Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir-nya menukil perkataan ar-Rabi’ ibnu Anas yang berkata : “Ayat tersebut menggambarkan perumpamaan ilmu seluruh manusia jika dibandingkan dengan ilmu Allah bagaikan setetes air dibanding seluruh samudera”.

From :  http://faidah-ilmu.blogspot.com/2010_06_01_archive.html
Publish : 21 - 09 - 2013, 07:05

Madiun City
el-asnawy

Kamis, 19 September 2013

Sunnah-Sunnah Ketika Shalat Tahajud (Shalat Malam)

Shalat malam termasuk sunnah yang sangat dianjurkan. Ia termasuk ciri-ciri orang-orang yang bertaqwa. Allah berfirman:


إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍآخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ 

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman (Surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” [Adz-Dzaariyaat: 15-19]



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ". أخرجه أحمد (2/535 ، رقم 10928) ، ومسلم (2/821 ، رقم 1163) ، وأبو داود (2/323 ، رقم 2429) ، والترمذى (2/301 ، رقم 438) وقال : حسن صحيح . والنسائى (3/206 ، رقم 1613) ، وابن ماجه (1/554 ، رقم 1742) ، وابن حبان (6/302 ، رقم 2563) . وأخرجه أيضاً : ابن خزيمة (2/176 ، رقم 1134) ، والبيهقى (4/291 ، رقم 8206) ، وأبو يعلى (11/282 ، رقم 6395)


A. Bersiwak dan membaca 10 ayat terakhir dari surat Ali "imran.
Disunnahkan bagi orang (yang bangun tidu di tengah malam) yang ingin mengerjakan shalat malam, untuk
1. bersiwak
2. membaca ayat-ayat terakhir dari surat Ali 'Imran mulai dari ayat 190 hingga ayat 200

B. Sebaik-baik jumlah rakaat dalam shlat malama adalah 11 (sebelas) atau 13  (tiga belas) rakaat dengan pengerjaan shalat yang lama.

C. Disunnahkan kepada orang yang mengerjakan shalat malam untuk berdoa
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ نُورُ السَّمَأوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَأوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

D. Merupakan sunnah, memulai shalat malam dengan dua rakaat ringan (pendek)

E. Memulai shalat malam dengan doa yang shahih dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam


 اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَأوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
F. Memanjangkan Shalat Malam

G. Disunnahkan untuk ber-ta'awudz ketika membaca ayat tentang adzab









Rabu, 18 September 2013

Toto Coro Poso Mutih

Kita disunnahkan berpuasa dalam sebulan minimal tiga kali. Dan yang lebih utama adalah melakukan puasa pada ayyamul bidh, yaitu pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah (Qomariyah). Puasa tersebut disebut ayyamul bidh (hari putih) karena pada malam-malam tersebut bersinar bulan purnama dengan sinar rembulannya yang putih.

Dalil Pendukung

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)
Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan).
Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Namun dikecualikan berpuasa pada tanggal 13 Dzulhijjah (bagian dari hari tasyriq). Berpuasa pada hari tersebut diharamkan.
Semoga sajian singkat ini bermanfaat bagi pembaca Muslim.Or.Id sekalian. Hanya Allah yang memberi taufik untuk beramal sholih.

Referensi:
Al Fiqhu Al Manhaji ‘ala Madzhabil Imam Asy Syafi’i, Dr. Musthofa Al Bugho, dkk, terbitan Darul Qolam, cetakan kesepuluh, tahun 1431 H, hal. 357-358.

Disusun @ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, malam 8 Syawal 1434 H selepas shalat ‘Isya’
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id

Kita disunnahkan berpuasa dalam sebulan minimal tiga kali. Dan yang lebih utama adalah melakukan puasa pada ayyamul bidh, yaitu pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah (Qomariyah).

Puasa tersebut disebut ayyamul bidh (hari putih) karena pada malam-malam tersebut bersinar bulan purnama dengan sinar rembulannya yang putih.

Dalil Pendukung

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan).

Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Namun dikecualikan berpuasa pada tanggal 13 Dzulhijjah (bagian dari hari tasyriq). Berpuasa pada hari tersebut diharamkan.

Semoga sajian singkat ini bermanfaat bagi pembaca Muslim.Or.Id sekalian. Hanya Allah yang memberi taufik untuk beramal sholih.

Referensi:
Al Fiqhu Al Manhaji ‘ala Madzhabil Imam Asy Syafi’i, Dr. Musthofa Al Bugho, dkk, terbitan Darul Qolam, cetakan kesepuluh, tahun 1431 H, hal. 357-358.

Disusun @ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, malam 8 Syawal 1434 H selepas shalat ‘Isya’
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal  Artikel Muslim.Or.Id

Dari artikel 'Puasa Tiga Hari Setiap Bulan dan Puasa Ayyamul Bidh — Muslim.Or.Id'
Publish : 18 September 2013,  17:06 WIB / 12 Dzul Qo'da 1434 H

Madiun City
el-asnawy

Minggu, 08 September 2013

Rambut Adalah Mahkota

# Tentang Rambut #

A. Muliakan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memuliakan rambut kita,
مَنْ كَانَ لَهُ شَعْرٌ فَلْيُكْرِمْهُ

“Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya dia memuliakannya” (HR Abu Daud:4163, Syaikh al-Albani berkata : hadits hasan shahih)

Imam al-Munawi rahimahullah berkata, “Memuliakan rambut maksudnya merapikan, membersihkan dengan cara membilas, memberi minyak rambut dan menyisirnya.

Jangan membiarkan acak-acakan sehingga kelihatan kusut. Karena kebersihan dan penampilan yang baik termasuk yang dicintai dan diperintahkan, selama tidak berlebih-lebihan…”
(Syarh al-Jami’ush Shagir)

B. Menyambung Rambut.

Haram menyambung dengan rambut yang lain atau disambung dengan sesuatu yang membuat kesamaran.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

لَعَنَ اللهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ

“Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan meminta disambungkan rambutnya..”
(HR. al-Bukhari: 5941, 5926; Muslim: 5530)

Lafadzh hadits menunjukkan kepada wanita, sebab merekalah yang biasanya menyambung rambut. Namun hukum larangan berlaku pula bagi lelaki.

C. Cukurlah Semuanya atau Biarkan Semuanya

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallâhu ‘anhumâ bahwa beliau berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الْقَزَعِ

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari Qaza’.”Ditanyakan kepada Nâfi’ yang meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, “Apa Qaza’ itu?” Nafi’ menjawab, “Sebagian kepala anak kecil digundul, dan sebagian yang lainnya ditinggalkan.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Lafazh hadits milik Muslim.]

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang bayi yang dicukur sebagian rambutnya dan membiarkan sebagiannya memanjang. Beliau melarangnya dan bersabda:

احْلِقُوْا كُلَّهُ أَوْ اتْرُكُوْا كُلَّهُ رواه أبو داود

"Cukurlah semuanya atau biarkan semuanya" [Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq, Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa`iy. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahîhah no. 1123]

Bersyukurlah atas limpahan nikmat tak berhingga yang kita peroleh.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS at-Tiin: 4)

Jumat, 06 September 2013

Biografi Santri Nashrus Sunnah

Nama : Naufal hafidhohullah
Ttl : Madiun, 16 Juli 2001
Alamat : Jalan Raya Solo. Jiwan. Madiun

Minggu, 01 September 2013

Problem Rumah Tangga

Resep Suami Atau Istri Setia.

Dia Lagi Dia Lagi. Bosan, Sudah Tidak Menarik,mignin yang lebih muda, keren, ....dst.

Itu mungkin ucapan atau perasaan yang dipendam oleh sebagian suami atau sebagian istri tentang pasangannya.

Anda bisa bayangkan, betapa berat derita orang yang tersiksa oleh perasaan tersebut.

Semoga saja anda tidak termasuk orang yang menderita karena memendam perasaan tersebut.

Namun pernahkah anda berpikir,mengapa ucapan atau perasaan itu bisa muncul?

Menurut hemat saya paling kurang ada 3 alasan utama yang menyebabkan datangnya perasaan tersebut:

1) Ego pribadi dengan merasa dirinya sempurna dan tidak membosankan. Bahkan betapa banyak orang yang merasa bahwa dirinya semakin sempurna, karena uang semakin melimpah,karir melejit, dan sanjungan bertumpuk, akibatnya merasa bahwa dirinya LAKER ( laku keras).

Semua itu terjadi Tanpa perduli dengan segala kekurangan dirinya dan kelebihan, pengorbanan dan kesetiaan pasangannya.

Sebagaimana hal itu terjadi tanpa pernah berpikir betapa sakit perasaan dirinya bila ternyata pasangannyalah yang merasakan hal itu.

2) Belenggu setan yang telah menjerat hati, akibat pandangan mata yang diumbar, pergaulan liar.

3) Khayalan palsu bahwa WIL/PIL memiliki samudara rasa yang tidak dimiliki oleh pasangannya. Padahal faktanya sama rasa walaunbeda selera. Simaklah patuah bijak Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkut:

«مَنْ رَأَى مِنْكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ، فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَلْيُوَاقِعْهَا، فَإِنَّ مَا مَعَهَا مِثْلُ الَّذِي مَعَهَا»
Barang siapa dari kalian melihat wanita yang menakjubkanmu maka segeralah engkau mendatangi istrimu lalu gaulilah dia, karena istrimu memiliki semua apa yang dimilikimoleh wanita itu.( At atirmizy dan lainnya)

By: Ust. Dr Muhammad Arifin Badri
From :  Muslim.Or.Id
Madiun City
el-asnawi

Takut Miskin


Anda Takut Jatuh Miskin?

Kemiskinan dan kekurangan hingga saat ini menjadi salah satu momok yang paling ditakuti oleh banyak dari ummat Islam, dan mungkin anda salah satunya, bukankah demikian sobat?

Bukan terlalu berlebih-lebihan kalau anda mengawatirkan hal itu, alias wajar.

Namun yang aneh bin ajaib ialah bila kekawatiran itu sampai membelenggu jiwa anda sehingga anda kalap menghalalkan segala macam cara untuk mengeruk dan menimbun kekayaan.

Simaklah kabar gembira berikut, agar kekawatiran yang selama ini menghantui jiwa anda dapat sirna.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

«فَأَبْشِرُوا وَأَمِّلُوا مَا يَسُرُّكُمْ، فَوَاللَّهِ لاَ الفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ»
Bergembiralah dan tumbuhkanlah harapan/optimislah untuk mendapatkan hal yang menyenangkan kalian.

Sungguh demi Allah, bukan kemiskinan yang aku kawatirkan akan menimpa kalian, namun yang aku kawatirkan ialah bila kekayaan dunia telah dibentangkan untuk kalian, sebagaimana telah dibentangkan untuk ummat sebelum kalian.

Karena harta kekayaan begitu melimpah kalian berlomba-lomba mengumpulkan kekayaan sebagaimana ummat sebelum kalian dahulu juga berlomba-lomba mengumpulkannya.

Akibat dari perlombaan mengumpulkan kekayaan, kalian menjadi binasa sebagaimana perlombaan itu telah membinasakan ummat sebelum kalian. ( Muttafaqun Alaih)

Coba anda pikirkan baik-baik! Bukankah anda telah memiliki sandang, Pangan, papan yang mencukupi?

Perut anda selalu kenyang, badan anda selalu tertutupi, dan anda memiliki tempat untuk bernaung.

Benar apa yang anda keluhkan: apa yang sekarang mengenyangkan perut anda, menutupi badan anda dan menaungi diri anda belum mampu mememenuhi kepuasan apalagi ambisi anda.

Namun sekali lagi camkanlah bahwa apa yang anda miliki benar-benar telah mengenyangkan perut anda, menutupi dengan rapat tubuh anda, dan melindungi diri anda.

Masihkan ada alasan untuk kawatir atau galau memikirkan nasib dan hari esok anda?


# Sikap PNS Terhadap Harta Negara #

سنن البيهقى (2/ 157)
11321- أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ قَتَادَةَ أَخْبَرَنَا أَبُو مَنْصُورٍ النَّضْرَوِىُّ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ نَجْدَةَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ عَنْ أَبِى إِسْحَاقَ عَنِ الْبَرَاءِ قَالَ قَالَ لِى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللَّهِ عَنْهُ : إِنِّى أَنْزَلْتُ نَفْسِى مِنْ مَالِ اللَّهِ بِمَنْزِلَةِ وَالِى الْيَتِيمِ

Dari Abu Ishaq dari al Barra’, Umar bin al Khattab berkata kepadaku, “Sungguh aku posisikan diriku terhadap harta negara sebagaimana posisi pengasuh anak yatim terhadap harta si yatim” [Sunan Baihaqi no 11321]

Via: Ust. Aris Munandar

By: Ust. Dr Muhammad Arifin Badri
Publish : 02 September 2013, 10:18 WIB


Madiun City
el-asnawi


Kiriman pahala yg sampai kpd mayit

Permasalahan boleh atau tidaknya mengirim pahala bacaan al-Qur'an memang merupakan perkara yang diperselisihkan oleh para ulama madzhab, sehingga tentunya seorang muslim hendaknya berlapang dada dan toleransi terhadap muslim yang lain yang tidak sependapat dengannya. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah sikap sebagian orang yang mengaku bermadzhab syafi'i ketika melihat saudaranya yang tidak mau mengirim pahala bacaan Al-Qur'an maka serta merta dicap sebagai "Wahhaabi"!!!.

Kenyataannya ternyata Al-Imam Asy-Syafi'i juga berpendapat tidak sampainya pahala bacaan al-Qur'an yang dikirimkan kepada mayat.

Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Umm :

يَلْحَقُ الْمَيِّتَ من فِعْلِ غَيْرِهِ وَعَمَلِهِ ثَلَاثٌ حَجٌّ يُؤَدَّى عنه وَمَالٌ يُتَصَدَّقُ بِهِ عنه أو يُقْضَى وَدُعَاءٌ فَأَمَّا ما سِوَى ذلك من صَلَاةٍ أو صِيَامٍ فَهُوَ لِفَاعِلِهِ دُونَ الْمَيِّتِ

"Sampai kepada mayat dari perbuatan dan amalan orang lain tiga perkara, (1) haji yang dikerjakan atas nama sang mayat (2) harta yang disedekahkan atas namanya atau yang dibayarkan atasnya dan (3) doa. Adapun selain hal ini seperti sholat atau puasa maka untuk pelakunya bukan untuk mayat.

وَإِنَّمَا قُلْنَا بهذا دُونَ ما سِوَاهُ اسْتِدْلَالًا بِالسُّنَّةِ في الْحَجِّ خَاصَّةً وَالْعُمْرَةُ مِثْلُهُ قِيَاسًا وَذَلِكَ الْوَاجِبُ دُونَ التَّطَوُّعِ وَلَا يَحُجَّ أَحَدٌ عن أَحَدٍ تَطَوُّعًا لِأَنَّهُ عَمَلٌ على الْبَدَنِ فَأَمَّا الْمَالُ فإن الرَّجُلَ يَجِبُ عليه فِيمَا له الْحَقُّ من الزَّكَاةِ وَغَيْرِهَا فَيُجْزِيه أَنْ يُؤَدِّي عنه بِأَمْرِهِ لِأَنَّهُ إنَّمَا أُرِيدَ بِالْفَرْضِ فيه تَأْدِيَتُهُ إلَى أَهْلِهِ لَا عَمَلٌ على الْبَدَنِ فإذا عَمِلَ امْرُؤٌ عَنِّي على ما فُرِضَ في مَالِي فَقَدْ أَدَّى الْفَرْضَ عَنِّي

Dan kami hanyalah berpendapat demikian bukan yang lainnya karena berdalil dengan sunnah khusus tentang permasalahan haji, dan umroh diqiyaskan seperti haji. Inipun haji yang wajib bukan yang tathowwu' (sunnah), seseorang tidak menghajikan orang lain haji sunnah karena itu merupakan amalan atas badan.

Adapun harta, maka seseorang wajib atasnya perkara-perkara yang ada haknya seperti zakat dan yang lainnya, maka sudah sah baginya jika orang lain yang menunaikan hak tersebut atasnya, karena tujuan dari pewajibannya adalah penunaian hak tersebut kepada pemilik hak, bukan amalan atas badan. Maka jika seseorang menunaikan atasku kewajiban yang ada pada hartaku maka ia telah menunaikan kewajiban atasku.

وَأَمَّا الدُّعَاءُ فإن اللَّهَ عز وجل نَدَبَ الْعِبَادَ إلَيْهِ وَأَمَرَ رسول اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم بِهِ فإذا جَازَ أَنْ يُدْعَى لِلْأَخِ حَيًّا جَازَ أَنْ يُدْعَى له مَيِّتًا وَلَحِقَهُ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى بركة ذلك مع أَنَّ اللَّهَ عز ذِكْرُهُ وَاسِعٌ لَأَنْ يُوَفِّي الْحَيَّ أَجْرَهُ وَيُدْخِلَ على الْمَيِّتِ مَنْفَعَتَهُ وَكَذَلِكَ كُلَّمَا تَطَوَّعَ رَجُلٌ عن رَجُلٍ صَدَقَةَ تَطَوُّعٍ

Adapun doa maka Allah telah memotivasi para hamba untuk berdoa, dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkannya. Maka jika boleh untuk mendoakan seseorang yang masih hidup maka boleh pula mendoakannya setelah meninggal, dan akan sampai insya Allah kepadanya keberkahan doa tersebut apalagi Allah maha luas (karuniaNya), karena Allah memenuhi pahala orang yang hidup dan memasukkan manfaatnya kepada mayat. Demikian pula setiap kali seseorang bersedekah tathowwu' (sunnah) atas nama orang lain. (Al-Umm 4/120)

Kesimpulan dari pernyataan Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah di atas sbb :

Pertama : Menurut beliau yang sampai pada mayat hanyalah 3 perkara, (1) haji/umroh yang dikerjakan atas nama sang mayat, (2) sedekah harta atau kewajiban harta yang ditunaikan atas sang mayat, dan (3) doa

Kedua : Mengenai haji beliau berdalil berdasarkan sunnah (hadits) Nabi, adapun untuk umroh beliau menggunakan dalil qiyas, karena umroh seperti haji. Bahkan tentunya seperti haji qiron dan haji tamattu' merupakan rangkaian gabungan antara haji dan umroh, maka jika rangkaian keduanya diperbolehkan untuk dikerjakan atas mayat maka umroh yang merupakan salah satu rangkaiannya tentu diperbolehkan. Wallahu A'lam

Ketiga : Haji yang diperbolehkan untuk dikerjakan atas mayat hanyalah haji yang wajib. Beliau tidak memperbolehkan haji sunnah atas mayat. Hal ini menunjukkan berpegangnya beliau kepada dalil, sehingga beliaupun tidak bermudah-mudah dalam beramal atas mayat.

Al-Imam Asy-Syafi'i membedakan antara amalan yang bisa menerima niyabah (perwakilan) seperti amalan yang berkaitan dengan harta, maka amalan seperti ini boleh dikerjakan atas mayat. Adapun amalan badan tidak menerima perwakilan, seperti sholat, puasa, dan membaca Al-Qur'an. Hanya saja telah datang dalil yang mengecualikan amalan menghajikan mayat berupa haji wajib. Karenanya beliau hanya membolehkan menghajikan haji wajib dan tidak membolehkan menghajikan mayat haji sunnah karena tidak ada dalilnya, sehingga kembali kepada hukum asal bahwasanya amalan badan pada dasarnya hanya untuk pelakunya bukan untuk selainnya. Wallahu A'lam.

Dari pernyataan Al-Imam Asy-Syafi'i diatas sangatlah jelas jika beliau berpendapat bahwa tidak sampainya kiriman pahala bacaan al-Qur'an kepada mayat. Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :

وأما قراءة القرآن وجعل ثوابها للميت والصلاة عنه ونحوهما فمذهب الشافعي والجمهور أنها لا تلحق الميت

"Adapun membaca Al-Qur'an dan menjadikan pahalanya untuk mayat, sholat atas mayat dan juga yang semisal keduanya maka madzhab Asy-Syafi'i dan mayoritas ulama berpendapat bahwasanya hal-hal tersebut tidak akan sampai kepada mayat" (Al-Minhaaj syarh Shahih Muslim 11/58).

Pendapat Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah ini merupakan pendapat yang sangat kuat –meskipun tentunya ini adalah  permasalahan khilaf diantara para ulama-.

Maksud dari tulisan ini hanyalah ingin mengingatkan sebagian pengikut madzhab syafi'iyah agar tidak terburu-buru mengecap "sesat" atau gelar "wahabi' bagi orang yang berpendapat tidak sampainya kiriman pahala Al-Qur'an kepada mayat.
From : www.firanda.com
Publish : 02 September 2013 / 1434 H, 03:55 WIB
Madiun City
el-asnawi

el-asnawi Creative Imagenation

imagination 01 (Ibnul Qayyim (Al Fawaid 1/147)

 imagination 02 (Ibnul Qoyyim rahimahullah, Ad-Daa' wa ad-Dawaa' 94).” 
 imagination 03 (Kiriman pahala yang sampai kepada mayit (Al-Umm 4/120))
 

  imagination 04

Sabtu, 31 Agustus 2013

Lelaki Idaman Istri

Foto: BERHIASLAH PARA SUAMI | girls share yuk agar semua suami dan lelaki tahu

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya) :
"Dan mereka (para istri) memiliki hak yang seimbang dengan kewajiban mereka dengan cara yang ma'ruf." (Q.S Al Baqarah : 228)

Berkata Al-Hafidz Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini :
"Mereka (para istri) mempunyai hak dari suaminya sama dengan hak yang diperoleh para suami dari mereka. Maka hendaklah masing-masing dari keduanya menunaikan kewajiban atau menunaikan hak pihak yang lain dengan cara yang ma'ruf."

Kemudian beliau mengatakan, Berkata Waki' dari Basyir bin Sulaiman dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata, " Aku suka berhias untuk istriku sebagaimana aku suka istriku berhias untukku, karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya berhiasnya suami dihadapan istrinya akan membantu istri menundukkan pandangannya dari melihat laki-laki selain suaminya dan mendukung dekatnya hati."

Namun kenyataannya ada diantara suami yang mendatangi istrinya dalam keadaan rambutnya kusut masai,berdebu dan beraroma tidak sedap. Apabila dia mandi dan memakai wangi-wangian, dia malah keluar menemui teman-temannya dan tidak kembali kerumahnya (ke istri-istrinya) kecuali pada bentuk yang pertama, yang membuat hati itu lari dan membuat jiwa itu bergidik.

Sebagaimana engkau menuntut istrimu untuk tampil di depanmu dengan penampilan yang bagus dan aroma yang sedap, bau yang wangi, maka demikian pula dia menuntut yang demikian darimu, karena dia memiliki perasaan seperti perasaanmu dan dia memiliki indra sebagaimana indramu.

Karena itu, hendaklah para suami bertakwa kepada Allah pada diri-diri mereka dan dalam urusan istri-istri mereka.

Sumber : http://al-uyeah.blogspot.com/2013/08/berhiaslah-para-suami.html

✔----------------------------------------------------------------------
Mamen yuk diLike ✔ Share ✔ Tag ✔ Comment ✔

Dapatkan poster2 dakwah keren lainnya di >> Al-Uyeah <<BERHIASLAH PARA SUAMI | share yuk agar semua suami dan lelaki tahu

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya) :
"Dan mereka (para istri) memiliki hak yang seimbang dengan kewajiban mereka dengan cara yang ma'ruf." (Q.S Al Baqarah : 228)

Berkata Al-Hafidz Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini :
"Mereka (para istri) mempunyai hak dari suaminya sama dengan hak yang diperoleh para suami dari mereka. Maka hendaklah masing-masing dari keduanya menunaikan kewajiban atau menunaikan hak pihak yang lain dengan cara yang ma'ruf."

Kemudian beliau mengatakan, Berkata Waki' dari Basyir bin Sulaiman dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata, " Aku suka berhias untuk istriku sebagaimana aku suka istriku berhias untukku, karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya berhiasnya suami dihadapan istrinya akan membantu istri menundukkan pandangannya dari melihat laki-laki selain suaminya dan mendukung dekatnya hati."

Namun kenyataannya ada diantara suami yang mendatangi istrinya dalam keadaan rambutnya kusut masai,berdebu dan beraroma tidak sedap. Apabila dia mandi dan memakai wangi-wangian, dia malah keluar menemui teman-temannya dan tidak kembali kerumahnya (ke istri-istrinya) kecuali pada bentuk yang pertama, yang membuat hati itu lari dan membuat jiwa itu bergidik.

Sebagaimana engkau menuntut istrimu untuk tampil di depanmu dengan penampilan yang bagus dan aroma yang sedap, bau yang wangi, maka demikian pula dia menuntut yang demikian darimu, karena dia memiliki perasaan seperti perasaanmu dan dia memiliki indra sebagaimana indramu.

Karena itu, hendaklah para suami bertakwa kepada Allah pada diri-diri mereka dan dalam urusan istri-istri mereka.
From : http://al-uyeah.blogspot.com/2013/08/berhiaslah-para-suami.html

Publish : 01 Sepptember 2013, 10:23 WIB
 Madiun City
el-asnawy

Memanfaatkan Waktu Luang

Sering tidak kita sadari ketika kita merencanakan suatu kebaikan dengan matang dan semangat yang menggebu-gebu tiba-tiba itu sirna bahkan bergani dengan kegiatan yang sia-sia dan dosa, ternyata disisi lain syaitan juga merencanakan berbagai hal untuk menjerumuskan kita dalam kebinasaan dan kemaksiatan

Apalagi jika kita masih muda masih bujangan. yang awalnya kita merencanakan sebuah kegiatan yang bermanfaat dan kebaikan tiba - tiba secara spontan menjadi kegiatan yang sia-sia dan dosa kepada Ar-rahmaan.

Itulah tipudaya syaitan,,, maka marilah kita senantiasa berdzikir dan beristi'anah kepada Allah (meminta tolong) dari godaan dan bisikan syaitan yang terkutuk.

admin.
Publish ; 01 September 2013, 10:17 WIB

Madiun City
el-asnawi

Cara Membahagiakan Suami

Perlu dicamkan bahwa kecantikan bukan hanya fisik saja, kecantikan akhlak dan agama juga bisa berpengaruh dan bisa membuat suami bahagia. Perlu qanaah dengan pemberian Allah dengan wajah dan fisik kita.

Ada banyak cara cara agar membuat suami bahagia dengan Istri dan menerima apa adanya. Salah satunya dengan menunjukkan bakti dan khidmat kepada suami. Sebagaimana pepatah,

“jadilah engkau pelayan bagi suamimu, maka ia akan menjadi budakmu”
Maksudnya adalah, jika seorang istri tulus dan ikhlas melayani suami, merasa lemah di depan suami, menghormati dan mematuhinya. Maka suami yang masih memiliki jiwa hanif akan merasa sangat sayang dengan istrinya, merasa istrinya perlu dilindungi, istrinya perlu mendapatkan dekapan, Ia akan melakukan apapun untuk membahagiakan istrinya.

Karena demikianlah psikologi laki-laki secara umum. Laki-laki butuh penghormatan sedangkan wanita butuh kasih sayang. Inilah maksud dari hadits bahwa wanita hanya butuh empat cara untuk bisa masuk surga dari pintu mana saja (padahal untuk masuk surga dari pintu mana saja perlu perjuangan keras bagi laki-laki), salah satunya adalah mentaati suaminya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا صَلَتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ

“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.”[4]


From: https://www.facebook.com/StatusNasehatUntukSaudaraku
Publish : 01 September 2013 / 1434 H, 10:07 WIB
Madiun City
el-asnawy

Recent Post