Ini bukanlah bukti kebencian terhadap SYI'AH . . .
Juga tidak bermaksud memecah belah . . .
Kenapa kita tidak mau belajar dan memahami realita . . .
hati-hati jangan tertipu oleh media . . .
Jangan sampai kita menyesal dikemudian hari . . .
Jika tidak percaya bacalah buku literatur SYI'AH . . .
Buktikan Jika mereka membenci Abu Bakar, Umar, Ustman, bahkan Aisyah (istri Rosul tercinta) . . . mereka tidak mengakui Al Quran yang sekarang kita genggam . . . BUKTIKAN !
INI ADALAH SEDIKIT USAHA MENASEHATI SAUDARAKU KAUM MUSLIMIN
Mencegah lebih baik dari pada mengobati . . . !!!
Inilah DOKUMEN RAHASIA sekte syiah, tentang
misi jangka panjang mereka (50 th), untuk menegakkan kembali dinasti
persia yang telah runtuh oleh Islam berabad-abad lamanya, sekaligus
membumi-hanguskan negara-negara Ahlus Sunnah, musuh bebuyutan mereka.
Dokumen ini disebarkan oleh Ikatan Ahlus Sunnah di Iran, begitu pula
majalah-majalah di berbagai negara ahlus sunnah, termasuk diantaranya
Majalah al-Bayan, edisi 123, Maret 1998.
Karena naskah yang tersebar adalah naskah
dalam bahasa arab, maka kami terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, agar
orang yang tidak mampu berbahasa arab pun bisa memahami isi naskah
tersebut.
Sekarang kami persilahkan anda membaca terjemahannya:
((Bila kita tidak mampu untuk mengusung revolusi ini ke negara-negara
tetangga yang muslim, tidak diragukan lagi yang terjadi adalah
sebaliknya, peradaban mereka -yang telah tercemar budaya barat- akan
menyerang dan menguasai kita.
Alhamdulillah, -berkat anugerah Alloh dan pengorbanan para pengikut imam yang pemberani- berdirilah sekarang di Iran,
Negara Syiah Itsna Asyariyyah
(syiah pengikut 12 imam), setelah perjuangan berabad-abad lamanya. Oleh
karena itu, -atas dasar petunjuk para pimpinan syi’ah yang mulia- kita
sekarang mengemban amanat yang berat dan bahaya, yakni:
menggulirkan revolusi.
Kita harus akui, bahwa pemerintahan kita adalah pemerintahan yang
berasaskan paham syi’ah, disamping tugasnya melindungi kemerdekaan
negara dan hak-hak rakyatnya, kita juga wajib menjadikan pengguliran
revolusi sebagai target negara yang paling utama.
Akan tetapi, karena melihat perkembangan dunia saat ini dengan aturan
UU antar negaranya, maka tidak mungkin bagi kita untuk menggulirkan
revolusi ini (dg serta merta), bahkan bisa jadi hal itu mendatangkan
resiko besar yang bisa membahayakan kelangsungan kita.
Karena alasan ini, maka -setelah mengadakan tiga pertemuan, dan
menghasilkan keputusan, yang disepakati oleh hampir seluruh anggota-,
kami menyusun strategi jangka panjang 50 tahun, yang terdiri dari 5
tahapan, setiap tahapan berjangka 10 tahun, yang bertujuan untuk
menggulirkan revolusi islam ini, ke seluruh negara-negara tetangga, dan
menyatukan kembali dunia Islam (dengan men-syi’ah-kannya).
Bahaya yang kita hadapi dari para pemimpin wahabiah dan mereka yang
berpaham ahlus sunnah, itu jauh lebih besar dibandingkan bahaya yang
datang dari manapun juga, baik dari timur maupun barat. Karena
orang-orang wahabi dan ahlus sunnah selalu menentang pergerakan kita,
merekalah musuh utama
wilayatul fakih dan para imam yang
ma’shum. Bahkan mereka beranggapan bahwa menjadikan faham syi’ah sebagai
landasan negara, adalah hal yang bertentangan dengan agama dan adat.
Dengan begitu berarti mereka telah memecah dunia Islam menjadi dua kubu
yang saling bermusuhan.
Atas dasar ini:
Kita harus menambah kekuatan di daerah-daerah berpenduduk ahlus
sunnah di Iran, khususnya kota-kota perbatasan. Kita harus menambah
masjid-masjid dan
husainiyyat kita di sana, disamping menambah volume dan keseriusan dalam pengadaan acara-acara peringatan ritual syi’ah.
Kita juga harus menciptakan iklim yang kondusif, di kota-kota yang
dihuni oleh 90-100 persen penduduk Ahlus Sunnah, agar kita bisa mengirim
dalam jumlah besar kader-kader syi’ah dari berbagai kota dan desa
pedalaman ke daerah-daerah tersebut, untuk selamanya tinggal, kerja, dan
bisnis di sana.
Dan merupakan kewajiban negara dan instansinya, untuk memberikan
perlindungan langsung kepada mereka yang diutus untuk menempati daerah
itu, dengan tujuan agar dengan berlalunya waktu, mereka bisa merebut
jabatan pegawai di berbagai kantor, pusat pendidikan dan layanan umum,
yang masih di pegang oleh kaum ahlus sunnah.
Strategi yang kami buat untuk pengguliran revolusi ini, -tidak
seperti anggapan banyak kalangan- akan membuahkan hasil, tanpa adanya
kericuhan, pertumpahan darah, atau bahkan perlawanan dari kekuatan
terbesar dunia. Sungguh dana besar yang kita habiskan untuk mendanai
misi ini, tak akan hilang tanpa timbal-balik.
Teori Memperkuat Pilar-pilar Negara:
Kita tahu, bahwa kunci utama untuk menguatkan pilar-pilar setiap
negara dan perlindungan terhadap rakyatnya, berada pada tiga asas utama:
Pertama: Kekuatan (militer dan senjatanya) yang dimiliki oleh pemerintahan yang sedang berkuasa.
Kedua: Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ulama dan penelitinya.
Ketiga: Ekonomi yang terfokus pada kelompok pengusaha pemilik modal.
Apabila kita mampu menggoncang pemerintahan, dengan cara
memunculkan perseteruan antara ulama dan penguasanya, atau memecah
konsentrasi para pemilik modal di negara itu, dengan menarik modalnya ke
negara kita atau negara lain, tak diragukan lagi, kita telah
menciptakan keberhasilan yang gemilang dan menarik perhatian dunia,
karena kita telah meruntuhkan tiga pilar tersebut.
Adapun rakyat jelata setiap negara, yang berjumlah rata-rata 70-80
persen, mereka hanyalah pengikut hukum dan kekuatan yang menguasainya.
Mereka disibukkan oleh tuntutan hidupnya, untuk mencari rizki, makan dan
tempat tinggalnya. Oleh karena itu, mereka akan membela siapa pun yang
sedang berkuasa. Dan untuk mencapai atap setiap rumah, kita harus
menaiki tangga utamanya.
Tetangga-tetangga kita dari kaum Ahlus Sunnah dan Wahabi adalah:
Turki, Irak, Afganistan, Pakistan, banyak negara kecil di pinggiran
selatan, dan gerbangnya negara teluk persia, yang tampak seakan
negara-negara yang bersatu, padahal sebenarnya
berpecah-belah. Daerah-daerah ini, adalah kawasan yang sangat penting
sekali, baik di masa lalu, maupun di masa-masa yang akan datang. Ia juga
ibarat kerongkongan dunia di bidang minyak bumi. Tidak ada di muka bumi
ini, kawasan yang lebih sensitif melebihinya. Para penguasa di kawasan
ini memiliki taraf hidup yang tinggi, karena penjualan minyak buminya.
Kategori Penduduk di Kawasan ini
Penduduk di kawasan ini terbagi dalam tiga golongan:
Pertama: Penduduk baduwi dan padang pasir, yang telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu.
Kedua: Pendatang yang hijrah dari berbagai pulau dan
pelabuhan, yang telah hijrah sejak zaman pemerintahan Syah Isma’il
as-Shofawi, dan terus berlangsung hingga zamannya Nadirsyah Afsyar,
Karim Khan Zind, Raja al-Qojar, dan keluarga al-Bahlawi. Dan telah
banyak perjalanan hijrah dari waktu ke waktu, sejak mulainya revolusi
Islam.
Ketiga: Mereka yang berasal dari negara arab lainnya, dan kota-kota pedalaman Iran.
Adapun lahan bisnis, perusahaan ekspor impor dan kontraktor, biasanya
dikuasai oleh selain penduduk asli. Sedangkan penduduk asli, kebanyakan
mereka hidup dari menyewakan lahan dan jual-beli tanah. Mengenai para
keluarga penguasa, biasanya mereka hidup dari gaji pokok penjualan
minyak buminya.
Adapun kerusakan masyarakat, kerusakan budaya, dan banyaknya praktek
yang menyimpang dari Islam, itu sangat jelas terlihat. Karena mayoritas
penduduk negara-negara ini, telah larut dalam kenikmatan dunia,
kefasikan dan perbuatan keji. Banyak dari mereka yang mulai membeli
perumahan, saham perusahaan, dan menyimpan modal usahanya di eropa dan
amerika, khususnya di jepang, inggris, swedia, dan swiss, karena
kekhawatiran mereka akan runtuhnya negara mereka di masa-masa mendatang.
Sesungguhnya dengan menguasai negara-negara ini, berarti kita telah menguasai setengah dunia.
Beberapa Tahapan dalam Menggulirkan Revolusi ini
Untuk menjalankan misi panjang 50 tahun ini, langkah pertama yang
harus kita lakukan adalah: memperbaiki hubungan kita dengan
negara-negara tetangga, dan harus ada hubungan yang kuat dan sikap
saling menghormati, antara kita dengan mereka. Bahkan kita juga harus
memperbaiki hubungan kita dengan Irak, setelah perang berakhir dan sadam
husein jatuh, karena
menjatuhkan seribu kawan itu lebih ringan, dibanding menjatuhkan satu lawan.
Dengan adanya hubungan politik, ekonomi dan budaya antara kita dengan
mereka, tentunya akan masuk sekelompok kader dari Iran ke negara-negara
ini,
sehingga memungkinkan kita untuk mengirim para duta secara resmi, yang pada hakekatnya adalah pelaksana program revolusi ini, selanjutnya kita akan tentukan misi khusus mereka saat menugaskan dan mengirimkannya.
Janganlah kita beranggapan bahwa 50 tahun adalah waktu yang panjang,
karena kesuksesan langkah kita ini benar-benar membutuhkan perencanaan
yang berkelanjutan hingga 20 tahun. Sungguh tersebarnya paham syi’ah,
yang kita rasakan di banyak negara saat ini, bukanlah buah dari
perencanaan 1 atau 2 hari.
Dulunya kita tidak memiliki seorang pun pegawai di negara manapun,
apalagi kader dengan jabatan menteri, wakil negara dan presiden. Bahkan
dulunya banyak kelompok, seperti wahabiah, syafi’iah, hanafiah,
malikiah, dan hanbaliah, memandang kita sebagai kelompok yang murtad
dari Islam, sehingga pengikut mereka telah berkali-kali mengadakan
pemusnahan kaum syi’ah secara massal. Memang benar kita tidak merasakan
pahitnya hari-hari itu, tetapi nenek moyang kita pernah merasakannya.
Kehidupan kita hari ini adalah buah dari gagasan, pemikiran dan langkah
mereka. Mungkin juga kita tidak akan hidup di masa depan, akan tetapi
revolusi dan madzhab kita akan tetap ada.
Untuk menunaikan misi ini, tidaklah cukup hanya dengan mengorbankan
hidup, atau apapun yang paling berharga sekalipun, akan tetapi juga
membutuhkan pemrograman yang telah matang dikaji.
Harus ada perencanaan untuk masa depan, walaupun untuk 500 tahun ke
depan, apalagi hanya 50 tahun saja. Karena kita adalah pewaris
berjuta-juta syuhada’, yang gugur di tangan setan-setan yang mengaku
muslim, darah mereka terus mengalir dalam sejarah, sejak meninggalnya
Rosul hingga hari ini. Dan cucuran darah itu tidak akan kering, sehingga
setiap orang yang mengaku muslim, meyakini hak Ali dan keluarga
Rasulullah, mengakui kesalahan nenek moyang mereka, dan mengakui syi’ah
sebagai pewaris utama ajaran Islam.
Beberapa Tahapan Penting dalam Perjalanan Misi ini
TAHAP PERTAMA (sepuluh tahun pertama):
Kita tidak ada masalah dalam menyebarkan madzhab syi’ah di
Afganistan, Pakistan, Turki, Iran dan Bahrain. Karena itu, kita akan
menjadikan tahapan sepuluh tahun kedua, sebagai tahapan pertama di 5
negara ini.
Sedangkan tugas para duta kita di belahan negara lain adalah tiga hal:
Pertama: Membeli lahan tanah, perumahan dan perhotelan.
Kedua: Menyediakan lapangan pekerjaan, kebutuhan
hidup dan fasilitasnya kepada para pengikut paham syi’ah, agar mereka
mau hidup di rumah yang dibeli, sehingga bertambah banyak jumlah
penduduk yang sepaham dengan kita.
Ketiga: Membangun jaringan dan relasi yang kuat
dengan para pemodal di pasar dagang, dengan para pegawai kantor
(khususnya mereka yang menjabat sebagai kepala tinggi), dengan tokoh
publik, dan dengan siapapun yang memiliki hak keputusan penuh di
berbagai instansi negara.
Di sebagian negara-negara ini, ada beberapa daerah, yang sedang dalam
proyek pengembangan, bahkan di sana ada rencana proyek pengembangan
untuk puluhan desa, kampung, dan kota kecil lainnya. Tugas wajib para
duta yang kita kirim adalah membeli sebanyak mungkin rumah di desa itu,
untuk kemudian dijual dengan harga yang pantas kepada orang yang mau
menjual hak miliknya di pusat kota. Sehingga dengan langkah ini, kota
yang padat penduduknya bisa kita rebut dari tangan mereka.
TAHAP KEDUA (sepuluh tahun kedua):
Kita harus mendorong masyarakat syi’ah untuk menghormati UU, taat
kepada para pelaksana UU dan pegawai negara, serta berusaha mendapatkan
surat ijin resmi untuk berbagai acara ritual syi’ah, pendirian masjid,
dan
husainiyyat. Karena surat ijin resmi tersebut, akan kita
ajukan sebagai tanda bukti resmi di masa-masa mendatang untuk mengadakan
berbagai acara dengan bebas.
Kita juga harus berkonsentrasi pada kawasan yang tinggi tingkat
kepadatan penduduknya, untuk kita jadikan sebagai tempat diskusi tentang
masalah-masalah (syiah) yang sangat sensitif.
Para duta syi’ah, -pada dua tahapan ini- diharuskan untuk mendapatkan
kewarga-negaraan dari negara yang ditempatinya, dengan memanfaatkan
relasi atau hadiah yang sangat berharga sekalipun. Mereka juga harus
mendorong para kadernya agar menjadi pegawai negeri, dan segera masuk
-khususnya- dalam barisan militer negara.
Pada PERTENGAHAN TAHAP KEDUA:
Harus dihembuskan -secara rahasia dan tidak langsung- isu
bahwa para ulama ahlus sunnah dan wahabiah adalah penyebab kerusakan di
masyarakat, dan berbagai praktek menyimpang syariat yang banyak terjadi
di negara itu. Yaitu melalui selebaran-selebaran yang berisi
kritikan, dengan mengatas-namakan sebagian badan keagamaan atau tokoh
ahlus sunnah dari negara lain.
Tak diragukan lagi, ini akan memprovokasi sejumlah besar rakyat negara itu,
sehingga pada akhirnya mereka akan menangkap pimpinan agama atau figur
ahlus sunnah yang dituduh itu, atau kemungkinan lain; rakyat negara itu
akan menolak isi selebaran itu, dan para ulamanya akan membantahnya
dengan sekuat tenaga.
Dan setelah itu kita munculkan banyak huru
hara, yang akan berakibat pada diberhentikannya penanggung jawab
masalah itu, atau digantikannya dengan staf yang baru.
Langkah ini, akan menyebabkan buruknya kepercayaan pemerintah kepada seluruh ulama di negaranya, sehingga menjadikan mereka tidak bisa menyebarkan agama, membangun masjid dan pusat pendidikan agama.
Selanjutnya pemerintah akan menganggap seluruh ajakan yang berbau agama sebagai bentuk pelanggaran terhadap peraturan negara.
Ditambah lagi, akan berkembang rasa benci dan saling menjauh antara penguasa dengan ulama di negara itu,
sehingga ahlus sunnah dan wahabiyah akan kehilangan pelindung mereka
dari dalam, padahal tidak mungkin ada orang yang melindungi mereka dari
luar.
TAHAP KETIGA (sepuluh tahun ketiga):
Pada tahap ini, telah terbangun jaringan yang kuat, antara duta-duta
kita dengan para pemilik modal dan pegawai atasan, diantara mereka juga
banyak yang telah masuk dalam barisan militer dan jajaran pemerintahan,
yang bekerja dengan penuh ketenangan dan hati-hati, tanpa ikut campur
dalam urusan agama, sehingga kepercayaan penguasa lebih meningkat lagi
dari sebelumnya.
Pada tahapan ini, di saat berkembangnya perseteruan, perpecahan, dan
iklim yang memanas antara penguasa dengan ulama, maka diharuskan kepada
sebagian ulama terkemuka syiah yang telah menjadi penduduk negara itu,
untuk men-sosialisasikan keberpihakan mereka kepada penguasa negara itu,
khususnya pada musim-musim ritual keagamaan (syi’ah),
sekaligus menampakkan bahwa syi’ah adalah aliran yang tak membahayakan pemerintahan mereka.
Apabila situasi memungkinkan mereka untuk bersosialisasi melalui media
informasi yang ada, maka janganlah ragu-ragu memanfaatkannya untuk
menarik perhatian para penguasa, sehingga mereka senang dan menempatkan
kader kita pada jabatan pemerintahan, dengan tanpa ada rasa takut atau
cemas dari mereka.
Pada tahapan ini, dengan adanya perubahan yang terjadi di banyak
pelabuhan, pulau, dan kota lainnya di negara kita, ditambah dengan
devisa perbankan kita yang terus meningkat,
kita akan merencanakan langkah-langkah untuk menjatuhkan perekonomian negara-negara tetangga.
Tentu saja para pemilik modal dengan alasan keuntungan, keamanan dan
stabilitas ekonomi, akan mengirimkan seluruh rekening mereka ke negara
kita; dan ketika kita memberikan kebebasan kepada semua orang, dalam
menjalankan seluruh kegiatan ekonominya, dan pengelolaan rekening
banknya di negara kita, tentunya negara mereka akan menyambut rakyat
kita, atau bahkan memberikan kemudahan dalam kerjasama ekonomi.
TAHAP KEEMPAT (sepuluh tahun keempat):
Pada tahap ini, telah terhampar di depan kita fenomena; dimana
banyak
negara yang para penguasa dan ulamanya saling bermusuhan, pebisnis yang
hampir bangkrut dan lari, serta masyarakat yang tak aman, sehingga siap
menjual hak miliknya dengan separo harga sekalipun, agar mereka bisa
pindah ke daerah yang aman.
Di saat terjadinya kegentingan inilah, para duta kita akan menjadi
pelindung bagi hukum dan para penguasanya. Apabila para duta itu bekerja
dengan sungguh-sungguh, tentunya mereka akan mendapatkan jabatan
terpenting dalam pemerintahan dan kemiliteran, sehingga dapat
mempersempit jurang pemisah antara para pemilik usaha yang ada dengan
para penguasa.
Keadaan seperti ini, memungkinkan kita untuk menuduh mereka
yang bekerja dengan tulus untuk penguasa sebagai para penghianat negara, dan ini akan menyebabkan diberhentikannya mereka atau bahkan diusir dan diganti dengan kader kita.
Langkah ini akan membuahkan dua keuntungan:
Pertama: Pengikut kita akan mendapat kepercayaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Kedua: Kebencian ahlus sunnah akan semakin
meningkat, karena meningkatnya kekuatan syi’ah di berbagai instansi
negara. Ini akan mendorong ahlus sunnah untuk meningkatkan langkah
menentang penguasa. Di saat seperti itu, kader-kader kita harus
bersanding membela penguasa, dan mengajak masyarakat untuk berdamai dan
tetap tenang.
Dan pada saat yang bersamaan, mereka akan membeli kembali rumah dan barang yang semula akan mereka tinggalkan.
TAHAP KELIMA (sepuluh tahun terakhir):
Pada sepuluh tahun kelima,
tentunya iklim dunia telah siap menerima revolusi ini, karena kita telah mengambil tiga pilar utama dari mereka, yang meliputi: keamanan, ketenangan, dan kenyamanan.
Sedangkan
pemerintahan yang berkuasa, akan menjadi seperti kapal ditengah badai
dan nyaris tenggelam, sehingga mau menerima semua masukan yang akan
menyelamatkan jiwanya.
Di saat seperti ini, kita akan memberikan masukan melalui beberapa
tokoh penting dan terkenal, untuk membentuk himpunan rakyat dalam rangka
memperbaiki keadaan negara, dan kita akan membantu penguasa untuk
mengawasi berbagai instansi dan mengamankan negara. Tak diragukan lagi,
tentunya mereka akan menerima usulan itu, sehingga para kader pilihan
kita akan mendapatkan hampir keseluruhan kursi di dalamnya.
Kenyataan
ini tentu akan menyebabkan larinya para pengusaha, ulama, dan pegawai
setia pemerintahan, sehingga kita akan dapat menggulirkan revolusi islam
kita ke berbagai negara, tanpa menimbulkan peperangan atau pertumpahan darah.
Seandainya, pada sepuluh tahun terakhir, rencana ini tidak
membuahkan hasil, kita tetap bisa mengadakan revolusi rakyat dan merebut
kekuasaan dari tangan penguasa.
Apabila penganut syi’ah adalah penduduk, penghuni, dan rakyat negara
itu, maka berarti kita telah menunaikan kewajiban, yang bisa kita
pertanggung-jawabkan di depan Allah, agama, dan madzhab kita.
Bukan tujuan kita untuk mengantarkan seseorang kepada tampuk pimpinan, tetapi
tujuan kita hanyalah menggulirkan revolusi, sehingga kita mampu mengangkat bendera kemenangan
Agama Tuhan
ini, dan menampakkan nilai-nilai kita di seluruh negara. Selanjutnya
kita mampu maju melawan dunia kafir dengan kekuatan yang lebih besar,
dan menghias alam dengan cahaya Islam dan ajaran syi’ah, sampai
datangnya imam mahdi yang dinantikan))
… selesai sudah naskah misi revolusi itu…
Lihatlah wahai para pembaca… betapa
busuknya rencana mereka… betapa besarnya kebencian mereka terhadap Ahlus
Sunnah… Kita sekarang tahu bahwa syi’ah bukanlah sekedar aliran paham
biasa… akan tetapi… ia sekarang berubah menjadi aliran pergerakan
politik… yang bisa merongrong eksistensi negara… lihatlah bagaimana
mereka merencanakan pengguliran revolusi sedikit demi sedikit… bagaimana
mereka menjadikan dutanya sebagai alat penyebar aliran, sekaligus alat
politiknya…
Subhanalloh… semoga Alloh
menyelamatkan kita Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari tipu daya mereka… Alloh
berfirman (yang artinya): “Mereka membuat tipu daya, maka Alloh pun
membalas dengan tipu daya. Dan Alloh adalah sebaik-baik pembalas tipu
daya…” (Ali Imron: 54)
Semoga tulisan ini bisa menyadarkan mereka yang menyuarakan, perlunya pendekatan antara syi’ah dan Ahlus Sunnah…
Sungguh mengherankan… Adakah yang masih mengharapkan kebaikan dari kaum yang selalu berbohong atas Alloh dan Rosul-Nya…
Adakah yang masih ingin membangun kerukunan dengan kaum yang meyakini bahwa Alqur’annya Ahlus sunnah tidak orisinil lagi…
Adakah yang masih mengharapkan
bersanding dengan kaum yang mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Utsman, bahkan
seluruh Sahabat Rosul, kecuali tiga saja (Salman al-Farisy, Miqdad dan
Abu Dzar)….
Adakah yang masih berprasangka baik kepada kaum yang menuduh Ibunda Kaum Mukminin Aisyah (isteri Rosululloh) telah berzina…
Adakah Ahlus Sunnah yang masih
menganggap baik, kaum yang telah membunuh ratusan bahkan ribuan ulama
Ahlus Sunnah di Iran dan negara lainnya…
Adakah Ahlus Sunnah yang masih toleran
dengan kaum yang tidak mengijinkan satu pun masjid ahlussunnah di
Tehran Ibu kota Iran….
Sungguh tidak pernah habis rasa heran ini melihat kenyataan yang ada di lapangan…
Mungkin banyak diantara kita yang
tidak melihat bukti nyata dari omongan diatas… mungkin ada yang
mengatakan bahwa fakta di atas adalah sebatas tuduhan yang tak
beralasan…
Tapi, ingatlah bahwa diantara inti ajaran kaum syi’ah adalah TAKIAH, yakni: membohongi publik untuk keselamatan diri…
Ingatlah bahwa bohong semacam itu dalam akidah mereka adalah amalan ibadah yang berpahala…
Ingatlah hadits palsu yang selalu mereka gembar-gemborkan: “tidak punya agama, siapa pun yang tidak menerapkan takiah”….
Ternyata selama ini, kita tidak
melihat kejanggalan yang ada pada mereka, disebabkan takiah (baca:
kebohongan) mereka kepada kita…
Ternyata selama ini tidak terlihat
perbedaan yang mendasar antara kita dan mereka, karena tabir tebal yang
mereka gunakan untuk menutupi kebusukan batin…
Tapi itulah, sepandai-pandai tupai
melompat pasti akan jatuh juga… selincah-lincah kuda berlari pasti akan
terpleset juga… inilah diantara bukti semerbaknya bau busuk mereka…
Alhamdulillah.. awwalan wa aakhiron berkat Alloh azza wa jall terbuka juga misi rahasia jangka panjang mereka…
subhanakallohumma wa bihamdika… wa tabaarokasmuk wa ta’ala jadduk… wa laa ilaaha ghoiruk…
wassalam..
(oleh: Addariny, di Madinah, 1 juni 2009)
NB: bagi anda yang ingin membaca naskah yang kami terjemahkan, kami sertakan di sini naskah aslinya:
الخطة السرية
إذا لم نكن قادرين على تصدير ثورتنا إلى البلاد الإسلامية المجاورة فلا شك
أن ثقافة تلك البلاد الممزوجة بثقافة الغرب سوف تهاجمنا وتنتصر علينا.
وقد قامت الآن بفضل الله وتضحية أمة الإمام الباسلة دولة الإثني عشرية في
إيران بعد قرون عديدة، ولذلك فنحن – وبناءً على إرشادات الزعماء الشيعة
المبجلين- نحمل واجباً خطيراً وثقيلاً وهو تصدير الثورة؛ وعلينا أن نعترف
أن حكومتنا فضلاً عن مهمتها في حفظ استقلال البلاد وحقوق الشعب، فهي حكومة
مذهبية ويجب أن نجعل تصدير الثورة على رأس الأولويات.
لكن نظراً للوضع العالمي الحالي والقوانين الدولية –كما اصطُلحَ على
تسميتها- لا يمكن تصدير الثورة بل ربما اقترن ذلك بأخطار جسيمة مدمرة.
ولهذا فإننا خلال ثلاث جلسات وبآراء شبه إجماعية من المشاركين وأعضاء
اللجان وضعنا خطة خمسية تشمل خمس مراحل، ومدّة كل مرحلة عشر سنوات، لنقوم
بتصدير الثورة الإسلامية إلى جميع الدول المجاورة ونوحد الإسلام أولاً ؛
لأن الخطر الذي يواجهنا من الحكام الوهابيين وذوي الأصول السنية أكبر
بكثير من الخطر الذي يواجهنا من الشرق والغرب ؛ لأن هؤلاء (الوهابيين وأهل
السنّة) يناهضون حركتنا وهم الأعداء الأصليون لولاية الفقيه والأئمة
المعصومين، حتى إنهم يعدون اعتماد المذهب الشيعي كمذهب رسمي دستوراً للبلد
أمراً مخالفاً للشرع والعـرف ، وهـم بـذلـك قــد شقـــوا الإســلام إلـى
فرعــين متضـاديــن.
بناء على هذا: يجب علينا أن نزيد نفوذنا في المناطق السنيّة داخل إيران،
وبخاصة المدن الحدودية، ونزيد من عدد مساجدنا و (الحسينيات) ونقيم
الاحتفالات المذهبية أكثر من ذي قبل، وبجدية أكثر، ويجب أن نهيئ الجو في
المدن التي يسكنها 90 إلى 100% من السنة حتى يتم ترحيل أعداد كبيرة من
الشيعة من المدن والقرى الداخلية إليها، ويقيمون فيها إلى الأبد للسكنى
والعمل والتجارة، ويجب على الدولة والدوائر الحكومية أن تجعل هؤلاء
المستوطنين وتحت حمايتها بشكل مباشر ليتم إخراج إدارات المدن والمراكز
الثقافية والاجتماعية بمرور الزمن من يد المواطنين السابقين من السنّة –
والخطة التي رسمناها لتصدير الثورة- خلافاً لرأي كثير من أهل النظر، ستثمر
دون ضجيج أو إراقة للدماء أو حتى رد فعل من القوى العظمى في العالم، وإن
الأموال التي ستنفق في هذا السبيل لن تكون نفقات دون عائد.
طرق تثبيت أركان الدولة : نحن نعلم أن تثبيت أركان كل دولة والحفاظ على كل أمة أو شعب ينبني على أسس ثلاثة:
الأول : القوة التي تملكها السلطة الحاكمة.
الثاني : العلم والمعرفة عند العلماء والباحثين.
الثالث : الاقتصاد المتمركز في أيدي أصحاب رؤوس الأموال.
إذا استطعنا أن نزلزل كيان تلك الحكومات بإيجاد الخلاف بين الحكام
والعلماء، ونُشَتِّت أصحاب رؤوس الأموال في تلك البلاد ونجذبها إلى بلادنا،
أو إلى بلاد أخرى في العالم، نكون بلا ريب قد حققنا نجاحاً باهراً وملفتاً
للنظر؛ لأننا أفقدناهم تلك الأركان الثلاثة.
وأما بقية الشعوب التي تشكل 70 إلى 80% من سكان كل بلد فهم أتباع القوة
والحكم ومنهمكون في أمور معيشتهم وتحصيل رزقهم من الخبز والمأوى؛ ولذا فهم
يدافعون عمن يملك القوة.
ولاعتلاء أي سطح فإنه لابد من صعود الدرجة الأولى إليه.
وجيراننا من أهل السنة والوهابية هم : تركيا والعراق وأفغانستان وباكستان
وعدد من الإمارات في الحاشية الجنوبية ومدخل (الخليج الفارسي)! التي تبدو
دولاً متحدة في الظاهر إلا أنها في الحقيقة مختلفة.
ولهذه المنطقة بالذات أهمية كبرى سواء في الماضي أو الحاضر كما أنها تعتبر
حلقوم الكرة الأرضية من حيث النفط، ولا توجد في العالم نقطة أكثر حساسية
منها، ويملك حكام هذه المناطق بسبب بيع النفط إمكانيات الحياة…
فئات شعوب المنطقة:وسكان هذه البلاد هم ثلاث فئات:
الفئة الأولى : هم البدو وأهل الصحراء الذين يعود وجودهم في هذه البلاد إلى مئات السنين.
الفئة الثانية : هم الذين هاجروا من الجزر والموانئ التي تعتبر من أرضنا
اليوم، وبدأت هجرتهم منذ عهد الشاه إسماعيل الصفوي، واستمرت في عهد نادر
شاه افشار وكريم خان وملوك القاجار وأسرة البهلوي، وحدثت هجرات متفرقة منذ
بداية الثورة الإسلامية .
والفئة الثالثة : هم من الدول العربية الأخرى ومن مدن إيران الداخلية.
أما التجارة وشركات الاستيراد والتصدير والبناء فيسيطر عليها في الغالب غير
المواطنين الأصليين، ويعيش السكان الداخليون من هذه البلاد على إيجار
البنايات وبيع الأراضي وشرائها، وأما أقرباء ذوي النفوذ فهم يعيشون على
الرواتب العائدة من بيع النفط.
أما الفساد الاجتماعي والثقافي والأعمال المخالفة للإسلام فهي واضحة
للعيان، ومعظم المواطنين في هذه البلاد يقضون حياتهم في الانغماس في
الملذات الدنيوية والفسق والفجور!
وقد قام كثير منهم بشراء الشقق وأسهم المصانع وإيداع رؤوس الأموال في
أوروبا وأمريكا وخاصة في اليابان وإنجلترا والسويد وسويسرا خوفاً من الخراب
المستقبلي لبلادهم.
إن سيطرتنا على هذه الدول تعني السيطرة على نصف العالم.
أسلوب تنفيذ الخطة المُعدة:
ولإجراء هذه الخطة الخمسينية علينا بادئ ذي بدء أن نحسن علاقاتنا مع دول
الجوار ويجب أن يكون هناك احترام متبادل وعلاقة وثيقة وصداقة بيننا وبينهم
حتى إننا سوف نحسن علاقاتنا مع العراق بعد الحرب وسقوط صدام حسين ؛ ذلك أن
إسقاط ألف صديق أهون من إسقاط عدو واحد.
وفي حال وجود علاقات ثقافية وسياسية واقتصادية بيننا وبينهم فسوف يهاجر بلا
ريب عدد من الإيرانيين إلى هذه الدول؛ ويمكننا من خلالهم إرسال عدد من
العملاء كمهاجرين ظاهراً ويكونون في الحقيقة من العاملين في النظام، وسوف
تحدد وظائفهم حين الخدمة والإرسال.
لا تفكروا أن خمسين سنة تعد عمراً طويلاً؛ فقد احتاج نجاح ثورتنا خطة دامت
عشرين سنة، وإن نفوذ مذهبنا الذي يتمتع به إلى حد ما في الكثير من تلك
الدول ودوائرها لم يكن وليد خطة يوم واحد أو يومين، بل لم يكن لنا في أي
دولة موظفون فضلاً عن وزير أو وكيل أو حاكم ، حتى إن الفرق الوهابية
والشافعية والحنفية والمالكية والحنبلية كانت تعتبرنا من المرتدين، وقد قام
أتباع هذه المذاهب بالقتل العام للشيعة مراراً وتكراراً، صحيح أننا لم نكن
في تلك الأيام، لكن أجدادنا قد كانوا، وحياتنا اليوم ثمرة لأفكارهم
وآرائهم ومساعيهم وربما لن نكون نحن أنفسنا في المستقبل لكن ثورتنا ومذهبنا
باقيان. ولا يكفي لأداء هذا الواجب المذهبي التضحية بالحياة والخبز
والغالي والنفيس، بل يتوجب أن يكون هناك برنامج مدروس،ويجب إيجاد مخططات
ولو كانت لخمسمئة عام مقبل فضلاً عن خمسين سنة؛فنحن ورثة ملايين الشهداء
الذين قُتلوا بيد الشياطين المتأسلمين (السنة) وجرت دماؤهم منذ وفاة الرسول
صلى الله عليه وسلم في مجرى التاريخ إلى يومنا هذا ، ولم تجف هذه الدماء
ليعتقد كل من يُسمى مسلماً بـ (عليّ وأهل بيت رسول الله) ويعترف بأخطاء
أجداده، ويعترف بالتشيُّع كوارثٍ أصيل للإسلام .
مراحل مهمة في طريقنا:
ليس لدينا مشكلة في ترويج المذهب في أفغانستان وباكستان وتركيا والعراق
والبحرين، وسنجعل الخطة العشرية الثانية هي الأولى في هذه الدول الخمس،
وعلى ذلك فمن واجب مهاجرينا –العملاء- المكلفين في بقية الدول ثلاثة أشياء:
1- شراء الأراضي والبيوت والشقق، وإيجاد العمل ومتطلبات الحياة وإمكانياتها لأبناء مذهبهم ليعيشوا في تلك البيوت ويزيدوا عدد السكان.
2- العلاقة والصداقة مع أصحاب رؤوس الأموال في السوق والموظفين الإداريين
خاصة الرؤوس الكبار والمشاهير والأفراد الذين يتمتعون بنفوذ وافر في
الدوائر الحكومية.
3- هناك في بعض الدول قرى متفرقة في طور البناء، وهناك خطط لبناء عشرات
القرى والنواحي والمدن الصغيرة الأخرى، فيجب أن يشتري هؤلاء المهاجرون
العملاء الذين أرسلنا أكبر عدد ممكن من البيوت في تلك القرى ويبيعوا ذلك
بسعر مناسب للأفراد والأشخاص الذي باعوا ممتلكاتهم في مراكز المدن، وبهذه
الخطة تكون المدن ذات الكثافة السكانية قد أُخرجت من أيديهم.
ثانياً : يجب حث الناس (الشيعة) على احترام القانون وطاعة منفذي القانون
وموظفي الدولة، والحصول على تراخيص رسمية للاحتفالات المذهبية –وبكل تواضع-
وبناء المساجد والحسينيات؛ لأن هذه التراخيص الرسمية سوف تطرح مستقبلاً
على اعتبار أنها وثائق رسمية.
ولإيجاد الأعمال الحرة يجب أن نفكر في الأماكن ذات الكثافة السكانية
العالية لنجعلها موضع المناقشة في المواقع الحساسة، ويجب على الأفراد في
هاتين المرحلتين أن يسعوا للحصول على جنسية البلاد التي يقيمون فيها
باستغلال الأصدقاء وتقديم الهدايا الثمينة، وعليهم أن يرغّبوا الشباب
بالعمل في الوظائف الحكومية والانخراط خاصة في السلك العسكري.
وفي النصف الثاني من هذه الخطة العشرية يجب –بطريقة سرية وغير مباشرة-
استثارة علماء السنة والوهابية ضد الفساد الاجتماعي والأعمال المخالفة
للإسلام الموجودة بكثرة في تلك البلاد، وذلك عبر توزيع منشورات انتقادية
باسم بعض السلطات الدينية والشخصيات المذهبية من البلاد الأخرى، ولا ريب أن
هذا سيكون سبباً في إثارة أعداد كبيرة من تلك الشعوب، وفي النهاية إما أن
يلقوا القبض على تلك القيادات الدينية أو الشخصيات المذهبية أو أنهم
سيكذبون كل ما نشر بأسمائهم وسوف يدافع المتدينون عن تلك المنشورات بشدة
بالغة وستقع أعمال مريبة وستؤدي إلى إيقاف عدد من المسؤولين السابقين أو
تبديلهم، وهذه الأعمال ستكون سبباً في سوء ظن الحكام بجميع المتدينين في
بلادهم؛ وهم لذلك سوف لن يعملوا على نشر الدين وبناء المساجد والأماكن
الدينية، وسوف يعتبرون كل الخطابات الدينية والاحتفالات المذهبية أعمالاً
مناهضة لنظامهم، وفضلاً عن هذا سينمو الحقد والنفرة بين العلماء والحكام في
تلك البلاد؛ وحتى أهل السنة والوهابية سيفقدون حماية مراكزهم الداخلية ولن
يكون لهم حماية خارجية إطلاقاً.
ثالثاً: وفي هذه المرحلة حيث ترسَّخت صداقة عملائنا بأصحاب رؤوس الأموال
والموظفين الكبار، ومنهم عدد كبير في السلك العسكري والقوى التنفيذية وهم
يعملون بكل هدوء ودأب، ولا يتدخلون في الأنشطة الدينية، فسوف يطمئن لهم
الحكام أكثر من ذي قبل.
وفي هذه المرحلة حيث تنشأ خلافات وفُرقة وكَدَر بين أهل الدين والحكام فإنه
يتوجب على بعض مشايخنا المشهورين من أهل تلك البلاد أن يعلنوا ولاءهم
ودفاعهم عن حكام هذه البلاد وخاصة في المواسم المذهبية، ويُبرزوا التشيع
كمذهب لا خطرَ منه عليهم، وإذا أمكنهم أن يعلنوا ذلك للناس عبر وسائل
الإعلام فعليهم ألا يترددوا ليلفتوا نظر الحكام ويحوزوا على رضاهم فيقلدوهم
الوظائف الحكومية دون خوف منهم أو وجل.
وفي هذه المرحلة ومع حدوث تحولات في الموانئ والجزر والمدن الأخرى في
بلادنا، إضافة إلى الأرصدة البنكية التي سوف نستحدثها سيكون هناك مخططات
لضرب الاقتصاد في دول الجوار. ولا شك في أن أصحاب رؤوس الأموال وفي سبيل
الربح الآمن والثبات الاقتصادي سوف يرسلون جميع أرصدتهم إلى بلدنا؛ وعندما
نجعل الآخرين أحراراً في جميع الأعمال التجارية والأرصدة البنكية في بلادهم
سوف ترحب بمواطنينا وتمنحهم التسهيلات الاقتصادية للاستثمار.
رابعاً: وفي المرحلة الرابعة سيكون قد تهيأ أمامنا دول بين علمائها وحكامها
مشاحنات،والتجار فيها على وشك الإفلاس والفرار، والناس مضطربون ومستعدون
لبيع ممتلكاتهم بنصف قيمتها ليتمكنوا من السفر إلى أماكن آمنة؛ وفي وسط هذه
المعمعة فإن عملاءنا ومهاجرينا سَيُعتبرون وحدهم حُماةَ السلطة والحكم،
وإذا عمل هؤلاء العملاء بيقظة فسيمكنهم أن يتبوؤوا كبرى الوظائف المدنية
والعسكرية ويضيقوا المسافة بينهم وبين المؤسسات الحاكمة والحكام، ومن
مواقعَ كهذه يمكننا بسهولة بالغة أن نَشِي بالمخلصين لدى الحكام على أنهم
خونة؛ وهذا سيؤدي إلى توقيفهم أو طردهم أو استبدالهم بعناصرنا. ولهذا العمل
ذاته ثمرتان إيجابيتان:
أولاً : عناصرنا سيكسبون ثقة الحكام أكثر من ذي قبل.
ثانياً : إن سخط أهل السنة على الحكم سيزداد بسبب ازدياد قدرة الشيعة في
الدوائر الحكومية، وسيقوم أهل السنة من جراء هذا بأعمال مناوئة أكثر ضد
الحكم، وفي هذه الفترة يتوجب على أفرادنا أن يقفوا إلى جانب الحكام، ويدعوا
الناس إلى الصلح والهدوء، ويشتروا في الوقت نفسه بيوت الذين هم على وشك
الفرار وأملاكهم.
خامساً : وفي العشرية الخامسة فإن الجو سيكون قد أصبح مهيأ للثورة؛ لأننا
أخذنا منهم العناصر الثلاثة التي اشتملت على : الأمن، والهدوء، والراحة،
والهيئة الحاكمة ستبدو كسفينة وسط طوفان مشرفة على الغرق تقبل كل اقتراح
للنجاة بأرواحها.
وفي هذه الفترة سنقترح عبر شخصيات معتمدة ومشهورة تشكيل مجلس شعبي لتهدئة
الأوضاع، وسنساعد الحكام في المراقبة على الدوائر وضبط البلد؛ ولا ريب أنهم
سيقبلون ذلك، وسيحوز مرشحونا وبأكثرية مطلقة على معظم كراسي المجلس؛ وهذا
الأمر سوف يسبب فرار التجار والعلماء حتى الخَدَمة المخلصين، وبذلك سوف
نستطيع تصدير ثورتنا الإسلامية على بلاد كثيرة دون حرب أو إراقة للدماء.
وعلى فرض أن هذه الخطة لم تثمر في المرحلة العشرية الأخيرة فإنه يمكننا أن
نقيم ثورة شعبية ونسلب السلطة من الحكام، وإذا كان في الظاهر أن عناصرنا
–الشيعية- هم أهل تلك البلاد ومواطنوها وساكنوها، لكننا نكون قد قمنا بأداء
الواجب أمام الله والدين وأمام مذهبنا، وليس من أهدافنا إيصال شخص معين
إلى سدة الحكم- فإن الهدف هو فقط تصدير الثورة؛ وعندئذ نستطيع رفع لواء هذا
الدين الإلهي، وأن نُظهر قيامنا في جميع الدول، وسنتقدم إلى عالم الكفر
بقوة أكبر، ونزين العالم بنور الإسلام والتشيع حتى ظهور المهدي الموعود.
أ.هـ
from : http://addariny.wordpress.com/2009/05/31/259/
Publish : 23 Juli 2013, 16:49 WIB
Madiun City
el-asnawy