✏Jangan Suka Di Puji Tapi Jika Anda Di Puji Berdoalah Dg Doa ini 👇
Kita perlu hati-hati ketika dipuji orang karena pujian ini bisa membuat diri kita semakin ujub dan sombong.
🔦Oleh karenanya, sahabat yang mulia Abu Bakr Ash Shiddiq, yang terbaik setelah Rasul kita - shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun berdo’a pada Allah agar dirinya lebih baik dari pujian tersebut.
🔑Ia pun meminta pada Allah agar tidak disiksa karena sebab pujian tersebut.
🚪 Karena Allah lebih tahu isi hati kita, juga diri kita lebih tahu
lemahnya diri kita dibanding orang lain.
Jadi jangan terlalu merasa takjub dengan sanjungan orang apalagi diucapkan di hadapan kita.
💡Yang Diucap Oleh Abu Bakr Ketika dipuji, Abu Bakr berdo’a,
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻣِﻨِّﻰ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻰ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻰ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻨِﻰ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻤَّﺎ ﻳَﻈُﻨُّﻮْﻥَ ﻭَﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻰ ﻣَﺎ ﻻَ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮْﻥَ ﻭَﻻَ ﺗُﺆَﺍﺧِﺬْﻧِﻰ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻘُﻮْﻟُﻮْﻥَ
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy
bimaa yaquuluun.
Artinya :
[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih
mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka]
📃( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, no.4876.
📜Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145, Asy Syamilah)
📕Sebagaimana disebutkan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman , Al Auza’i mengatakan bahwa ketika seseorang dipuji oleh orang lain di hadapan wajahnya, maka hendaklah ia mengucapkan do’a di atas.
📗Disebutkan pula oleh sebagian salaf bahwa jika seseorang dipuji di hadapannya, maka
hendaklah ia bertaubat darinya dengan mengucapkan do’a yang serupa.
📔Hal ini disebutkan pula oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman.
📓Disebutkan pula dalam Adabul Mufrod karya Imam Al Bukhari mengenai hadits di atas
ketika beliau sebutkan dalam Bab “Apa yang disebutkan oleh seseorang ketika ia
disanjung.”
📙Begitu pula disebutkan dalam kitab Hilyatul Awliya’ karya Abu Na’im Al Asbahaniy bahwa ketika seseorang dipuji di hadapannya,
hendaklah ia mengingkari, marah dan tidak menyukainya, ditambah membaca do’a di atas.
hendaklah ia mengingkari, marah dan tidak menyukainya, ditambah membaca do’a di atas.
🌹Ringkasnya, do’a di atas telah menjadi amalan para salaf sebagai suri tauladan yang baik bagi kita dalam beramal.
Hati-Hati dengan Rusaknya Amal
🌺Hal di atas bukan hanya dilakukan oleh Abu Bakr, namun para salaf secara umum. Mereka tidak suka akan pujian. Karena mereka khawatir amalan mereka jadi terhapus karena
selalu mengharap pujian.
selalu mengharap pujian.
🌸Dalam hadits qudsi disebutkan,
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺃَﻧَﺎ ﺃَﻏْﻨَﻰ ﺍﻟﺸُّﺮَﻛَﺎﺀِ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙِ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً ﺃَﺷْﺮَﻙَ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﻌِﻰ ﻏَﻴْﺮِﻯ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻪُ ﻭَﺷِﺮْﻛَﻪُ
“
Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (artinya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya”
(HR. Muslim no. 2985).
(HR. Muslim no. 2985).
🌻Imam Nawawi rahimahullah menuturkan, “Amalan
seseorang yang berbuat riya’ (tidak ikhlas),
itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa”
( Syarh Shahih Muslim, 18: 115).
( Syarh Shahih Muslim, 18: 115).
🍀Hati-hati pula dengan sifat ujub, yaitu takjub pada diri sendiri. Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,
ﺛَﻠَﺎﺙٌ ﻣُﻬْﻠِﻜَﺎﺕٌ : ﺷُﺢٌّ ﻣُﻄَﺎﻉٌ ﻭَﻫَﻮًﻯ ﻣُﺘَّﺒَﻊٌ ﻭَﺇِﻋْﺠَﺎﺏُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ
“
Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan:
(1) tamak lagi kikir,
(2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri
sendiri). ”
(2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri
sendiri). ”
(HR. Abdur Rozaq 11: 304. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’ 3039).
Ujub juga tidak merealisasikan ‘iyyaka nasta’in’ (Hanya kepada Allah kita mohon
pertolongan). Karena ia merasa dirinya-lah yang berbuat. Ditambah ujub pun dapat merusak amalan
kebaikan.
kebaikan.
Sebagian ulama salaf, di antaranya Sa’id bin Jubair berkata,
ﺇﻥَّ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪَ ﻟَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔَ ﻓَﻴَﺪْﺧُﻞُ ﺑِﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻭَﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪَ ﻟَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔَ ﻓَﻴَﺪْﺧُﻞُ ﺑِﻬَﺎ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻳَﻌْﻤَﻞُ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔَ ﻓَﻴُﻌْﺠَﺐُ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﻳَﻔْﺘَﺨِﺮُ ﺑِﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺪْﺧِﻠَﻪُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻭَﻳَﻌْﻤَﻞُ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔَ ﻓَﻠَﺎ ﻳَﺰَﺍﻝُ ﺧَﻮْﻓُﻪُ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻭَﺗَﻮْﺑَﺘُﻪُ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺪْﺧِﻠَﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔ
َ
“Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal kebaikan malah ia masuk neraka. Sebaliknya ada pula yang beramal kejelekan malah ia masuk surga. Yang beramal kebaikan tersebut, ia malah merasa ujub (bangga dengan amalnya), lantas ia pun berbangga diri, itulah yang mengakibatkan ia masuk neraka.
َ
“Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal kebaikan malah ia masuk neraka. Sebaliknya ada pula yang beramal kejelekan malah ia masuk surga. Yang beramal kebaikan tersebut, ia malah merasa ujub (bangga dengan amalnya), lantas ia pun berbangga diri, itulah yang mengakibatkan ia masuk neraka.
Ada pula yang beramal kejelekan, namun ia senantiasa takut dan ia
iringi dengan taubat, itulah yang membuatnya masuk surga .
” ( Majmu’ Al Fatawa , 10: 294)
😭Ya Allah, bersihkanlah diri kami dari sifat tidak ikhlas dan merasa takjub pada diri sendiri. Jadikanlah kami lebih baik daripada yang mereka nilai dan janganlah siksa kami karena pujian mereka.
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah .
—
@ Bandara Soekarno Hatta-Jakarta, 23
Rabi’ul Akhir 1434 H
www.rumaysho.com
@ Bandara Soekarno Hatta-Jakarta, 23
Rabi’ul Akhir 1434 H
www.rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar