ISLAM itu indah-----ISLAM itu sempurna dan ISLAM itu rahmatan lil 'alamin-----JANGAN Hanya menilai ISLAM dari pengikut / umatnya...!-----tapi Nilai lah ISLAM dari ajarannya...!-----Pelajarilah...!-----Jika Tidak Tahu Bertanyalah Pada Ahlinya-----maka anda akan mengetahui betapa menakjubkanya Islam bagi kehidupan manusia

Minggu, 09 Maret 2025

PUASA KARENA IMAN DAN MENGHARAP PAHALA

Makna berpuasa karena keimanan dan mengharapkan pahala

السُّؤَالُ:
مَا مَعْنَى (مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا)؟

Pertanyaan:

Apa makna (مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا) Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala,?

الإجَابَةُ:

Jawaban:

الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، أَمَّا بَعْدُ:

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, beserta keluarga dan sahabatnya. Amma ba’du:

فَفِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

Dalam Shahihain, dari hadits Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

قَالَ الْحَافِظُ ابْنُ حَجَرٍ فِي "فَتْحِ الْبَارِي": الْمُرَادُ بِالْإِيمَانِ: الِاعْتِقَادُ بِفَرْضِيَّةِ صَوْمِهِ. وَبِالِاحْتِسَابِ: طَلَبُ الثَّوَابِ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى.

Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan: "Yang dimaksud dengan ‘Imanan’ (dengan keimanan) adalah keyakinan akan kewajiban berpuasa, sedangkan ‘Ihtisaban’ (mengharap pahala) adalah mencari pahala dari Allah Ta’ala."

وَقَالَ الْخَطَّابِيُّ: احْتِسَابًا أَيْ: عَزِيمَةٌ، وَهُوَ أَنْ يَصُومَهُ عَلَى مَعْنَى الرَّغْبَةِ فِي ثَوَابِهِ طَيِّبَةً نَفْسُهُ بِذَلِكَ غَيْرَ مُسْتَثْقِلٍ لِصِيَامِهِ وَلَا مُسْتَطِيلٍ لِأَيَّامِهِ.

Al-Khaththabi berkata: "Ihtisaban (mengharap pahala) maksudnya adalah dengan tekad yang kuat, yaitu ia berpuasa dengan harapan mendapatkan pahala, dalam keadaan jiwanya merasa senang, tidak merasa terbebani dengan puasanya, dan tidak merasa berat dengan hari-harinya."

وَقَالَ الْمُنَاوِيُّ فِي "فَيْضِ الْقَدِيرِ": مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا: تَصْدِيقًا بِثَوَابِ اللَّهِ أَوْ أَنَّهُ حَقٌّ، وَاحْتِسَابًا لِأَمْرِ اللَّهِ بِهِ، طَالِبًا الْأَجْرَ أَوْ إِرَادَةَ وَجْهِ اللَّهِ، لَا لِنَحْوِ رِيَاءٍ، فَقَدْ يَفْعَلُ الْمُكَلَّفُ الشَّيْءَ مُعْتَقِدًا أَنَّهُ صَادِقٌ لَكِنَّهُ لَا يَفْعَلُهُ مُخْلِصًا بَلْ لِنَحْوِ خَوْفٍ أَوْ رِيَاءٍ.

Al-Munawi dalam Faydhul Qadir berkata: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan keimanan, yakni membenarkan adanya pahala dari Allah atau meyakini bahwa puasa itu benar adanya, dan dengan ihtisaban (mengharap pahala), yakni menaati perintah Allah, mencari pahala, atau mengharap wajah Allah, bukan karena riya’. Karena bisa saja seseorang melakukan suatu amalan dengan keyakinan yang benar, tetapi ia tidak melakukannya dengan ikhlas, melainkan karena takut atau riya’."

وَقَالَ الْإِمَامُ النَّوَوِيُّ: مَعْنَى إِيمَانًا: تَصْدِيقًا بِأَنَّهُ حَقٌّ مُقْتَصِدٌ فَضِيلَتَهُ، وَمَعْنَى احْتِسَابًا، أَنَّهُ يُرِيدُ اللَّهَ تَعَالَى لَا يَقْصِدُ رُؤْيَةَ النَّاسِ وَلَا غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يُخَالِفُ الْإِخْلَاصَ.

Imam An-Nawawi berkata: "Makna ‘Imanan’ adalah meyakini bahwa puasa itu benar dan memiliki keutamaan. Sedangkan makna ‘Ihtisaban’ adalah ia melakukannya karena Allah Ta’ala, tidak bertujuan untuk dilihat manusia, dan tidak ada maksud lain yang bertentangan dengan keikhlasan."

وَاللَّهُ أَعْلَمُ.

Dan Allah lebih mengetahui.


Kesimpulan Makna "Imanan" dan "Ihtisaban"

1. Imanan (إِيمَانًا):

• Meyakini kewajiban berpuasa Ramadan.

• Membenarkan adanya pahala yang dijanjikan Allah.

• Yakin bahwa puasa itu benar dan memiliki keutamaan.

2. Ihtisaban (وَاحْتِسَابًا):

• Berpuasa dengan niat mencari pahala dari Allah.

• Melakukannya dengan senang hati, tanpa merasa terbebani.

• Tidak ada unsur riya’ atau paksaan selain karena Allah.

• Mengharapkan wajah Allah dan pahala-Nya, bukan tujuan duniawi.

Sehingga, puasa yang diterima adalah puasa yang dilakukan dengan keyakinan yang benar serta keikhlasan dalam mengharap pahala dari Allah.



0 komentar:

Posting Komentar

Recent Post