Ilmu Diberi Tak Memandang Keturunan
Mar 31, 2014 Muhammad Abduh Tuasikal,
MSc
Ilmu diberi tak memandang status
keturunan. Ilmu diin itu diberi bagi
siapa saja yang Allah kehendaki.
Seandainya, ilmu itu memandang
keturunan, maka keluarga Nabilah
atau ahlul bait yang lebih pantas
mendapatkan ilmu. Tetapi
realitanya tidak demikian.
Salah satu ulama salaf berkata:
ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻣﻮﺍﻫﺐ ﻳﺆﺗﻴﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺃﺣﺐ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻪ ،
ﻭﻟﻴﺲ ﻳﻨﺎﻟﻪ ﺃﺣﺪ ﺑﺎﻟﺤﺴﺐ ، ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻟﻌﻠﺔ ﺍﻟﺤﺴﺐ
ﻟﻜﺎﻥ ﺃﻭﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻪ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺖ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ .
Sesungguhnya ilmu adalah karunia
yang Allah beri pada siapa saja yang
Allah kehendaki dari makhluk-Nya.
Ilmu bukanlah diberi karena melihat
pada keturunan.
Kalau memang karena keturunan,
maka tentu manusia yang lebih
pantas mendapatkan ilmu adalah
ahlu bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
—
Namun realitanya kita saksikan
bahwa orang-orang yang jauh dari
Nabi yang banyak meraih ilmu
beliau seperti sahabat Abu Hurairah.
Sedangkan paman-paman Nabi
sebagiannya malah kafir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ﻭَﻣَﻦْ ﺑَﻄَّﺄَ ﺑِﻪِ ﻋَﻤَﻠُﻪُ ﻟَﻢْ ﻳُﺴْﺮِﻉْ ﺑِﻪِ ﻧَﺴَﺒُﻪُ
“ Barangsiapa yang lamban amalnya,
maka nasabnya tidak bisa
mengejarnya” (HR. Muslim no. 2699,
dari Abu Hurairah).
Imam Nawawi rahimahullah
berkata, “Siapa saja yang amalnya
itu kurang, maka kedudukan
mulianya tidak bisa menolong
dirinya. Oleh karenanya, jangan
terlalu berharap dari nasab atau
silsilah keturunan dan keutamaan
nenek moyang, akhirnya sedikit
dalam beramal.” (Syarh Shahih
Muslim, 17: 21).
Simak artikel Rumaysho.Com
sebelumnya: Walau Engkau Seorang
Habib.
Hanya Allah yang memberi taufik.
Semoga dapat menjadi renungan
bersama.
—
Disusun saat safar Jakarta-Jogja, 29
Jumadal Ula 1435
Akhukum fillah: Muhammad Abduh
Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
0 komentar:
Posting Komentar