ISLAM itu indah-----ISLAM itu sempurna dan ISLAM itu rahmatan lil 'alamin-----JANGAN Hanya menilai ISLAM dari pengikut / umatnya...!-----tapi Nilai lah ISLAM dari ajarannya...!-----Pelajarilah...!-----Jika Tidak Tahu Bertanyalah Pada Ahlinya-----maka anda akan mengetahui betapa menakjubkanya Islam bagi kehidupan manusia

Senin, 12 Oktober 2015

Dewasa Setelah Berkeluarga

Dewasa Setelah Berkeluarga
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ,
أَمَّا بَعْدُ:
Jika anda sudah menikah ...
Jangan suka membuli (mencibir) bujangan ...
Karena saat ini anda sedang berada di samudra yang luas ...
Dan seorang bujang masih berada di daratan yang luas ...
Berhati-hatilah dengan ombak, batu karang, dan badai...
Jika terjatuh maka bahtera-mu akan karam...

Sedangkan yang di daratan hanya bisa mengambil pelajaran...
Berhati-hati agar kelak tidak bernasib sama ketika berlayar...

Jika anda suka menyakiti orang yang berada di daratan...
Bagaimana akan menolong jika anda sudah berada ditengah lautan...

Sedangkan yang di daratan belum pernah merasakan berada diatas bahtera...

Jangan sampai orang lain tertawa dengan kesedihan seorang nahkoda...
Di karenakan ulah lisan...

Seharusnya seorang yang sudah berkeluarga ia menjadi bijaksana...
Arif dan bijaksana dalam bersikap dan berkata...

Karena ia tak lagi hanya memimpin diri sendiri...
Tapi sudah menjadi pemimpin bagi dirinya dan keluarganya...

Jika setelah menikah belum bisa berubah menjadi lebih baik...
Lalu kapan lagi akan memperbaiki diri...

Dan pertanyaan besar "sudah layak kah ia menjadi seoran pemimpin" ?
Jika ia tak mampu menjaga perasaan orang lain, latas bagaima dengan keluarganya...

Terkadang orang terlihat baik ketika diluar rumah, tapi tidak tahu di dalam rumah ?
Kemudian jika ia tak baik di luar rumah ? apakah ia baik di dalam rumah ?

Oleh karena itu mulai berhati-hatilah...
Jika kau mendapati saudara-mu belum bersama-mu berlayar di samudra...

Lebih baik diam atau mendoakan jika tidak memiliki solusi
Daripada menyakiti hati saudaramu...

Terkadang satu ucapan ringan bisa menyakiti hati...
Niat hati ingin bercanda tapi ternyata melukai hati...

Merenggangkan persaudaraan menggores perasaan...
Ibarat paku yang menancap di dinding, ketika paku itu sudah dicabut tetapi masih ada bekasnya....

Memang daratan cenderung lebih aman dari lautan...
Walaupun realitanya yang di daratan ingin segera berlayar di lautan...

Betapa banyak kapal yang karam, karena kelalaian seorang nahkoda...
Terkadang ujian bukan hanya menunggu di daratan...

Tapi indahnya berlayar juga merupakan ujian...
Badai, hujan, ombak, batu karang dan gumpalan es menanti...

Betapa banyak manusia yang lulus ujian ketika dihimpit kesulitan...
Tapi ia tak lulus dengan ujian kenikmatan dan keamanan...

Persiapkan bekal yang cukup sebelum berangkat berlayar di samudra kehidupan bersama awak kapal, selalu sandarkan hati kepada Sang Maha Pencipta,,, Hindari sifat angkuh dan sombong & jangan mudah meremehkan, mengejek, mencibir orang lain, perhatikanlah selalu bahtera pribadi, awak kapal dan penumpang-mu sendiri... karena sebagai nahkoda dan awak kapal, kelak kau akan dimintai pertanggung jawaban

Ingatlah Allah di saat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan, dan Allah tidak akan melupakan mu ketika bahteramu dihantam badai atau diterjang ombak laut yang menakutkan....

وَفِي رِوَايَةٍ غَيْرِ التِّرْمِذِيِّ :
«اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ ،
تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّ ةِ.
وَاعْلَمْ أَنَّ مَاأَخْطَأَكَ ؛ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ،
وَمَا أَصَابَكَ ؛ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ ،
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ،
وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ ،
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا».

Dalam riwayat selain At-Tirmidzi disebutkan, Rosulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda :
“Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah.
Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu,
dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu.
Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran,
kelapangan bersama kesempitan,
dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”

el kanzu
___________________--------------♡♥♡ -------------- ___________________

Sungguh indah sabda Nabi Muhammad shallahu 'alaihi wasalam :

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim (yang baik) adalah yang tangan dan lisannya tidak menyakiti orang lain”
(HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40).

Menjaga Lisan, Tanda Baiknya Islam Seseorang

Kata Ibnu Rajab rahimahullah :

“Mayoritas perkara yang tidak bermanfaat muncul dari lisan yaitu lisan yang tidak dijaga dan sibuk dengan perkataan sia-sia”
(Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 290).

Tentang keutamaan menjaga lisan ini diterangkan dalam ayat berikut yang menjelaskan adanya pengawasan malaikat terhadap perbuatan yang dilakukan oleh lisan ini. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16)
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17)
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”
(QS. Qaaf: 16-18).
Ibnu ‘Abbas mengatakan :

“Yang dicatat adalah setiap perkataan yang baik atau buruk. Sampai pula perkataan “aku makan, aku minum, aku pergi, aku datang, sampai aku melihat, semuanya dicatat. Ketika hari Kamis, perkataan dan amalan tersebut akan dihadapkan kepada Allah”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 187).

Dalam hadits Al Husain bin ‘Ali disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ قِلَّةَ الْكَلاَمِ فِيمَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah mengurangi berbicara dalam hal yang tidak bermanfaat”
(HR. Ahmad 1: 201. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan adanya syawahid –penguat-).
Abu Ishaq Al Khowwash berkata,

إن الله يحب ثلاثة ويبغض ثلاثة ، فأما ما يحب : فقلة الأكل ، وقلة النوم ، وقلة الكلام ، وأما ما يبغض : فكثرة الكلام ، وكثرة الأكل ، وكثرة النوم
“Sesungguhnya Allah mencintai tiga hal dan membenci tiga hal. Perkara yang dicintai adalah sedikit makan, sedikit tidur dan sedikit bicara. Sedangkan perkara yang dibenci adalah banyak bicara, banyak makan dan banyak tidur”
(HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 5: 48).

‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,

من عدَّ كلامه من عمله ، قلَّ كلامُه إلا فيما يعنيه

“Siapa yang menghitung-hitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat” Kata Ibnu Rajab, “Benarlah kata beliau. Kebanyakan manusia tidak menghitung perkataannya dari amalannya”

(Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 291).

✈Yang kita saksikan di tengah-tengah kita, “Talk more, do less (banyak bicara, sedikit amalan)”.
Ibnu Rajab berkata :

“Jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat, kemudian menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanda baik Islamnya telah sempurna”
(Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 295).

Disalin dari: http://rumaysho.com/2322-meninggalkan-hal-yang-tidak-bermanfaat.html
Saudaraku seiman…

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ » .

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau hendaklah ia diam.”
HR. Bukhari
.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ صَمَتَ نَجَا ».
Artinya: “Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang diam niscya ia selamat.”
HR. Tirmidzi
.
علي رضي الله عنه: بكثرة الصمت تكون الهيبة
.
“Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Dengan banyaknya diam, disitulah terdapat harga diri/wibawa.”
lihat kitab Rabi’ Al Abrar, 1/124.

عن أبي حبيب القاضي أن أبا الدرداء كان يقول : " تعلموا الصمت كما تتعلمون الكلام فإن  الصمت حكم عظيم وكن إلى أن تسمع أحرص منك إلى أن تتكلم ولا تتكلم في شيء لا يعنيك ولا تكن مضحاكا من غير عجب ولا مشاء إلى غير أرب يعني إلى غير حاجة " .
“Abu Habib Al Qadhi meriwayatkan bahwa Abu Darda sering mengatakan:
“Belajarlah dia sebagaimana kalian belajar berbicara, karena sesungguhnya diam adalah hukum yang agung. Jadilah seorang yang lebih suka mendengar daripada lebih suka berbicara, dan janganlah berbicara tentang sesuatu yang tidak bermanfaat untukmu, dan janganlah menjadi seorang yang menjadi tertawaan tanpa selain rasa takjub, dan janganlah berjalan ke tempat yang tidak ada keperluan.”.
Lihat kitab Makarim Al Akhlak dan Ma’aliha, karya Al Kharaithi, 1/2
.
وقال علي بن أبي طالب كرم الله تعالى وجهه أفضل العبادة الصمت وانتظار الفرج

“Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
“ibadah yang paling utama adalah diam dan menunggu jalan keluar.”
Lihat Kitab Al Bayan wa At Tabyiin, hal: 157.

Disalin dari : http://www.dakwahsunnah.com/artikel/targhibwatarhib/342-diam-kecuali-berkata-baik-tips-menjaga-lisan-bag-02

Madiun
٢٨ زو الحجة ١٤٣٦ هــ
12 Oktober 2015 M
 16 : 37 WIB
✏el kanzu

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Post