ICC DAMMAM KSA
0556288679
Siapa yang tulus menjalin persaudaraan dengan sahabatnya maka ia akan menerima kesalahan-kesalahannya,, mengisi kekuranagnnya dan memaafkan ketregelincirannya".
"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia". (HR. Muslim)
"Seorang Muslim Adalah Bersaudara, Janganlah Mendzolimi, Merendahkan Dan Janganlah Mengejeknya. (HR. Muslim)
"Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya baik di dunia maupun di akherat". (HR. Muslim)
"Aku berangan-angan agar orang-orang mempelajari ilmuku ini dan mereka tidak menisbahkan sedikitpun ilmuku kepadaku selamanya, lalu akupun diberi ganjaran karenanya dan mereka tidak memujiku" (Al-Bidaayah wa An-Nihaayah 10/276)
Sehat atau sakit merupakan dua realita yang dihadapi oleh setiap manusia. Kondisi umumnya manusia terus dalam keadaan sehat dan terkadang ia sakit. Hal tersebut bukan berarti keburukan baginya. Itu semua merupakan proses menuju derajat yang lebih tinggi yang telah diatur oleh Allah ta'ala dengan begitu rapinya.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.
Alangkah menakjubkan urusan seorang mukmin. Sungguh, semua urusannya baik. Dan hal itu tidak didapat kecuali oleh mukmin; bila ia memperoleh kenikmatan lalu bersyukur maka itu baik baginya, dan bila ia tertimpa suatu musibah lalu bersabar maka itu baik pula baginya. (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ، إِلاَّ حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا.
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu yang mengganggu seperti penyakit atau sejenisnya, melainkan dengan sebab itu Allah akan menggugurkan dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan dedaunannya. (al-Bukhari & Muslim)
◆ NABI PUN SAKIT
Demikian pula dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau pun pernah sakit. Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَشَدَّ عَلَيْهِ الْوَجَعُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih berat penyakitnya dari para Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. (HR. al-Bukhari & Muslim)
◆ WAJIB BERSABAR
Ketika seseorang sakit, maka kesabaran merupakan hal yang wajib. Jika ia dapat ridha dan bersyukur, maka itu lebih baik lagi baginya. Jangan sampai ia berkeluh kesah ketika sakit menimpa dirinya.
Allah ta'ala berfirman:
وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ. الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-Baqoroh: 155-157)
Allah ta'ala juga berfirman:
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُوْرِ.
Dan bersabarlah atas apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman: 17)
Bagi orang-orang yang sabar, inilah balasannya. Firman-Nya:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. az-Zumar: 10)
◆ SURGA BAGI YANG PENYABAR
Atho’ rahimahullah berkata: "Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata kepadaku: “Maukah kamu aku beritahu seorang wanita penghuni surga?" "Tentu saja", jawabku.
Ibnu Abbas berkata: "Wanita berkulit hitam itu, ia pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Sesungguhnya aku terkena penyakit ayan dan auratku terkadang tersingkap tanpa aku sadari, maka itu berdoalah kepada Allah untukku."
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika engkau mau, engkau bisa bersabar maka bagimu surga. Dan jika engkau mau, aku bisa berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu."
Ia berkata: "Aku memilih bersabar". Lalu ia berkata: "Sesungguhnya auratku terkadang tersingkap tanpa aku sadari, maka berdoalah kepada Allah agar auratku tidak tersingkap lagi." Maka beliau berdoa bagi wanita itu. (HR. al-Bukhari & Muslim)
◆ PERINTAH UNTUK BEROBAT
Usamah bin Syuraik radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: Ya Rasulullah, bolehkah kita berobat? Beliau menjawab:
نَعَمْ، يَا عِبَادَ اللهِ! تَدَاوُوْا، فَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شِفَاءً، غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ: الْهَرَمِ.
Ya, boleh. wahai hamba-hamba Allah! Berobatlah, sebab tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali pasti juga menurunkan obatnya, selain satu penyakit, yaitu tua. (al-Misykat, no. 4532)
◆ SETIAP PENYAKIT ADA OBATNYA
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً.
Allah tidak menurunkan suatu penyakit melainkan pasti menurunkan obatnya. (HR. al-Bukhari)
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.
Setiap penyakit pasti ada obatnya. Bila suatu obat itu tepat untuk penyakit, maka sakit itu akan sembuh dengan izin Allah azza wa jalla. (HR. Muslim)
Dengan membaca keterangan sedikit di atas, semoga kita dimudahkan untuk bersabar dalam berbagai keadaan. Dan bagi siapa saja yang sakit dan ingin berobat, ada beberapa poin yang penting untuk dia perhatikan. Apa saja? Tunggu tulisan berikutnya. Baarokallahu fiikum.
Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
+966556288679
Berikut lanjutan tulisan seputar adab berobat. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Selamat menyimak.
◆ [4]. MENCARI KESEMBUHAN SESUAI TUNTUNAN SYARIAT
Permasalahan ini bersifat umum. Banyak sekali cara penyembuhan yang dibolehkan Syariat. Dalam hal ini ada dua poin penting yang harus diperhatikan:
◇ Pertama: bahwa segala macam penyembuhan -medis maupun non medis, obat maupun dokter- hanya sekadar sarana atau sebab kesembuhan, sedangkan yang benar-benar menyembuhkan hanyalah Allah ta'ala.
◇ Kedua: ikhtiyar (usaha) itu tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang haram. Apalagi bila sampai kepada perbuatan yang mengandung kesyirikan. Wal'iyadzu billah.
Berikut beberapa cara penyembuhan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
◇ 1). al-Habatus Sauda' (Jintan Hitam)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
(( فِي الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلاَّ السَّامَ )). قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: وَالسَّامُ الْمَوْتُ، وَالْحَبَّةُ السَّوْدَاءُ الشُّوْنِيْزُ
Di dalam al-habbatus sauda' (jintan hitam) terdapat penyembuhan bagi segala macam penyakit kecuali as-Saam. Ibnu Syihab mengatakan, "as-Saam berarti kematian, sedangkan al-habbatus sauda' berarti Syuniz". (HR. al-Bukhari & Muslim)
Dengan izin Allah azza wa jalla jintan hitam sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit.
◇ 2). Madu Lebah
Allah ta'ala berfirman:
يَخْرُجُ مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيْهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِيْ ذَلِكَ َلآَيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ
Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. an-Nahl: 69)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الشِّفَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ شَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ، وَأَنْهَى أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ
Kesembuhan itu ada pada tiga hal: yaitu pada minuman madu, sayatan bekam dan pengobatan dengan besi panas (kay). Dan aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan kay. (HR. al-Bukhari)
◇ 3). Hijamah (Berbekam)
Hal ini sebagaimana telah disebutkan pada hadis di atas. Dan dalam hadis yang lain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَمْثَلَ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ
Sesungguhnya sebaik-baik cara yang kalian lakukan untuk pengobatan adalah dengan berbekam. (HR. al-Bukhari)
• Wasiat Malaikat Untuk Berbekam
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menceritakan kisah ketika beliau di Isro' kan, tidaklah beliau melewati sekumpulan Malaikat melainkan mereka berkata, "Perintahkanlah umatmu untuk berbekam".
• Waktu Terbaik Untuk Bekam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa waktu yang paling baik untuk berbekam adalah pada tanggal 17, 19 dan 21 dengan perhitungan kelender Hijriah. (HR. Abu Dawud, al-Hakim & al-Baihaqi)
Adapun hari yang paling baik adalah pada hari Senin, Selasa dan Kamis. Dan sebaiknya hindari berbekam pada hari Rabu, Jum'at, Sabtu dan Ahad. (HR. Ibnu Majah)
◇ 4). Air Zamzam
Tentang air zamzam ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ، إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ (وَشِفَاءُ سُقْمٍ)
Sesungguhnya air zamzam itu penuh berkah. Air zamzam merupakan makanan yang dapat mengenyangkan (dan obat kesembuhan bagi penyakit). (HR. Muslim, al-Bazzar, al-Baihaqi & ath-Thabrani)
Pada hadis Jabir disebutkan:
مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ
Air zamzam dapat bermanfaat sesuai dengan tujuan diminumnya. (HR. Ibnu Majah)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Aku sendiri dan juga orang yang lain pernah mempraktikkan upaya penyembuhan terhadap beberapa penyakit dengan air zamzam, dan hasilnya sangat menakjubkan, aku berhasil mengobati berbagai macam penyakit dan aku pun sembuh dengan izin Allah." (Zadul Ma'ad, jilid IV, hlm. 178 & 393)
◇ 5). Bersedekah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ باِلصَّدَقَةِ
Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan bersedekah. (Hadis hasan. Lihat Shahih at-Targhib wa at-Tarhib, no. 744. Sebagian ulama mempermasalahkan hadis ini)
◆ [5]. MENJAUHI PENYEMBUHAN DENGAN CARA HARAM
Wajib bagi seorang yang menderita suatu penyakit untuk menjauhi pengobatan dengan cara-cara yang diharamkan Syariat. Tentang masalah ini, secara umum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam sabda beliau, sebagaimana ucapan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الدَّوَاءِ الْخَبِيْثِ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang (pengobatan) dengan obat yang khobiits (buruk). (HR. Abu Dawud & Ibnu Majah)
Obat yang khobiits dalam hadis di atas yaitu obat yang najis atau haram. Sedangkan at-Tirmidzi menafsirkan kata khobiits dengan racun.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Sebagian ulama menyebutkan bahwa khobiitsnya obat itu dapat ditinjau dari dua sisi: Salah satunya, khobiits karena najis. Yaitu karena mengandung zat haram seperti khomer dan daging hewan yang haram dimakan. Kedua, khobiits dari sisi rasa. Tidak diingkari suatu obat tidak disukai lantaran sangat berat bagi jiwa dan dibenci."
Pernah suatu ketika seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam perihal berobat dengan khomer dan dia berkata: Khomer itu obat. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ، وَلَكِنَّهَا دَاءٌ
Itu bukan obat, tapi racun. (HR. Abu Dawud & Ibnu Majah)
Bersambung insya Allah.
Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
+966556288679
Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ، فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِذَا قَالَ: هَا، ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ.
Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Bila seseorang bersin lalu memuji Allah (dengan mengucapkan: alhamdulillah: segala puji bagi Allah) maka menjadi hak bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk menjawabnya (dengan mengucapkan: yarhamukallah: semoga Allah merahmatimu). Adapun menguap berasal dari setan, maka hendaklah ia menolak sekuat mungkin. Bila ia bersuara: Haaah, maka setan menertawakannya. (HR. al-Bukhari)
Dari satu hadis mulia di atas -dan beberapa hadis lainnya-, kita akan mempelajari adab mulia yang berkaitan dengan menguap. Berikut di antaranya.
|[1]|. Anjuran untuk Menolak Menguap
Hal ini sebagaimana dalam hadis yang telah kita sajikan di atas. Pada redaksi lain riwayat Muslim Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ.
Menguap itu dari setan, maka bila seorang dari kalian menguap hendaklah ia menahannya semaksimal mungkin. (HR. Muslim)
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata di dalam Syarah Sahih Muslim: "Menguap itu umumnya dibarengi dengan rasa berat, lemas dan penuh di tubuh serta lebih condong kepada sifat malas. Menguap disandarkan kepada setan sebab dia-lah yang mengajak kepada nafsu syahwat. (Hadis ini) sebagai peringatan untuk menjauhi sebab-sebab yang dapat menimbulkan menguap, yaitu makan terlalu banyak atau berlebih-lebihan."
◇ Menguap Ketika Shalat
Demikian pula bila menguap tersebut datang kepada seorang yang sedang salat, maka hendaknya ia lebih ekstra lagi dalam menolaknya. Sebab kondisi salat lebih utama untuk dijaga dari pada di luar shalat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan:
إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلاَةِ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ.
Bila seorang dari kalian menguap dalam salat, maka hendaklah ia menahannya semaksimal mungkin, sebab setan bisa masuk. (HR. Muslim)
Setan akan masuk? Hal ini bukan hal aneh bagi mukmin yang beriman, sebab setan benar-benar bisa masuk ke tubuh manusia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِيْ مِنَ اْلإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ.
Sesungguhnya setan bisa berjalan pada (tubuh) manusia seperti mengalirnya darah. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
|[2]|. Menutup Mulut dengan Tangan
Dalam sebuah hadis riwayat Muslim Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ.
Bila seorang dari kalian menguap, hendaklah ia menutup mulutnya dengan tangan, sebab setan bisa masuk. (HR. Muslim)
Di antara faedah menutup mulut ketika menguap: pertama: agar tidak terlihat pemandangan “seram” dari mulut orang yang menguap, kedua: agar setan tidak menertawakannya. Selain itu, ini merupakan perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
|[3]|. Tidak Mengucapkan 'Haaah' atau ‘Huuaaah’
Hal ini sebagaimana telah dijelaskan pada hadis di atas. Alasannya, suara seperti ini dapat membuat setan tertawa. Sudikah anda ditertawakan oleh setan? Tentu saja kita tidak ingin membuat setan tertawa lantaran merasa senang dan girang.
|[4]|. Tidak Mengangkat Suara Ketika Menguap
Mengangkat suara ketika menguap termasuk adab yang tidak baik, tidak enak didengar dan dapat membuat orang lari menjauh. Sebagian orang terkadang sengaja mengangkat suara ketika menguap untuk membuat orang tertawa dan dia bangga melakukannya. Ketahuilah! Itu bukan adab yang baik. Justru sebaliknya setan yang akan menertawakannya. Maka itu, hendaklah ia meninggalkan menguap dengan cara seperti ini.
|| Catatan Penting ||
◇ Pertama: Tidak ada doa atau bacaan khusus ketika menguap.
Sebagian orang ada yang membaca ta'awwudz (a’udzi billahi minasy-syaithani-rojim: aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) setiap kali menguap. Hal ini merupakan kesalahan yang dapat kita lihat dari beberapa sisi:
◆ Ucapan atau doa ini tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu 'anhum. Bila itu baik, niscaya mereka dahulu telah mendahului kita dalam mengamalkannya.
◆ Hal ini lebih dekat kepada perkara baru dalam agama.
◆ Orang yang membaca doa ini telah meninggalkan sunah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menguap, yakni perintah untuk menolaknya sekuat tenaga dan menutup mulut dengan tangan.
◇ Kedua: Sepengetahuan kami, tidak ada satu pun keterangan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang tata cara khusus menutup mulut dengan tangan ketika menguap. Allahu a’lam.
Semoga dimudahkan untuk menerapkan beberapa adab tersebut. Aamiin.
Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
+966556288679
Ada beberapa doa yang dilarang oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk dipanjatkan oleh seorang muslim. Apa saja? berikut di antaranya. Selamat menyimak.
PERTAMA: Larangan Mendoakan Keburukan Bagi Diri, Keluarga Atau Harta
Mendoakan keburukan bagi diri, keluarga dan harta merupakan kebodohan. Namun anehnya terkadang seseorang melakukannya, khususnya bila ia sedang marah. Oleh karena itu, berusahalah untuk senantiasa menjaga lisan dalam setiap keadaan, terlebih pada saat sedang emosi. Jika doa keburukan dikabulkan, yang tersisa hanyalah penyesalan. Maka itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewanti-wanti kita agar tidak mendoakan keburukan bagi diri, keluarga dan harta. Beliau bersabda:
لاَ تَدْعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلاَ تَدْعُوْا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ، وَلاَ تَدْعُوْا عَلَى أَمْوَالِكُمْ، لاَ تُوَافِقُوْا مِنْ اللَّهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيْهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيْبُ لَكُمْ.
Janganlah kalian mendoakan keburukan bagi diri-diri kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan bagi anak-anak kalian, jangan pula kalian mendoakan keburukan bagi harta-harta kalian, sebab jika doa kalian bertepatan dengan waktu dikabulkannya permohonan oleh Allah maka Dia akan mengabulkan bagi kalian. (HR. Muslim)
KEDUA: Larangan Memohon Kematian Karena Musibah yang Menimpa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menasihati paman beliau, al-Abbas radhiyallahu 'anhu yang sedang sakit dan mengharap kematian. Beliau mengatakan:
يَا عَمُّ! لاَ تَتَمَنَّ الْمَوْتَ، فَإِنَّكَ إِنْ كُنْتَ مُحْسِنًا، فَأَنْ تُؤَخَّرْ تَزْدَدْ إِحْسَانًا إِلَى إِحْسَانِكَ، خَيْرٌ لَكَ، وَإِنْ كُنْتَ مُسِيْئًا فَأَنْ تُؤَخَّرْ فَتَسْتَعْتِبْ مِنْ إِسَائَتِكَ، خَيْرٌ لَكَ، فَلاَ تَتَمَنَّ الْمَوْتَ.
Wahai paman! Janganlah engkau mengharap kematian. Sebab bila selama ini engkau berbuat baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, maka itu adalah kebaikan yang ditambahkan kepada kebaikanmu dulu, dan itu baik bagimu. Bila selama ini engkau berbuat tidak baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, lalu engkau diberi kesempatan untuk bertaubat dari kesalahanmu, maka itu pun baik pula bagimu. Maka janganlah engkau mengharap kematian. (Hadis sahih riwayat Ahmad dan al-Hakim)
KETIGA: Larangan Memohon Agar Disegerakan Hukuman Di Dunia
Bisa jadi, sebagian orang karena takut hukuman di akhirat memohon kepada Allah agar disegerakan baginya hukuman di dunia. Alasannya, hukuman di dunia lebih ringan dari pada hukuman di akhirat. Ini merupakan tindakan ceroboh. Sebab hukuman itu sangat berat, bisa jadi ia tidak mampu menanggungnya.
Suatu ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menjenguk seorang yang sakit hingga badannya sangat kurus, beliau berkata kepadanya:
هَلْ كُنْتَ تَدْعُو بِشَيْءٍ أَوْ تَسْأَلُهُ إِيَّاهُ.
“Apakah engkau pernah berdoa dengan sesuatu atau memohon sesuatu kepada Allah?”
Ia menjawab: “Iya, pernah. Aku dahulu pernah berkata, Ya Allah, janganlah engkau menghukumku di akhirat, maka itu segerakan hukuman di dunia bagiku.” Mendengar ucapannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
سُبْحَانَ اللَّهِ لاَ تُطِيْقُهُ أَوْ لاَ تَسْتَطِيْعُهُ، أَفَلاَ قُلْتَ اللَّهُمَّ: آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
“Maha suci Allah! engkau tidak akan kuat atau tidak mampu menanggungnya, mengapa engkau tidak berkata, Ya Allah berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka! Lalu beliau mendoakan orang itu dan Allah memberikan kesembuhan baginya. (HR. Muslim)
KEEMPAT: Larangan Melampaui Batas Dalam Berdoa
Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu 'anhu pernah mendengar anaknya berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepadamu istana putih di sisi surga, apabila aku masuk ke dalamnya.” Lalu Abdullah berkata: “Wahai putraku, mintalah kepada Allah surga dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
سَيَكُوْنُ قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِي الدُّعَاءِ.
“Akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” (Hadis sahih riwayat Ibnu Majah)
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala mengabulkan doa-doa baik kita. Aamiin.
Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
+966556288679
Melampaui batas dalam berdoa tidak diperbolehkan. Mengapa? Sebab Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ.
Berdoalah kepada Rabb kalian dengan merendahkan diri dan suara lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. al-A’raf: 55)
♢ al-Qurthubi rahimahullah mengatakan: “Melampaui batas dalam berdoa banyak macamnya, di antaranya: mengeraskan suara dan berteriak-teriak, seorang minta sesuatu yang ia tidak berhak mendapatkannya seperti ia minta kedudukan seperti Nabi, memohon sesuatu yang mustahil, berdoa memohon suatu kemaksiatan.“ (Tafsir al-Qurthubi 7/144)
♢ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Melampaui batas dalam berdoa kadang kala dengan meminta sesuatu yang tidak boleh seperti minta pertolongan untuk melakukan kemaksiatan, terkadang pula dengan memohon sesuatu yang tidak Allah melakukannya seperti minta dikekalkan sampai hari kiamat, atau dihilangkan darinya tabiat manusia seperti kebutuhan makan dan minum, dan lain-lain di mana Allah tidak menyukai orang yang berdoa dan doanya. Contoh melampaui batas yang paling buruk ialah yang berdoa kepada selain Allah, sebab melampaui batas paling buruk adalah kesyirikan. Termasuk melampaui batas juga berdoa namun tidak merendahkan diri, siapa yang berdoa kepada-Nya tanpa menampakkan kebutuhan, rendah diri dan rasa takut maka ia telah melampaui batas.” (al-Fatawa 17/22-23)
♢ Termasuk melampaui batas, seseorang yang memohon sesuatu dan disebutkan dengan rinci. Suatu ketika Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu melihat salah satu anaknya berdoa seraya berkata, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan kenikmatannya, keindahannya, serta ini dan itunya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka, dari rantai dan belenggunya, serta ini dan itunya. Kemudian Sa’ad berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
سَيَكُوْنُ قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِي الدُّعَاءِ.
“Akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” Maka itu berhati-hatilah, jangan sampai engkau termasuk dari golongan mereka. Apabila engkau diberi surga, niscaya engkau akan diberi surga dengan segala yang ada di dalamnya. Apabila engkau diberi perlindungan dari neraka, niscaya engkau akan diberi perlindungan darinya dan dari segala keburukan yang ada di dalamnya. (Hadis sahih riwayat Ahmad dan Abu Dawud)
Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu 'anhu pernah mendengar anaknya berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepadamu istana putih di sisi surga, apabila aku masuk ke dalamnya.” Lalu Abdullah berkata: “Wahai putraku, mintalah kepada Allah surga dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
سَيَكُوْنُ قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِي الدُّعَاءِ.
“Akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” (Hadis sahih riwayat Ibnu Majah)
Semoga yang sedikit ini berfaedah dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
+966556288679