Hidup ini adalah ujian
{ تَبَٰرَكَ ٱلَّذِي بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ }
[Surat Al-Mulk: 1]
Mahasuci Allah yang di tangan-Nya (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
{ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ }
[Surat Al-Mulk: 2]
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalannya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.
Iya, hidup ini akan terus berputar dari satu ujian ke ujian berikutnya
- ujian bagi manusia setelah mengetahui kebenaran firman Allah, kebenaran Tuhannya, kebenaran tanda kekuasaan Allah maukah ia menyembahnya ? Maukah ia menjadi muslim pasrah berserah diri kepada Tuhannya ?
- Semua nikmat yang kita terima juga ujian, fasilitas, kemudahan hidup yang Allah berikan, yang Allah sediakan juga merupakan ujian,
Kita hidup di zaman kemudahan
1. Kemudahan makan dan minum murah bisa itukah
2. Kemudahan pakaian untuk shalat
3. Kemudahan beli kuota data, wifi, tatring, mengakses ilmu atau maksiat
4. Kemudahan kendaraan, untuk pergi kajian, ke masjid, Kemudahan listrik lampu jalan. Jaman dulu pakai oncor
5. Kemudahan cari uang, dapat pasangan, punya anak, rumah, dll disisi lain orang lain di ujian sulit cari uang, cari pasangan, rumah dll
Mari kita mengambil pelajaran dari firman Allah:
[Surat Al-Ma'idah: 94]
Wahai orang-orang yang beriman! Allah pasti akan menguji kamu dengan hewan buruan yang dengan mudah kamu peroleh dengan tangan dan tombakmu agar Allah mengetahui siapa yang takut kepada-Nya, meskipun dia tidak melihat-Nya. Barang siapa melampaui batas setelah itu, maka dia akan mendapat azab yang pedih.
Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir:
Bahwa Maqatil bin Hayyan (seorang ulama ahli tafsir dari generasi tabi‘in.) berkata:
"Ayat ini turun dalam peristiwa Umrah Hudaibiyah. Ketika itu, binatang liar, burung, dan hewan buruan mendatangi mereka di tempat peristirahatan mereka, sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Maka Allah melarang mereka membunuh hewan-hewan tersebut selama mereka dalam keadaan ihram."
Umrah Hudaibiyah terjadi pada tahun 6 Hijriyah (628 M). Peristiwa ini berakhir dengan Perjanjian Hudaibiyah, di mana kaum Muslimin tidak jadi memasuki Makkah tahun itu dan baru diperbolehkan melakukan umrah pada tahun berikutnya (7 H).
Masih dalam tafsir Ibnu Katsir:
*"Yakni, Allah menguji mereka dengan buruan yang mendatangi mereka di tempat peristirahatan mereka, yang bisa mereka tangkap dengan tangan dan tombak mereka, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Dengan begitu, akan tampak siapa yang benar-benar taat kepada-Nya baik dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan. Sebagaimana firman Allah:
﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ﴾
(Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka dalam keadaan ghaib, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar) [Al-Mulk: 12]."
Pelajaran dari Tafsir As Sa'di
1. Diantara hikmahnya adalah "Agar Allah mengetahui," yakni agar ilmu-Nya yang tampak bagi makhluk menjadi bukti yang berujung pada pahala dan hukuman, "siapa yang takut kepada-Nya dalam keadaan ghaib,"
فَيَكُفُّ عَمَّا نَهَىٰ ٱللَّهُ عَنْهُ مَعَ قُدْرَتِهِ عَلَيْهِ وَتَمَكُّنِهِ، فَيُثِيبُهُ ٱلثَّوَابَ ٱلْجَزِيلَ
sehingga ia menjauhi larangan Allah meskipun mampu dan berkesempatan untuk melakukannya. Orang seperti ini akan diberi pahala yang besar.
مِمَّن لَا يَخَافُهُ بِٱلْغَيْبِ، فَلَا يَرْتَدِعُ عَنْ مَعْصِيَةٍ تَعْرِضُ لَهُ
Berbeda dengan orang yang tidak takut kepada Allah dalam keadaan ghaib, sehingga ia tidak menjauh dari maksiat yang ada dihadapannya (ketika sendiri)."
"Maka barang siapa di antara kalian yang melampaui batas setelah itu," yakni setelah penjelasan yang memutuskan segala alasan dan menjelaskan jalan yang benar, "maka baginya azab yang pedih," yaitu azab yang sangat menyakitkan dan menyiksa, yang hanya Allah yang mengetahui kadar kepedihannya.
Sebab tidak ada alasan bagi pelanggar tersebut untuk membela diri, dan yang menjadi tolok ukur adalah siapa yang takut kepada-Nya dalam keadaan ghaib, bukan ketika ia berada di hadapan manusia. Karena menampakkan rasa takut kepada Allah di hadapan manusia bisa jadi hanya karena takut kepada mereka, sehingga hal itu tidak berpahala.
Hewan yang boleh dibunuh
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan ada 5 hewan:
ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ طَرِيقِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَة، عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: "خَمْسُ فَواسِق يُقْتَلْنَ فِي الحِلِّ والحَرَم الغُراب وَالْحِدَأَةُ، والعَقْرب، وَالْفَأْرَةُ، وَالْكَلْبُ العَقُور".
Terdapat dalam hadits shahih dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ada lima hewan fasik yang boleh dibunuh baik di tanah halal maupun tanah haram:
1. burung gagak,
2. burung elang,
3. kalajengking,
4. tikus, dan
5. anjing gila." (Muttafaqun ‘alaih).
Wallahu a’lam.
Referensi:
Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir As Sa'di
Partnership : App Chatgpt
✍🏼MHA El kanzu
🏡 Jogorogo - Ngawi- JATIM Indonesia Raya 🇮🇩
⌚ 09:10 WIB
📝 09 Ramadhan 1446 H / 09 Maret 2025 M
0 komentar:
Posting Komentar