IMAM SYAFI'I MENUTURKAN :
Siapa yang tulus menjalin persaudaraan dengan sahabatnya maka ia akan menerima kesalahan-kesalahannya,, mengisi kekuranagnnya dan memaafkan ketregelincirannya".
RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda :
"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia". (HR. Muslim)
RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :
"Seorang Muslim Adalah Bersaudara, Janganlah Mendzolimi, Merendahkan Dan Janganlah Mengejeknya. (HR. Muslim)
RASULULLAH shlallahu 'alaihi wasalam bersabda :
"Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya baik di dunia maupun di akherat". (HR. Muslim)
Imam Syafi'i pernah berkata :
"Aku berangan-angan agar orang-orang mempelajari ilmuku ini dan mereka tidak menisbahkan sedikitpun ilmuku kepadaku selamanya, lalu akupun diberi ganjaran karenanya dan mereka tidak memujiku" (Al-Bidaayah wa An-Nihaayah 10/276)
Sabtu, 08 Maret 2025
Kemudahan Adalah Ujian
16.18 No comments
Belajar
[Surat Al-Ma'idah: 94]
Wahai orang-orang yang beriman! Allah pasti akan menguji kamu dengan hewan buruan yang dengan mudah kamu peroleh dengan tangan dan tombakmu agar Allah mengetahui siapa yang takut kepada-Nya, meskipun dia tidak melihat-Nya. Barang siapa melampaui batas setelah itu, maka dia akan mendapat azab yang pedih.
Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir:
Bahwa Maqatil bin Hayyan (seorang ulama ahli tafsir dari generasi tabi‘in.) berkata:
"Ayat ini turun dalam peristiwa Umrah Hudaibiyah. Ketika itu, binatang liar, burung, dan hewan buruan mendatangi mereka di tempat peristirahatan mereka, sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Maka Allah melarang mereka membunuh hewan-hewan tersebut selama mereka dalam keadaan ihram."
Masih dalam tafsir Ibnu Katsir:
*"Yakni, Allah menguji mereka dengan buruan yang mendatangi mereka di tempat peristirahatan mereka, yang bisa mereka tangkap dengan tangan dan tombak mereka, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Dengan begitu, akan tampak siapa yang benar-benar taat kepada-Nya baik dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan. Sebagaimana firman Allah:
﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ﴾ (Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka dalam keadaan ghaib, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar) [Al-Mulk: 12]."
Pelajaran dari Tafsir As Sa'di
1. Diantara hikmahnya adalah "Agar Allah mengetahui," yakni agar ilmu-Nya yang tampak bagi makhluk menjadi bukti yang berujung pada pahala dan hukuman, "siapa yang takut kepada-Nya dalam keadaan ghaib,"
فَيَكُفُّ عَمَّا نَهَىٰ ٱللَّهُ عَنْهُ مَعَ قُدْرَتِهِ عَلَيْهِ وَتَمَكُّنِهِ، فَيُثِيبُهُ ٱلثَّوَابَ ٱلْجَزِيلَ
sehingga ia menjauhi larangan Allah meskipun mampu dan berkesempatan untuk melakukannya. Orang seperti ini akan diberi pahala yang besar.
مِمَّن لَا يَخَافُهُ بِٱلْغَيْبِ، فَلَا يَرْتَدِعُ عَنْ مَعْصِيَةٍ تَعْرِضُ لَهُ
Berbeda dengan orang yang tidak takut kepada Allah dalam keadaan ghaib, sehingga ia tidak menjauh dari maksiat yang ada dihadapannya (ketika sendiri)."
"Maka barang siapa di antara kalian yang melampaui batas setelah itu," yakni setelah penjelasan yang memutuskan segala alasan dan menjelaskan jalan yang benar, "maka baginya azab yang pedih," yaitu azab yang sangat menyakitkan dan menyiksa, yang hanya Allah yang mengetahui kadar kepedihannya.
Sebab tidak ada alasan bagi pelanggar tersebut untuk membela diri, dan yang menjadi tolok ukur adalah siapa yang takut kepada-Nya dalam keadaan ghaib, bukan ketika ia berada di hadapan manusia. Karena menampakkan rasa takut kepada Allah di hadapan manusia bisa jadi hanya karena takut kepada mereka, sehingga hal itu tidak berpahala.
Hewan yang boleh dibunuh
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan ada 5 hewan:
ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ طَرِيقِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَة، عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: "خَمْسُ فَواسِق يُقْتَلْنَ فِي الحِلِّ والحَرَم الغُراب وَالْحِدَأَةُ، والعَقْرب، وَالْفَأْرَةُ، وَالْكَلْبُ العَقُور".
Terdapat dalam hadits shahih dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ada lima hewan fasik yang boleh dibunuh baik di tanah halal maupun tanah haram:
1. burung gagak,
2. burung elang,
3. kalajengking,
4. tikus, dan
5. anjing gila." (Muttafaqun ‘alaih).
Jumat, 07 Maret 2025
Allah Maha Pengampun
14.56 No comments
"Tidak ada orang baik saat ini, yang tidak punya masa lalu (kesalahan dan dosa)"...
"Dan tidak ada orang buruk yang tidak memiliki masa depan (untuk berbuat baik & bertaubat)"
Jangan terpengaruh bisikan dan bayangan setan : "dosamu terlalu besar"
Ingat Allah Al-'Afwu ( Yang Maha Pemaaf) Al-Ghafur & Al-Ghaffar (Yang Maha Pengampun) At-Tawwab (Yang Maha Penerima Taubat)
Ibnul Qayyim berkata :
"Ada orang yang masuk surga karena kemaksiatannya (membuatnya menyesal dan bertaubat) ... Dan ada orang yang masuk neraka karena kebaikannya (merasa sombong, angkuh, congkak)"
🖊️faedah UTB hafidzahullahu ta'ala kitab ensiklopedi Asmaul Husna (Syeikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdulmuhsin Al Badr hafidzahullahu ta'ala)
Berikut ada tanya jawab yang pernah manfaat insyallah dari www.islamweb.net...
السُّؤَالُ:
مَا رَأْيُ فَضِيلَتِكُمْ فِي إِطْلَاقِ لَفْظِ: (ذَنْبٌ يُدْخِلُكَ الْجَنَّةَ) عَلَى هَذَا الْمَوْضُوعِ: ذَنْبٌ يُدْخِلُ صَاحِبَهُ الْجَنَّةَ؟ قَالَ بَعْضُ السَّلَفِ: قَدْ يَعْمَلُ الْعَبْدُ ذَنْبًا فَيَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ، وَيَعْمَلُ الطَّاعَةَ فَيَدْخُلُ بِهَا النَّارَ! قَالُوا: وَكَيْفَ ذَلِكَ؟ قَالَ: يَعْمَلُ الذَّنْبَ فَلَا يَزَالُ يَذْكُرُ ذَنْبَهُ، فَيُحْدِثُ لَهُ انْكِسَارًا وَذُلًّا وَنَدَمًا، وَيَكُونُ ذَلِكَ سَبَبَ نَجَاتِهِ، وَيَعْمَلُ الْحَسَنَةَ، فَلَا تَزَالُ نُصْبَ عَيْنَيْهِ، كُلَّمَا ذَكَرَهَا أَوْرَثَتْهُ عُجْبًا وَكِبْرًا وَمِنَّةً، فَتَكُونُ سَبَبَ هَلَاكِهِ - جَزَاكُمُ اللَّهُ خَيْرًا -؟
Pertanyaan:
Bagaimana pendapat Anda tentang penggunaan ungkapan "Dosa yang memasukkan seseorang ke surga" dalam konteks ini: Seorang hamba melakukan dosa, lalu masuk surga karenanya, dan melakukan ketaatan, lalu masuk neraka karenanya? Para salaf berkata: Bagaimana bisa demikian? Dijawab: Seorang hamba melakukan dosa, lalu dosa itu selalu teringat olehnya, sehingga menimbulkan kehancuran hati, ketundukan, dan penyesalan, yang menjadi sebab keselamatannya. Sebaliknya, seorang hamba melakukan kebaikan, namun kebaikan itu selalu ia ingat, hingga menimbulkan rasa bangga, kesombongan, dan menganggap dirinya berjasa, sehingga menjadi sebab kebinasaannya. Bagaimana pendapat Anda?
الإِجَابَةُ:
الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ دُخُولَ الْجَنَّةِ لَيْسَ بِسَبَبِ الذَّنْبِ، وَإِنَّمَا هُوَ بِسَبَبِ التَّوْبَةِ، كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِينَ:
Jawaban:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabatnya. Amma ba'du:
Sesungguhnya masuknya seseorang ke dalam surga bukan karena dosanya, tetapi karena taubatnya. Sebagaimana firman Allah tentang hamba-hamba-Nya yang bertakwa:
﴿وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ﴾ {آلِ عِمْرَانَ: 135-136}.
"Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak terus-menerus melakukan dosa itu sedang mereka mengetahui. Mereka itulah orang-orang yang balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka, serta surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal." (Ali Imran: 135-136)
فَلَيْسَتِ الْفَائِدَةُ فِي الذَّنْبِ بِذَاتِهِ، وَإِنَّمَا هِيَ فِي الْخَوْفِ مِنْ خَطَرِهِ الَّذِي سَبَّبَ التَّوْبَةَ، الَّتِي تُورِثُ ذُلًّا وَانْكِسَارًا، فَتَكُونُ خَيْرًا مِمَّا قَدْ يُورِثُهُ الْعَمَلُ الصَّالِحُ لَدَى بَعْضِ النَّاسِ مِنَ الْعُجْبِ.
Jadi, bukan dosa itu sendiri yang membawa manfaat, melainkan rasa takut terhadap bahaya dosa, yang mendorong seseorang untuk bertaubat. Taubat inilah yang menumbuhkan ketundukan dan kehancuran hati, yang lebih baik dibandingkan amal shalih yang justru bisa menimbulkan kesombongan pada sebagian orang.
وَهَذَا الْكَلَامُ ذَكَرَهُ بَعْضُ السَّلَفِ، كَمَا قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ فِي مَدَارِجِ السَّالِكِينَ، وَلَكِنَّهُ لَا يُرَادُ بِهِ التَّنْوِيهُ بِالذُّنُوبِ، كَمَا قَالَ الْمُنَاوِيُّ فِي فَيْضِ الْقَدِيرِ عَنْ ابْنِ عَطَاءِ اللَّهِ:
Ucapan ini memang disebutkan oleh sebagian salaf, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Qayyim dalam Madarij As-Salikin, namun bukan untuk memuji perbuatan dosa. Sebagaimana Al-Munawi dalam Faidl Al-Qadir mengutip perkataan Ibnu Atha'illah:
"رُبَّ مَعْصِيَةٍ أَوْرَثَتْ ذُلًّا وَافْتِقَارًا، خَيْرٌ مِنْ طَاعَةٍ أَوْرَثَتْ عِزًّا وَاسْتِكْبَارًا". اهـ.
"Betapa banyak maksiat yang menghasilkan kehinaan dan ketergantungan kepada Allah, lebih baik daripada ketaatan yang menimbulkan kesombongan dan merasa diri mulia."
قَالَ الْمُنَاوِيُّ: "وَهَذَا كُلُّهُ لَيْسَ تَنْوِيهًا لِارْتِكَابِ الْخَطَايَا، بَلِ الْمُرَادُ أَنَّهُ إِذَا أَذْنَبَ فَنَدِمَ بِذُلِّهِ وَانْكِسَارِهِ، نَفَعَهُ ذَلِكَ". اهـ.
Al-Munawi menjelaskan:
"Ucapan ini bukanlah untuk menyanjung perbuatan dosa, melainkan maksudnya adalah jika seseorang berbuat dosa, lalu ia menyesal dan merasa hina, maka hal itu bisa membawa manfaat baginya."
وَقَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ فِي مَدَارِجِ السَّالِكِينَ:
Ibnu Qayyim berkata dalam (kitab) Madarij As-Salikin:
الْوَجْهُ الْخَامِسُ: أَنَّ الذَّنْبَ قَدْ يَكُونُ أَنْفَعَ لِلْعَبْدِ إِذَا اقْتَرَنَتْ بِهِ التَّوْبَةُ، مِنْ كَثِيرٍ مِنَ الطَّاعَاتِ، وَهَذَا مَعْنَى قَوْلِ بَعْضِ السَّلَفِ: قَدْ يَعْمَلُ الْعَبْدُ الذَّنْبَ فَيَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ، وَيَعْمَلُ الطَّاعَةَ فَيَدْخُلُ بِهَا النَّارَ،
Penjelasan kelima: Dosa yang disertai dengan taubat bisa lebih bermanfaat bagi seorang hamba dibandingkan banyak ketaatan. Inilah makna dari perkataan sebagian salaf: "Seorang hamba bisa melakukan dosa lalu masuk surga karenanya, dan bisa melakukan ketaatan lalu masuk neraka karenanya."
قَالُوا: وَكَيْفَ ذَاكَ؟
Mereka bertanya: "Bagaimana bisa?"
قَالَ: يَعْمَلُ الذَّنْبَ فَلَا يَزَالُ نُصْبَ عَيْنَيْهِ، إِنْ قَامَ، وَإِنْ قَعَدَ، وَإِنْ مَشَى ذَكَرَ ذَنْبَهُ، فَيُحْدِثُ لَهُ انْكِسَارًا، وَتَوْبَةً، وَاسْتِغْفَارًا، وَنَدَامًا، فَيَكُونُ ذَلِكَ سَبَبَ نَجَاتِهِ.
Dijawab: "Seorang hamba berbuat dosa, tetapi dosa itu selalu teringat dalam benaknya, baik ketika berdiri, duduk, maupun berjalan. Ia pun menjadi rendah hati, bertaubat, beristighfar, dan menyesal. Hal ini akhirnya menjadi sebab keselamatannya.
وَيَعْمَلُ الْحَسَنَةَ، فَلَا تَزَالُ نُصْبَ عَيْنَيْهِ، إِنْ قَامَ، وَإِنْ قَعَدَ، وَإِنْ مَشَى، كُلَّمَا ذَكَرَهَا أَوْرَثَتْهُ عُجْبًا وَكِبْرًا وَمِنَّةً، فَتَكُونُ سَبَبَ هَلَاكِهِ.
Sebaliknya, ada orang yang melakukan kebaikan, tetapi kebaikan itu selalu teringat dalam benaknya. Setiap kali ia mengingatnya, hal itu justru menumbuhkan rasa bangga, sombong, dan merasa berjasa. Akhirnya, kebaikan itu menjadi sebab kebinasaannya."
فَيَكُونُ الذَّنْبُ مُوجِبًا لِتَرَتُّبِ طَاعَاتٍ وَحَسَنَاتٍ، وَمُعَامَلَاتٍ قَلْبِيَّةٍ، مِنْ خَوْفِ اللَّهِ، وَالْحَيَاءِ مِنْهُ، وَالْإِطْرَاقِ بَيْنَ يَدَيْهِ مُنَكِّسًا رَأْسَهُ خَجِلًا، بَاكِيًا نَادِمًا، مُسْتَقِيلًا رَبَّهُ،
Sehingga dosa tersebut bisa menjadi penyebab munculnya berbagai amal ketaatan dan perbuatan baik lainnya, seperti rasa takut kepada Allah, malu kepada-Nya, tunduk di hadapan-Nya dengan kepala tertunduk karena malu, menangis penuh penyesalan, serta memohon ampun kepada-Nya.
وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْ هَذِهِ الْآثَارِ أَنْفَعُ لِلْعَبْدِ مِنْ طَاعَةٍ تُوجِبُ لَهُ صَوْلَةً، وَكِبْرًا، وَازْدِرَاءً بِالنَّاسِ، وَرُؤْيَتَهُمْ بِعَيْنِ الِاحْتِقَارِ.
Setiap dari pengaruh tersebut lebih bermanfaat bagi seorang hamba dibandingkan ketaatan yang justru membuatnya bersikap angkuh, sombong, meremehkan orang lain, serta memandang mereka dengan hina.
وَلَا رَيْبَ أَنَّ هَذَا الذَّنْبَ خَيْرٌ عِنْدَ اللَّهِ، وَأَقْرَبُ إِلَى النَّجَاةِ وَالْفَوْزِ مِنْ هَذَا الْمُعْجَبِ بِطَاعَتِهِ، الصَّائِلِ بِهَا، الْمَانِّ بِهَا وَبِحَالِهِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعِبَادِهِ، وَإِنْ قَالَ بِلِسَانِهِ خِلَافَ ذَلِكَ، فَاللَّهُ شَهِيدٌ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ. اهـ
Tidak diragukan lagi bahwa dosa yang disertai dengan taubat dan kehinaan diri ini lebih baik di sisi Allah serta lebih dekat kepada keselamatan dan keberuntungan dibandingkan seorang yang tertipu dengan ketaatannya, menyombongkan diri dengannya, merasa berjasa atasnya di hadapan Allah dan hamba-hamba-Nya. Meskipun lisannya mengucapkan hal yang berbeda, Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hatinya.
Wallahu a’lam.
Referensi:
https://www.islamweb.net/ar/fatwa/229396/
Partnership : App Chatgpt
✍🏼MHA El kanzu
🏡 Madiun - JATIM Indonesia Raya 🇮🇩
⌚ 06:00 WIB
📝 08 Ramadhan 1446 H / 08Maret 2025 M
Senin, 03 Maret 2025
Puas & Ambisi
14.15 No comments
Puas (ridho) dengan ketentuan (taqdir) yang Allah tetapkan tapi juga menginginkan kebaikan dan perbaikan diri serta mengembangkannya
Kepuasan dan Ambisi:
كن ذا شخصية بسيطة واستمتع بكلّ شيء، واقنع بكل ما بين يديك، ولكن لا تجعل ذلك مبالغاً فيه لدرجة تكبت طموحك في التحسين والتطوير في حالك، وحال ما حولك،
Milikilah kepribadian yang sederhana, nikmati segala sesuatu, dan bersyukurlah dengan apa yang ada di tanganmu. Namun, jangan sampai hal itu berlebihan hingga menekan ambisimu untuk memperbaiki dan mengembangkan dirimu serta keadaan di sekitarmu.
واسأل نفسك دائماً كيف يمكن أن يكون الوضع أفضل، حتى لو لم تكن قادراً على تحسينه في الحال، .
Selalu tanyakan pada dirimu, "Bagaimana keadaan ini bisa menjadi lebih baik?"—meskipun saat ini kamu belum mampu memperbaikinya.
واصنع خططاً بقدر قدرتك فيما لك عليه قدرة، بحيث يكون لك في كلّ شهر مثلاً أو أسبوع ما تغيّره للأفضل بدرجة ما
Buatlah rencana sesuai dengan kemampuanmu dalam hal yang bisa kamu ubah, sehingga setiap bulan atau minggu, ada sesuatu yang kamu tingkatkan menjadi lebih baik, meskipun sedikit.