ISLAM itu indah-----ISLAM itu sempurna dan ISLAM itu rahmatan lil 'alamin-----JANGAN Hanya menilai ISLAM dari pengikut / umatnya...!-----tapi Nilai lah ISLAM dari ajarannya...!-----Pelajarilah...!-----Jika Tidak Tahu Bertanyalah Pada Ahlinya-----maka anda akan mengetahui betapa menakjubkanya Islam bagi kehidupan manusia

(Ibnul Qoyyim rahimahullah[Ad-Daa' wa ad-Dawaa' 94])

“”

IMAM SYAFI'I MENUTURKAN :

Siapa yang tulus menjalin persaudaraan dengan sahabatnya maka ia akan menerima kesalahan-kesalahannya,, mengisi kekuranagnnya dan memaafkan ketregelincirannya".

RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia". (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Seorang Muslim Adalah Bersaudara, Janganlah Mendzolimi, Merendahkan Dan Janganlah Mengejeknya. (HR. Muslim)

RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :

"Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya baik di dunia maupun di akherat". (HR. Muslim)

Imam Syafi'i pernah berkata :

"Aku berangan-angan agar orang-orang mempelajari ilmuku ini dan mereka tidak menisbahkan sedikitpun ilmuku kepadaku selamanya, lalu akupun diberi ganjaran karenanya dan mereka tidak memujiku" (Al-Bidaayah wa An-Nihaayah 10/276)

Ibnul Qayyim (Al Fawaid 1/147)

el kanzu

Rabu, 05 Februari 2025

Sebab Ke-Tujuh & Ke-Delapan: Keberanian &Menjauhkan Penyakit² hati dan yang bisa merusaknya (bag-8)

05 februari 2025 M

06 Syaban 1446 H

عَشَرَةُ أَسْبَابِ انْشِرَاحِ الصَّدْرِ

Sepuluh Sebab Kelapangan Dada


Apa yang kita cari di dunia ini, hidup sementara, hidup sebentar, tidak lain adalah ketenangan hati, kelapangan dada....


السَّبَبُ السَّابِعُ: الشَّجَاعَةُ

Sebab Ketujuh: Keberanian


لِلشَّجَاعَةِ أَثَرٌ بَالِغٌ فِي رَاحَةِ النَّفْسِ، وَطُمَأْنِينَةِ القَلْبِ، بِخِلَافِ الجُبْنِ؛ فَإِنَّهُ يَجُرُّ عَلَى صَاحِبِهِ مِنَ النَّكَدِ فِي العَيْشِ بِحَسَبِ مَا قَامَ فِي قَلْبِهِ مِنْ جُبْنٍ وَخَوْفٍ وَخَوَرٍ وَأَوْهَامٍ أَدْخَلَهَا عَلَى نَفْسِهِ، وَلَا وُجُودَ لَهَا فِي الحَقِيقَةِ وَالوَاقِعِ.

Keberanian memiliki pengaruh besar dalam memberikan ketenangan jiwa dan ketenteraman hati, berbeda dengan sifat pengecut. Karena sifat pengecut akan menyeret pemiliknya ke dalam kesusahan dalam hidup, sesuai dengan kadar rasa takut, kelemahan, dan khayalan yang ia masukkan ke dalam dirinya sendiri, padahal sebenarnya semua itu tidak ada dalam kenyataan.


وَالشَّجَاعَةُ أَثَرٌ مِنْ آثَارِ قُوَّةِ الإِيمَانِ، وَحُسْنِ الصِّلَةِ بِاللَّهِ، فَكُلَّمَا زَادَ إِيمَانُ العَبْدِ وَصِلَتُهُ بِاللَّهِ زَادَتْ شَجَاعَتُهُ، وَقَوِيَ قَلْبُهُ، وَتَرَتَّبَ عَلَى ذَلِكَ سَعَادَتُهُ وَانْشِرَاحُ صَدْرِهِ.

Keberanian adalah salah satu akibat dari kuatnya iman dan baiknya hubungan seseorang dengan Allah. Semakin bertambah iman seseorang dan semakin kuat hubungannya dengan Allah, maka semakin besar pula keberaniannya, semakin kuat hatinya, dan hal itu berujung pada kebahagiaan serta kelapangan dadanya.


وَقَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ﴿إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِينَ﴾ [آل عمران: ١٧٥].

Allah Ta’ala berfirman:

"Sesungguhnya itu hanyalah setan yang menakut-nakuti para pengikutnya, maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman." (Ali 'Imran: 175).


وَصَحَّ عَنِ النَّبِيِّ أَنَّهُ كَانَ كَثِيرًا مَا يَتَعَوَّذُ بِاللَّهِ مِنَ الجُبْنِ وَمِنَ البُخْلِ

(1) أخرجه البخاري في صحيحه رقم: (۲۸۹۳)، ومسلم في صحيحه) رقم : (٢٧٠٦).


Juga telah shahih dari Nabi ﷺ bahwa beliau sering berlindung kepada Allah dari sifat pengecut dan sifat kikir,

(diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya nomor 2893 dan oleh Muslim dalam Shahih-nya nomor 2706.)


لِأَنَّ هَذَيْنِ الأَمْرَيْنِ إِذَا اجْتَمَعَا فِي القَلْبِ أَثَّرَا عَلَيْهِ بِالضِّيقِ وَالحَرَجِ وَالنَّكَدِ تَأْثِيرًا بَالِغًا.

karena kedua sifat ini apabila berkumpul dalam hati seseorang, maka akan memberikan pengaruh yang besar berupa kesempitan, kesulitan, dan kesengsaraan dalam hidup.


Catatan : 

Doa Berlindung Dari Sifat Lemah, Malas, Pengecut Dan Pikun


اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْهَرَمِ


Allaahumma innii a'uudzu bika minal 'ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi.


Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, pengecut/rasa takut dan pikun.

HR. Muslim no. 2706.


السَّبَبُ الثَّامِنُ

Sebab Kedelapan:


إِبْعَادُ أَدْوَاءِ الْقُلُوبِ وَأَسْقَامِهَا

Menjauhkan Penyakit² dan Kerusakan Hati


فَأَدْوَاءُ الْقُلُوبِ وَأَسْقَامُهَا وَغَوَائِلُهَا كَثِيرَةٌ، وَالْقُلُوبُ تَمْرَضُ كَمَا تَمْرَضُ الْأَبْدَانُ، بَلْ إِنَّ أَمْرَاضَ الْقَلْبِ لَهَا تَأْثِيرٌ عَظِيمٌ عَلَى صَاحِبِهَا؛ كَالْحَسَدِ وَالْغِلِّ وَالْحِقْدِ وَغَيْرِهَا مِنَ الْأَمْرَاضِ الْقَلْبِيَّةِ، فَإِنَّ هَذِهِ الْخِصَالَ الذَّمِيمَةَ وَالْأَدْوَاءَ الْمَشِينَةَ إِذَا دَخَلَتْ إِلَى الْقُلُوبِ أَعْطَبَتْهَا، وَإِذَا وَصَلَتْ إِلَى الصُّدُورِ أَظْلَمَتْهَا، وَتَرَتَّبَ عَلَيْهَا ضِيقُ صَدْرِ صَاحِبِهَا، وَكآبَةُ حَالِهِ، وَسُوءُ عَاقِبَتِهِ وَمَالِهِ.

Penyakit dan kerusakan hati serta dampak buruknya sangat banyak. Hati bisa sakit sebagaimana tubuh juga bisa sakit. Bahkan, penyakit hati memiliki pengaruh yang besar bagi pemiliknya, seperti hasad (dengki), ghill (kedengkian yang terpendam), hiqd (dendam), dan penyakit hati lainnya. Sifat-sifat tercela dan penyakit yang hina ini, jika masuk ke dalam hati, maka akan merusaknya. Jika mencapai dada, maka akan menggelapkannya, dan akibatnya pemiliknya akan mengalami kesempitan dada, kemurungan dalam kehidupannya, serta keburukan dalam akhir kehidupannya dan hartanya.


وَأَمَّا مَنْ سَلِمَ مِنْ هَذِهِ الْأَمْرَاضِ، وَامْتَلَأَ قَلْبُهُ بِأَضْدَادِهَا كَالْأَمَانَةِ وَالْوَفَاءِ وَالصِّدْقِ وَالْإِيثَارِ - فَإِنَّ هَذِهِ الْمَعَانِي تَنْعَكِسُ عَلَى صَاحِبِهَا بِالِانْشِرَاحِ فِي صَدْرِهِ، وَالرَّاحَةِ فِي قَلْبِهِ، وَالطُّمَأْنِينَةِ فِي نَفْسِهِ.

Sebaliknya, siapa yang selamat dari penyakit-penyakit ini dan hatinya dipenuhi dengan kebalikannya, seperti amanah, kesetiaan, kejujuran, dan itsar (mendahulukan orang lain), maka makna-makna tersebut akan berpengaruh pada dirinya dengan kelapangan dada, ketenangan dalam hati, dan ketenteraman dalam jiwanya.



قَالَ شَيْخُ الْإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيَةَ فِي كِتَابِهِ «أَمْرَاضُ الْقُلُوبِ وَشِفَاؤُهَا»:

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitabnya Amradhul Qulub wa Syifaa'uha (Penyakit Hati dan Obatnya):


**«وَالْقُرْآنُ شِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ، وَمَنْ فِي قَلْبِهِ أَمْرَاضُ الشُّبُهَاتِ وَالشَّهَوَاتِ؛ فَفِيهِ مِنَ الْبَيِّنَاتِ مَا يُزِيلُ الْحَقَّ مِنَ الْبَاطِلِ؛ فَيُزِيلُ أَمْرَاضَ الشُّبْهَةِ الْمُفْسِدَةِ لِلْعِلْمِ وَالتَّصَوُّرِ وَالْإِدْرَاكِ، بِحَيْثُ يَرَى الْأَشْيَاءَ عَلَى مَا هِيَ عَلَيْهِ.

"Al-Qur’an adalah penyembuh bagi apa yang ada di dalam dada. Barang siapa di dalam hatinya terdapat penyakit syubhat dan syahwat, maka dalam Al-Qur’an terdapat keterangan yang menghilangkan kebatilan dari kebenaran. Al-Qur’an menghilangkan penyakit syubhat yang merusak ilmu, pemahaman, dan persepsi, sehingga seseorang dapat melihat sesuatu sebagaimana adanya.


وَفِيهِ مِنَ الْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ بِالتَّرْغِيبِ وَالتَّرْهِيبِ وَالْقَصَصِ الَّتِي فِيهَا عِبْرَةٌ مَا يُوجِبُ صَلَاحَ النُّفُوسِ وَإِصْلَاحَ الْأَحْوَالِ.»**


Di dalamnya juga terdapat hikmah dan nasihat yang baik, dengan janji dan ancaman, serta kisah-kisah yang mengandung pelajaran, yang menjadikan jiwa menjadi baik dan memperbaiki keadaan manusia.”


وَالتَّرْهِيبُ وَالْقَصَصُ الَّتِي فِيهَا عِبْرَةٌ مَا يُوجِبُ صَلَاحَ الْقَلْبِ، فَيَرْغَبُ الْقَلْبُ فِيمَا يَنْفَعُهُ، وَيَرْغَبُ عَمَّا يَضُرُّهُ، فَيَبْقَى الْقَلْبُ مُحِبًّا لِلرَّشَادِ، مُبْغِضًا لِلْغَيِّ، بَعْدَ أَنْ كَانَ مُرِيدًا لِلْغَيِّ، مُبْغِضًا لِلرَّشَادِ،

Dan peringatan (tarhib) serta kisah-kisah yang mengandung pelajaran, itulah yang menyebabkan hati menjadi baik. Maka, hati akan mencintai hal yang bermanfaat baginya dan menjauhi hal yang merugikannya. Hati pun tetap mencintai petunjuk dan membenci kesesatan, setelah sebelumnya menginginkan kesesatan dan membenci petunjuk.


فَالْقُرْآنُ مُزِيلٌ لِلْأَمْرَاضِ الْمُوجِبَةِ لِلْإِرَادَاتِ الْفَاسِدَةِ حَتَّى يَصْلُحَ الْقَلْبُ؛ فَتَصْلُحَ إِرَادَتُهُ، وَيَعُودَ إِلَى فِطْرَتِهِ الَّتِي فُطِرَ عَلَيْهَا، كَمَا يَعُودُ الْبَدَنُ إِلَى الْحَالِ الطَّبِيعِيِّ، وَيَعْتَذِي الْقَلْبُ مِنَ الْإِيمَانِ وَالْقُرْآنِ بِمَا يُزَكِّيهِ وَيُؤَيِّدُهُ كَمَا يَغْتَذِي الْبَدَنُ بِمَا يُنَمِّيهِ وَيُقَوِّمُهُ، فَإِنَّ زَكَاةَ الْقَلْبِ مِثْلَ نَمَاءِ الْبَدَنِ.

Maka, Al-Qur’an adalah penghilang penyakit-penyakit yang menyebabkan kehendak-kehendak yang rusak, hingga hati menjadi baik, sehingga kehendaknya pun menjadi baik, dan ia kembali kepada fitrahnya yang telah Allah ciptakan baginya. Sebagaimana tubuh kembali ke kondisi alaminya, begitu juga hati mendapatkan nutrisi dari iman dan Al-Qur’an dengan sesuatu yang menyucikannya dan menguatkannya, sebagaimana tubuh mendapatkan nutrisi dari sesuatu yang menumbuhkan dan mengokohkannya. Sebab, kesucian hati seperti pertumbuhan tubuh.


وَالزَّكَاةُ فِي اللُّغَةِ: النَّمَاءُ وَالزِّيَادَةُ فِي الصَّلَاحِ، يُقَالُ: زَكَا الشَّيْءُ إِذَا نَمَا فِي الصَّلَاحِ، فَالْقَلْبُ يَحْتَاجُ أَنْ يَتَرَبَّى؛ فَيَنْمُو وَيَزِيدُ، حَتَّى يَكْمُلَ وَيَصْلُحَ، كَمَا يَحْتَاجُ الْبَدَنُ أَنْ يُرَبَّى بِالْأَغْذِيَةِ الْمُصْلِحَةِ لَهُ.

Secara bahasa, "zakat" berarti pertumbuhan dan peningkatan dalam kebaikan. Dikatakan: "Sesuatu itu berkembang" jika ia bertambah dalam kebaikan. Maka, hati membutuhkan pendidikan agar ia tumbuh dan bertambah, hingga menjadi sempurna dan baik, sebagaimana tubuh membutuhkan pendidikan dengan makanan yang baik baginya.


وَلَا بُدَّ مَعَ ذَلِكَ مِنْ مَنْعِ مَا يَضُرُّهُ؛ فَلَا يَنْمُو الْبَدَنُ إِلَّا بِإِعْطَاءِ مَا يَنْفَعُهُ وَمَنْعِ مَا يَضُرُّهُ، وَكَذَلِكَ الْقَلْبُ لَا يَرْقُو فَيَنْمُو وَيَتِمُّ صَلَاحُهُ إِلَّا بِحُصُولِ مَا يَنْفَعُهُ وَدَفْعِ مَا يَضُرُّهُ.

(أمراض القلوب وشفاؤها، ص: ٥)

Namun, bersamaan dengan itu, harus pula dicegah dari hal-hal yang merusaknya. Sebab, tubuh tidak akan tumbuh kecuali dengan memberikan sesuatu yang bermanfaat baginya dan mencegah sesuatu yang merugikannya. Demikian pula hati, tidak akan baik dan berkembang serta menjadi baik kecuali dengan memperoleh sesuatu yang bermanfaat baginya dan menolak sesuatu yang membahayakannya.

📘(Sumber: Amradhul Qulub wa Syifaa’uha, hal. 5).


Referensi :
'Ashru asbabi inshirahis sodhr. Karya Syeikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdulmuhsin Al Badr hafidzahullahu ta'ala 
Partnership : App Chatgpt 

✍🏼MHA El kanzu

🏡  Ngawi - JATIM Indonesia Raya 🇮🇩
⌚ 15:57 WIB
📝 06 Sya'ban 1446 H / 05 februari 2025 M

Minggu, 02 Februari 2025

Dampak Buruk Maksiat: Pelajaran dari Ibnul Qayyim

Ringkasan Dampak Buruk Maksiat: Pelajaran dari Ibnul Qayyim

Dosa dan maksiat bukan hanya menodai hati, tetapi juga memengaruhi rezeki, ilmu, dan hubungan antarmanusia. Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan dengan mendalam bagaimana dampak buruk maksiat yang menjadi racun sehingga merusak kehidupan dunia dan akhirat.
01. Maksiat menghalangi masuknya ilmu
02. Menghalangi datangnya rezeki
03. Menyebabkan kehampaan hati dari mengingat Allah
04. Membuat pelakunya asing di antara orang baik
05. Membuat semua urusan dipersulit
06. Menghadirkan kegelapan ke dalam hati pelakunya
07. Melemahkan hati dan tubuh
08. Menghalangi dari ketaatan
09. Menghilangkan keberkahan dan memperpendek umur
10. Dosa Melahirkan Dosa Lain
11. Maksiat itu Melemahkan Hati
12. Hilangnya Rasa Jijik Terhadap Maksiat
13. Ada Dosa yang Merupakan Warisan dari Umat Terdahulu
14. Pendosa itu Menjadi Hina di Hadapan Allah
15. Pendosa itu Semakin Memandang Ringan Dosanya
16. Dosa Berdampak pada Makhluk Lainnya
17. Maksiat Mendatangkan Kehinaan, Ketaatan Mendatangkan Kemuliaan
18. Maksiat Merusak Akal
19. Dosa akan menutupi dan mengeraskan hati sehingga menjadi orang lalai
20. Maksiat Mendapatkan Laknat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
21. Maksiat Membuat Terhalang dari Doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Doa Para Malaikat
22. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bermimpi tentang hukuman bagi pelaku maksiat


✍🏼MHA El kanzu

🏡 Nangkas - jogorogo - Ngawi - JATIM Indonesia Raya 🇮🇩
⌚ 14:07 WIB
📝 03 Sya'ban 1446 H / 02 Februari 2025 M


Muqaddimah waris (Syarhur Rahbiyyah) [02]

Hal : 5

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

مُقَدِّمَةُ الْمُحَقِّقِ
Pendahuluan Peneliti

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan meminta ampun kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa disesatkan-Nya, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾
(سُورَةُ آلِ عِمْرَانَ: ١٠٢)
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim."
(QS. Ali ‘Imran: 102)

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ، وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا، وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ، إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴾
(سُورَةُ النِّسَاءِ: ١)
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari dirinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan kekerabatan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."
(QS. An-Nisa’: 1)

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾
(سُورَةُ الْأَحْزَابِ: ٧٠-٧١)
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Dia akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah memperoleh kemenangan yang besar."
(QS. Al-Ahzab: 70-71)

أَمَّا بَعْدُ: فَهٰذَا تَحْقِيقُ الرِّسَالَةِ النَّادِرَةِ لِلْإِمَامِ السُّيُوطِيِّ، بَقِيَتْ حَبِيسَةَ خَزَائِنِ الْمَخْطُوطَاتِ، بَعْدَ أَنْ نُقِلَتْ مِنَ الْقَاهِرَةِ إِلَى الْوِلَايَاتِ الْمُتَّحِدَةِ، يَوْمَ أَنْ كَانَتْ وَقْفًا عَلَى طُلَّابِ الْأَزْهَرِ، ثُمَّ وُضِعَتْ فِي الْمَكْتَبَةِ الْأَزْهَرِيَّةِ، إِلَى أَنْ
Adapun setelah itu: Inilah tahqiq (penelitian dan verifikasi) terhadap sebuah risalah langka karya Imam As-Suyuthi, yang lama terkurung di dalam gudang manuskrip, setelah dipindahkan dari Kairo ke Amerika Serikat. Dahulu, manuskrip ini merupakan wakaf bagi para penuntut ilmu di Al-Azhar, kemudian ditempatkan di perpustakaan Al-Azhar, 

أُخِذَتْ وَبِطَرِيقَةٍ غَيْرِ مَعْلُومَةٍ إِلَى مَكْتَبَةِ هَارْفَرْدَ فِي الْوِلَايَاتِ الْمُتَّحِدَةِ، وَنُدْرَةُ هَذِهِ الرِّسَالَةِ لَيْسَ لِكَوْنِهَا النُّسْخَةَ الْخَطِّيَّةَ الْوَحِيدَةَ – إِلَى الْآنِ – بَلْ لِأَنَّهَا كَذَلِكَ مِنْ بَوَاكِيرِ مُؤَلَّفَاتِ السُّيُوطِيِّ، إِذْ كَانَ عُمْرُهُ عِنْدَمَا أَلَّفَهَا ٢٢ سَنَةً، كَمَا إِنَّهَا أَوَّلُ مَا يُطْبَعُ لِلسُّيُوطِيِّ فِي عِلْمِ الْفَرَائِضِ، مَعَ الْعِلْمِ أَنَّهُ لَمْ يُذْكَرْ لَهُ فِي الْفَرَائِضِ سِوَى هَذِهِ الرِّسَالَةِ وَكِتَابٍ آخَرَ لَمْ يُطْبَعْ
Hingga akhirnya, risalah ini diambil dengan cara yang tidak diketahui ke perpustakaan Harvard di Amerika Serikat. Kelangkaan risalah ini bukan karena ia merupakan satu-satunya naskah tulisan tangan yang ada hingga saat ini, tetapi juga karena ia termasuk karya awal As-Suyuthi. Saat menulisnya, usianya baru 22 tahun. Selain itu, ini adalah karya pertama As-Suyuthi yang dicetak dalam ilmu faraid. Diketahui bahwa dalam ilmu faraid, hanya risalah ini dan satu kitab lain—yang belum dicetak—yang disebut sebagai karyanya.

كَمَا أَنَّ الْمُشْتَغِلِينَ فِي عِلْمِ الْفَرَائِضِ لَمْ يَنْقُلُوا شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ عَنْهُ، رَغْمَ أَنَّ مَنْ تَرْجَمَ لِلسُّيُوطِيِّ ذَكَرُوا أَنَّ لَهُ شَرْحًا لِمَتْنِ الرَّحْبِيَّةِ، وَكِتَابًا فِي الْفَرَائِضِ.
Para ahli ilmu faraid juga tidak menukil apa pun darinya, meskipun para penulis biografi As-Suyuthi menyebutkan bahwa ia memiliki syarah terhadap matan Ar-Rahbiyyah dan sebuah kitab dalam faraid.

وَهَذَا الْعَمَلُ يَأْتِي ضِمْنَ تَحْقِيقِ جُمْلَةٍ مِنَ الرَّسَائِلِ لِكِبَارِ الْمُصَنِّفِينَ الْأَعْلَامِ، حَيْثُ تَشَرَّفْتُ بِتَحْقِيقِ أَوَّلِ رِسَالَةٍ لَمْ تُطْبَعْ لِلسُّيُوطِيِّ (١)، وَحَقَّقْتُ كِتَابًا رَائِعًا لِلْعَلَّامَةِ السَّخَاوِيِّ "ارْتِيَاحُ الْأَكْبَادِ بِأَرْبَاحِ فَقْدِ الْأَوْلَادِ"، وَتَحْتَ يَدِي رِسَالَةٌ لِلْعَلَّامَةِ لِلْبِقَاعِيِّ، وَقَبْلَ ذَلِكَ فَرَغْتُ مِنْ 
تَحْقِيق رِسَالَةٍ لِلْحَافِظِ الذَّهَبِيِّ
Penelitian ini merupakan bagian dari verifikasi sejumlah risalah dari para ulama besar. Saya merasa terhormat bisa meneliti risalah pertama As-Suyuthi yang belum dicetak sebelumnya. Saya juga telah meneliti sebuah kitab luar biasa karya Al-‘Allamah As-Sakhawi, berjudul "Irtiahul Akbad bi Arbah Faqdil Aulad". Saat ini, saya tengah mengerjakan sebuah risalah karya Al-‘Allamah Al-Biqa‘i. Sebelumnya, saya juga telah menyelesaikan Tahqiq Risalah Al-Hafizh Adz-Dzahabi
____________________

(١) عَلْمًا أَنِّي كُنْتُ قَدْ حَقَّقْتُ كِتَابًا مَنْسُوبًا لِلسُّيُوطِيِّ وَهُوَ "إِغَاثَةُ الْمُسْتَغِيثِ فِي حَلِّ بَعْضِ إِشْكَالَاتِ الْحَدِيثِ"، وَقَطَعْتُ شَوْطًا بِهِ، ثُمَّ تَبَيَّنَ لِي أَنَّهُ مَنْسُوبٌ لَهُ، وَأَنَّهُ جُزْءٌ مِنْ كِتَابِ "الْكَوْكَبِ الْمُنِيرِ شَرْحِ الْجَامِعِ الصَّغِيرِ" لِتِلْمِيذِ السُّيُوطِيِّ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْعَلْقَمِيِّ (٩٦٩هـ)، مَعَ أَنَّ "إِغَاثَةَ الْمُسْتَغِيثِ" أُخِذَتْ بِهِ رِسَالَةٌ عِلْمِيَّةٌ فِي الْعِرَاقِ مِنْ جَامِعَةِ تِكْرِيتَ فِي عِلْمِ الْحَدِيثِ، عَلَى أَنَّهُ مِنْ مُؤَلَّفَاتِ السُّيُوطِيِّ الْمُسْتَقِلَّةِ!

(1) Perlu diketahui bahwa saya pernah meneliti sebuah kitab yang dinisbatkan kepada As-Suyuthi, yaitu "Ighatsatul Mustaghits fi Halli Ba'di Isykalatil Hadits", dan telah menempuh banyak usaha dalam penelitiannya. Namun, kemudian saya mengetahui bahwa kitab tersebut hanya dinisbatkan kepadanya. Ternyata, ia adalah bagian dari kitab "Al-Kaukab Al-Munir Syarh Al-Jami’ As-Shaghir" karya murid As-Suyuthi, yaitu Muhammad bin Abdurrahman bin Al-‘Alqami (w. 969 H). Padahal, risalah "Ighatsatul Mustaghits" ini dijadikan penelitian ilmiah di Irak, di Universitas Tikrit, dalam ilmu hadis, dengan anggapan bahwa ia adalah karya independen As-Suyuthi!

تَحْقِيق رِسَالَةٍ لِلْحَافِظِ الذَّهَبِيِّ.

أَقُولُ ذَلِكَ لِأَنِّي أَجِدُ أَنَّ الِاشْتِغَالَ بِتَحْقِيقِ كُتُبِ الْعُلَمَاءِ الْكِبَارِ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ شَرَفٌ لِأَيِّ مُحَقِّقٍ، يَفُوقُ شَرَفَ التَّأْلِيفِ حَسَبَ رَأْيِي الْقَاصِرِ.
Saya mengatakan hal ini karena saya berpendapat bahwa menyibukkan diri dengan meneliti dan memverifikasi (tahqiq) kitab-kitab para ulama besar dalam umat ini merupakan suatu kehormatan bagi setiap peneliti, bahkan lebih mulia daripada menulis karya sendiri menurut pandangan saya yang terbatas.

أَسْأَلُ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنْ يَجْعَلَ عَمَلِي هَذَا لِوَجْهِهِ خَالِصًا، وَأَنْ لَا يَجْعَلَ لِأَحَدٍ مِنْهُ شَيْئًا.
Saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menjadikan pekerjaan ini ikhlas karena-Nya semata dan tidak memberikan bagian apa pun dari itu kepada siapa pun selain-Nya.

الْمُحَقِّقُ
Peneliti

✍🏼MHA El kanzu & partnership App Chatgpt 

🏡 Nangkas - jogorogo - Ngawi - JATIM Indonesia Raya 🇮🇩
⌚ 13:36 WIB
📝 04 Sya'ban 1446 H / 03 Februari 2025 M


Recent Post