ISLAM itu indah-----ISLAM itu sempurna dan ISLAM itu rahmatan lil 'alamin-----JANGAN Hanya menilai ISLAM dari pengikut / umatnya...!-----tapi Nilai lah ISLAM dari ajarannya...!-----Pelajarilah...!-----Jika Tidak Tahu Bertanyalah Pada Ahlinya-----maka anda akan mengetahui betapa menakjubkanya Islam bagi kehidupan manusia

Sabtu, 28 Juni 2014

Kultum Ramadhan 1435 H (Bag.3)

Shalat Sunah Setelah Witir

Pertanyaan:
Bolehkah shalat setelah witir? Karena yang sering saya dengar, witir adalah penghujung shalat malam. Benarkah?

Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala
rasulillah, amma ba’du,
Pertama, dianjurkan untuk menjadikan shalat witir sebagai penghujung shalat malam.

Berdasarkan hadis dari Abdullah
bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺍﺟْﻌَﻠُﻮﺍ ﺁﺧِﺮَ ﺻَﻠَﺎﺗِﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻭِﺗْﺮًﺍ

“Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari dengan shalat witir.” (HR. Bukhari 998 dan Muslim 749).

Kedua, beberapa ulama menegasakan bahwa hadis di atas tidaklah melarang seorang muslim untuk shalat sunah setelah witir. Meningat terdapat banyak dalil yang menunjukkan boleh shalat setelah witir.

Diantaranya,
1. Hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ketika beliau menceritakan shalat malamnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ﺛﻢ ﻳﻘﻮﻡ ﻓﻴﺼﻠﻲ ﺍﻟﺘﺎﺳﻌﺔ , ﺛﻢ ﻳﻘﻌﺪ ﻓﻴﺬﻛﺮ
ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻳﻤﺠﺪﻩ ﻭﻳﺪﻋﻮﻩ, ﺛﻢ ﻳﺴﻠﻢ ﺗﺴﻠﻴﻤﺎً
ﻳﺴﻤﻌﻨﺎ , ﺛﻢ ﻳﺼﻠﻲ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﺑﻌﺪ ﻣﺎ ﻳﺴﻠﻢ
ﻭﻫﻮ ﻗﺎﻋﺪ
“Kemudian beliau bangun untuk
melaksanakan rakaat kesembilan,
hingga beliau dudu tasyahud, beliau
memuji Allah dan berdoa. Lalu beliau salam agak keras, hingga kami mendengarnya. Kemudian beliau shalat dua rakaat sambil duduk.” (HR. Muslim 746)

An-Nawawi mengatakan,

ﺍﻟﺼَّﻮَﺍﺏ : ﺃَﻥَّ ﻫَﺎﺗَﻴْﻦِ ﺍﻟﺮَّﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻓَﻌَﻠَﻬُﻤَﺎ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺑَﻌْﺪ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ;
ﻟِﺒَﻴَﺎﻥِ ﺟَﻮَﺍﺯ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓ ﺑَﻌْﺪ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮ , ﻭَﺑَﻴَﺎﻥ
ﺟَﻮَﺍﺯ ﺍﻟﻨَّﻔْﻞ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ , ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮَﺍﻇِﺐ ﻋَﻠَﻰ
ﺫَﻟِﻚَ , ﺑَﻞْ ﻓَﻌَﻠَﻪُ ﻣَﺮَّﺓ ﺃَﻭْ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﺃَﻭْ ﻣَﺮَّﺍﺕ
ﻗَﻠِﻴﻠَﺔ
Yang benar, dua rakaat yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah witir dalam posisi duduk adalah dalam rangka menjelaskan bahwa boleh shalat setelah witir, dan menjalaskan
boleh shalat sunah sambil duduk,
meskipun itu tidak beliau jadikan
kebiasaan. Namun beliau lakukan
sesekali atau beberapa kali. (Syarh
Shahih Muslim, 6:21).

2. Hadis dari Tsauban radhiyallahu
‘anhu, bahwa beliau pernah melakukan safar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bersabda,

ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺴَّﻔَﺮَ ﺟُﻬْﺪٌ ﻭَﺛُﻘْﻞٌ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﻭْﺗَﺮَ
ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓَﻠْﻴَﺮْﻛَﻊْ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ، ﻓَﺈِﻥِ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﻭَﺇِﻟَّﺎ
ﻛَﺎﻧَﺘَﺎ ﻟَﻪ
“Sesungguhnya safar ini sangat beratdan melelahkan. Apabila kalian telah witir, kerjakanlah shalat 2 rakaat. Jika malam harinya dia bisa bangun, (kerjakan tahajud), jika tidak bangun, dua rakaat itu menjadi pahala shalat malam baginya.” (HR. Ibnu Hibban 2577, Ibnu Khuzaimah 1106, Ad-Darimi 1635, dan dinilai shahih oleh Al-‘Adzami).

3. Hadis dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada Abu Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ‘Kapan kamu witir?’

‘Di awal malam, setelah shalat Isya.’
jawab Abu Bakr. Kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Umar: ‘Kapan kamu witir?’ ‘Di akhir malam.’ Jawab Umar. Lalu beliau
bersabda,

ﺃَﻣَّﺎ ﺃَﻧْﺖَ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ، ﻓَﺄَﺧَﺬْﺕَ ﺑِﺎﻟْﻮُﺛْﻘَﻰ، ﻭَﺃَﻣَّﺎ
ﺃَﻧْﺖَ ﻳَﺎ ﻋُﻤَﺮُ، ﻓَﺄَﺧَﺬْﺕَ ﺑِﺎﻟْﻘُﻮَّﺓ
“Untuk anda wahai Abu Bakr, anda
mengambil sikap hati-hati. Sementara kamu Umar, mengambil sikap sungguh- sungguh.” (HR. Ahmad 14535, Ibn Majah 1202, dan dinilai hasan shahih oleh Al-Albani).

Sementara dalam riwayat lain, Abu Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, pernah mengatakan,

ﺃﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻓﺈﻧﻲ ﺃﻧﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺍﺷﻲ ، ﻓﺈﻥ
ﺍﺳﺘﻴﻘﻈﺖ ﺻﻠﻴﺖ ﺷِﻔْﻌًﺎ ﺣﺘﻰ ﺍﻟﺼﺒﺎﺡ
“Untuk saya, saya tidur dulu, jika saya bangun, saya akan shalat 2 rakaat – 2 rakaat, sampai subuh.” (HR. Al-Atsram, disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, 2/120)

Banyak ulama juga menegaskan, boleh shalat sunah setelah witir.

Berikut beberapa keterangan mereka,
1. Ibnu Hazm mengatakan,

ﻭﺍﻟﻮﺗﺮ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺃﻓﻀﻞ . ﻭﻣﻦ ﺃﻭﺗﺮ ﺃﻭﻟﻪ
ﻓﺤﺴﻦ , ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻮﺗﺮ ﺟﺎﺋﺰﺓ , ﻭﻻ
ﻳﻌﻴﺪ ﻭﺗﺮﺍً ﺁﺧﺮ
“Witir dilakukan di akhir malam, lebih afdhal, dan jika dilakukan di awal malam, itu baik. Boleh shalat setelah witir, dan tidak boleh mengulangi witir dua kali.” (Al-Muhalla, 2/91)

2. An-Nawawi menjelaskan,

ﺇﺫﺍ ﺃﻭﺗﺮ ﺛﻢ ﺃﺭﺍﺩ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﻧﺎﻓﻠﺔ ﺃﻡ ﻏﻴﺮﻫﺎ
ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺟﺎﺯ ﺑﻼ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﻭﻻ ﻳﻌﻴﺪ ﺍﻟﻮﺗﺮ,
ﻭﺩﻟﻴﻠﻪ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻭﻗﺪ
ﺳﺌﻠﺖ ﻋﻦ ﻭﺗﺮ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
“Apabila ada orang yang telah
mengerjakan witir (di awal malam) dan dia hendak shalat sunah atau shalat lainnya di akhir malam, hukumnya boleh dan tidak makruh. Dan dia tidak perlu mengulangi witirnya. Dalilnya adalah hadis Aisyah radhiyallahu ‘anhu, ketika beliau ditanya tentang witir yang
dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam…” – kemudian An-Nawawi menyebutkan hadis Aisyah di atas. (Al- Majmu’, 4/16).

3. Ibnu Qudamah mengatakan,

ﻭﻣﻦ ﺃﻭﺗﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺛﻢ ﻗﺎﻡ ﻟﻠﺘﻬﺠﺪ
ﻓﺎﻟﻤﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳُﺼﻠﻲ ﻣﺜﻨﻰ ﻣﺜﻨﻰ ﻭﻻ
ﻳﻨﻘﺾ ﻭِﺗْﺮَﻩ . ﺭﻭﻱ ﺫﻟﻚ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ
ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﻭﻋﻤﺎﺭ ﻭﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻭﻗﺎﺹ
ﻭﻋﺎﺋﺬ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ﻭﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻭﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ
ﻭﻋﺎﺋﺸﺔ
“Siapa yang melakukan witir di awal
malam, kemudian dia bangun untuk
tahajud, dianjurkan untuk mengerjakan shalat 2 rakaat-2 rakaat dan tidak perlu membatalkan witirnya. Kesimpulan ini berdasarkan riwayat dari Abu Bakr As-Shidiq, Ammar bin Yasir, Sa’d bin Abi Waqqash, A’idz bin Amr, Ibn Abbas, Abu Hurairah, dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum.” (Al-Mughni, 2/120).

Ketiga, bagi kaum muslimin yang
hendak mengerjakan shalat sunah
setelah witir, dia tidak dibolehkan
melakukan witir lagi setelah tahajud.

Berdasarkan hadis dari Thalq bin Ali
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻻ ﻭﺗﺮﺍﻥ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ
“Tidak boleh melakukan 2 kali witir
dalam satu malam.” (HR. Ahmad 16296, Nasai 1679, Abu Daud 1439, dan dihasankan Syuaib Al-Arnauth).

Allahu a’lam

Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits
(Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com )

Ramadhan In Borneo
1 رمضان 1435 هجرية
28 Juni 2014 M
07:13

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Post